7 Pilihan Minyak Pelarut Atsiri yang Aman Digunakan

Sebelum mengoleskan minyak atsiri (minyak esensial) langsung ke kulit atau rambut, Anda perlu terlebih dulu melarutkannya dengan minyak pembawa untuk mengurangi risiko efek samping alergi atau masalah kulit lainnya. Berikut tujuh pilihan pelarut minyak atsiri yang bisa Anda gunakan.
Read Also
Berbagai pilihan pelarut minyak atsiri yang aman digunakan
Tidak semua minyak esensial aman untuk langsung dioleskan ke kulit atau kulit kepala. Efek samping yang paling umum dari penggunaan minyak esensial adalah reaksi alergi meliputi ruam, gatal-gatal, dan kulit kemerahan. Untuk mengurangi risiko efek samping ini, Anda perlu mencampur minyak esensial dengan minyak pelarut.
Serupa dengan minyak esensial, pelarut minyak atsiri juga berasal dari minyak nabati yang diesktrak dengan cara menghancurkan tanaman asalnya. Kebanyakan minyak pembawa memiliki aroma yang ringan, atau bahkan ada yang tidak diberi wewangian sama sekali. Yang terpenting, minyak pembawa tidak akan mengurangi khasiat yang terkandung di dalam minyak esensial.
Jangan lupa, untuk menyesuaikan jenis minyak pembawa dengan tujuan perawatan Anda. Pasalnya, khasiat masing-masing minyak pembawa tidak selalu sama. Berikut beberapa pilihannya:
1. Minyak kelapa

Minyak kelapa telah dipercaya berabad-abad lamanya sebagai pelembab ataupun bahan baku pembuatan pelembab. Ternyata selain itu, minyak kelapa juga telah terbukti memiliki sifat antimikroba. Hal ini disebabkan oleh kandungan tinggi asam laurat yang merupakan asam lemak utama dalam minyak kelapa.
Bahkan, asam lemak dan polifenol yang terkandung dalam minyak kelapa juga dipercaya dapat memberi nutrisi pada kulit. Itu sebabnya, ia sering digunakan untuk pijat dan perawatan kulit, rambut, serta bibir. Minyak ini aman untuk Anda gunakan sebagai pelarut minyak atsiri ataupun langsung dioleskan sendiri.
2. Minyak jojoba

Minyak jojoba berasal dari biji tanaman jojoba, yang sebenarnya bukanlah minyak melainkan lilin dengan sifat melembabkan yang cukup kuat. Itu sebabnya, minyak jojoba dianggap mirip dengan minyak alami pada kulit.
Berkat kemiripannya dengan minyak alami kulit serta didukung oleh kandungan antiradangnya, minyak jojoba dipercaya bisa mencegah dan mengobati jerawat.
Penggunaannya pun praktis karena ia tidak menyumbat pori dan mudah menyerap di kulit, sehingga sering jadi pilihan sebagai minyak untuk mandi, pijat, dan pelembab wajah.
3. Minyak rosehip

Minyak rosehip berasal dari biji mawar yang kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan asam lemak esensial termasuk asam alfa-linolenat. Berbagai penelitian telah membutikan keampuhannya dalam mengatasi beragam masalah kulit, berkat efek antioksidan dan anti inflamasinya.
Minyak rosehip biasanya digunakan sebagai minyak pelarut atsiri untuk melembapkan kulit kering dan sebagai minyak pijat.
4. Minyak zaitun

Mungkin dari beberapa minyak yang telah disebutkan, minyak zaitun yang tidak terlalu asing di telinga Anda. Minyak zaitun dikemas dengan asam lemak dan sterol yang membuatnya bagus untuk melembabkan kulit kering. Pilihan penggunaannya pun beragam, mulai dari campuran aromaterapi, perawatan kulit, pijat, pembersih wajah, hingga perawatan rambut.
5. Minyak grape seed (minyak biji anggur)

Seperti namanya, minyak grape seed (biji anggur) berasa dari minyak biji anggur, yang merupakan hasil sampingan dari proses pembuatan anggur. Minyak ini tergolong ringan, mudah diserap kulit, dan memiliki aroma yang netral, sehingga sering digunakan sebagai minyak carrier untuk aromaterapi, pijat, dan perawatan kulit.
6. Habatussauda (minyak biji jinten hitam)

Minyak habbatussauda dihasilkan dari proses ekstraksi tanaman berbunga Nigella sativa yang berbuah jintan hitam. Minyak ini memiliki sifat antiradang yang dapat mempercepat penyembuhan kambuhnya gejala eksim dan luka bakar di kulit.
7. Minyak argan

Minyak argan kaya akan kandungan vitamin A, vitamin E, dan asam lemak tak jenuh tunggal. Jika Anda memiliki kulit kering, keriput, rambut kering, serta peradangan kulit, minyak argan bisa menjadi solusinya.
Bagaimana cara menggunakan minyak pelarut atsiri?
Meksipun sebagian besar minyak pembawa tidak menyebabkan reaksi alergi, tapi penting bagi Anda untuk melakukan uji tempel pada kulit terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
Caranya dengan mengoleskan sedikit minyak pembawa di pergelangan tangan atau di bawa telinga, lalu diamkan selama 24 jam. Jika tidak terjadi iritasi, tandanya minyak tersebut aman untuk digunakan.
Sebelum mulai mengencerkan minyak pembawa dengan minyak esensial, penting untuk mengikuti pedoman dari National Association for Holistic Aromatherapy, yaitu:
Untuk bayi dan anak-anak
- 0,5-1 persen pengenceran: 3 sampai 6 tetes minyak esensial per satu ons minyak pelarut.
Untuk dewasa
- 2,5 persen pengenceran: 15 tetes minyak esensial per satu ons minyak pembawa. (Direkomendasikan untuk orang dewasa yang sehat).
- 3 persen pengenceran: 20 tetes minyak esensial per satu ons minyak pembawa. (Direkomendasikan untuk mengobati masalah kesehatan sementara, seperti nyeri otot atau cedera).
- 5 persen pengenceran: 30 tetes minyak esensial per satu ons minyak pembawa.
- 10 persen pengenceran: 60 tetes minyak esensial per satu ons minyak pembawa.
Usahakan untuk selalu menyimpan pelarut minyak atsiri di tempat yang sejuk dan gelap. Perhatikan juga untuk menyesuaikan kondisi kulit dengan minyak pembawa. Bila kemudian terjadi iritasi kulit, kurang jumlah pengenceran atau hentikan pemakaian.
0 Response to "7 Pilihan Minyak Pelarut Atsiri yang Aman Digunakan"
Post a Comment