7 Tanda Ketergantungan Painkiller

Sedikit-sedikit jangan minum obat,  karena nanti bisa ketergantungan. Anda tentu pernah mendengar nasihat ini dari orang tua atau orang terdekat Anda. Ketika rasa sakit menyerang, obat penghilang rasa sakit atau painkiller, memang seperti jadi satu-satunya solusi. Namun,  hati-hati, jika kebiasaan minum painkiller  ini bertambah intensitas dan frekuensinya,  Anda bisa jadi mengalami ketergantungan. Ini beberapa tanda ketergantungan pain killer yang perlu Anda waspadai: 

1.Tidak pernah lepas memikirkan painkiller 
Setiap hari, yang ada di kepala Anda adalah memikirkan kapan Anda boleh mengonsumsi  obat penghilang rasa sakit lagi, atau apakah persediaan obat masih cukup. Ketergantungan secara fisik ditandai dengan adanya keinginan disertai dorongan untuk tetap meminum obat meskipun rasa sakit sudah hilang. Ini berarti tubuh telah resisten terhadap dosis awal obat, dan membutuhkan dosis tambahan. Berawal dari ketergantungan fisik, lama kelamaan berkembang menjadi menjadi kecanduan secara mental, hingga akhirnya merusak aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani.

2.Dosis yang diminum tidak sesuai dengan resep yang diberikan dokter.
Kecanduan terhadap penghilang rasa sakit membuat orang yang meminumnya mengonsumsi obat tersebut melebihi dosis yang dianjurkan. 

3.Menemui lebih dari satu dokter agar dapat menebus resep yang sama
Tujuannya untuk menambahkan suplai obat penghilang rasa sakit sebanyak mungkin, meski cara ini menyalahi aturan dokter. Selain itu, jika Anda sudah berani  berbohong pada dokter, seperti mengatakan bahwa resep Anda tak sengaja hilang, maka dapat dipastikan Anda mengalami ketergantungan obat.  

4.Anda berusaha berusaha mendapatkan obat dengan berbagai cara  
Tidak selalu dengan menemui dokter, Anda berusaha mendapatkan obat dengan cara yang lain, seperti membeli secara online,  mencuri sisa obat milik orang lain atau menebus resep obat lama. Atau mencuri obat dari kerabat yang sakit, membeli resep milik orang lain, mencuri notes resep milik dokter dan menulis resep sendiri, dan melukai diri sendiri agar dapat memperoleh obat penghilang rasa sakit. Atau yang paling parah, membeli obat terlarang.

5.Mengonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang
Awal perkenalan Anda dengan obat penghilang rasa sakit biasanya karena Anda mengalami rasa sakit. Lalu, karena merasa nyaman Anda terus menggunakannya meski tidak lagi sakit. Selain itu, jika Anda mulai merasakan adanya dorongan dan sakau terhadap obat tersebut, maka Anda sedang mengalami masalah besar.  

6.Marah dan kesal jika ada orang lain yang memperingatkan Anda mengenai bahaya kecanduan obat
Anda yang sudah kecanduan obat penghilang rasa sakit akan cenderung menanggapi masukan orang terdekat untuk berhenti sebagai sesuatu yang menyinggung perasaan dan ego Anda. 

7.Anda berubah menjadi orang lain 
Jika biasanya Anda adalah orang yang merawat diri dengan baik, sejak sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, Anda menjadi cuek terhadap kebersihan pribadi atau penampilan. Selain itu, Anda merasa lebih mudah marah dan terdapat perubahan terhadap pola makan dan pola tidur Anda. Biasanya, mereka yang kecanduan morfin atau kodein akan lebih sering tidur di tempat gelap selama berjam-jam. 

Jika berbagai gejala di atas sudah mulai terjadi, saatnya untuk meminta bantuan orang di sekitar Anda, terutama dokter. Jujurlah pada dokter dan diri sendiri bahwa Anda mengalami ketergantungan. Semakin cepat hal ini mendapatkan penanganan yang memadai, semakin diri Anda terhindar dari akibat buruk ketergantungan obat. (PA)

Ditinjau oleh:  dr. Nina Amelia Gunawan



0 Response to "7 Tanda Ketergantungan Painkiller"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...