Skoliosis, Gejala dan Terapinya

Masalah pembengkokan atau melengkungnya bentuk tulang belakang dikenal sebagai kondisi skoliosis. Beberapa orang memiliki kondisi tulang belakang yang membuat tubuhnya tampak melengkung ke salah satu sisi dan membentuk siluet huruf S atau C. Pada kondisi yang parah, keluhan utama yang timbul antara lain adalah nyeri punggung.

Skoliosis umumnya ditemukan pada derajat ringan sehingga intervensi dini dapat segera dilakukan untuk mencegah perburukan. Penyebab dari kondisi ini tidak diketahui secara pasti, namun kebanyakan skoliosis dimulai sejak anak-anak, dan kebanyakan diderita oleh anak perempuan. Jika dibiarkan, lengkungan pada tulang belakang dapat memburuk seiring dengan pertumbuhan anak, karena itu diperlukan tindak lanjut sesegera mungkin setelah kondisi dideteksi.

Beberapa gejala-gejala awal scoliosis antara lain adalah sebagai berikut: 
1.Salah satu sisi bahu atau pinggul berada dalam posisi lebih tinggi dari lainnya (tidak simetris).
2.Salah satu tulang selangka terlihat lebih menonjol daripada satunya.
3.Lekuk pinggang terlihat lebih mendatar di salah satu sisi

Pada orang dewasa dengan kondisi skoliosis yang sudah berkembang, dapat timbul rasa sakit punggung dan masalah pada pernapasan. Untuk mendeteksi kondisi skoliosis, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan sinar X-ray untuk menilai posisi tulang belakang. 

Pada kondisi skoliosis ringan, tidak diperlukan perawatan apapun, hanya pengecekan ringan saja setiap 4 sampai 6 bulan. Jika terjadi perkembangan dan pemburukan kondisi, maka akan diperlukan penggunaan kerangka penyangga (brace) untuk membantu mempertahankan posisi tulang belakang terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Jika penggunaan kerangka penyangga tidak efektif, dapat dilakukan operasi untuk mengoreksi posisi tulang belakang.

Berbagai perawatan untuk kondisi skoliosis umumnya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul serta untuk meningkatkan kekuatan, kelenturan dan kebebasan bergerak pada penderita skoliosis. 

Selain itu, terapi lainnya yang harus dijalani oleh para penderita skoliosis meliputi:
1.Terapi fisik berupa peregangan untuk memperkuat otot dan menjaga kelenturan sendi.
2.Terapi berenang. Pada saat berada dalam air,  penderita dapat melakukan gerakan fisik dengan lebih ringan sehingga otot tidak terasa sakit atau mengalami tekanan.
3.Manipulasi chiropractic atau osteopathic, yang dilakukan oleh ahli osteopati untuk stabilisasi persendian pada ruas tulang belakang  dan mengurangi nyeri.

Beberapa penyesuaian gaya hidup juga dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan pada kondisi skoliosis dan pada sisi-sisi sendi yang terpengaruh. 
1.Melakukan usaha penurunan kelebihan berat badan untuk mengurangi tekanan pada sisi-sisi sendi.
2.Menggunakan korset berbentuk rangka untuk membatasi gerakan pada bagian belakang tubuh dan memastikan agar persendian tidak mengalami tekanan berlebihan. Pada usia remaja, penggunaan rangka dianjurkan dilakukan sedikitnya 18 jam per hari. Pada penderita skoliosis yang parah, korset digunakan untuk membatasi gerakan dan menghilangkan rasa sakit agar aktivitas tetap dapat berjalan seperti biasa.

Jika dengan berbagai tindakan di atas pasien skoliosis tetap mengalami rasa sakit, maka pilihan operasi adalah langkah selanjutnya. Pemulihan akan berlangsung selama 3 sampai 12 bulan setelah menjalani operasi tulang belakang. (PA)

Ditinjau oleh: dr. Nina Amelia Gunawan


0 Response to "Skoliosis, Gejala dan Terapinya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...