5 Dongeng Terbaik untuk Anak Umur 1-3 Tahun

5 Dongeng Terbaik Anak Umur 1-3 Tahun
huffingtonpost.com

Apa kegiatan Si Kecil sebelum tidur? Apa Mama sudah pernah mencoba membacakan atau menceritakan dongeng pada Si Kecil sebelum tidur?

Membacakan dongeng, selain membiasakan anak untuk rajin membaca, juga dapat menjadi salah satu alternatif jika anak Mama sulit tidur karena kebiasaan mengedot atau mengempeng. Hal ini bisa menjadi salah satu cara pengalihan yang bisa Mama coba.

Pilihan dongeng, juga sebaiknya disesuaikan dengan umur Si Kecil. Jangan pilih cerita yang rumit, karena pada umur 1-3 tahun biasanya anak belum dapat menangkap cerita yang kompleks karena keterbatasan bahasa mereka.

Carilah dongeng-dongeng dengan cerita sederhana, dan usahakan buku dongeng yang Mama bacakan lebih banyak mengandung unsur gambar dibanding tulisan ya.

Akan lebih baik juga jika Mama sambil melakukan gerakan atau mimik muka sesuai cerita, supaya Si Kecil dapat lebih memahami dan tertarik dengan ceritanya.

Berikut Popmama.com berikan 5 rekomendasi cerita dongeng yang menarik untuk dibacakan pada anak umur 1-3 tahun.

1. Si Kelinci yang Sombong dan Kura-kura

1. Si Kelinci Sombong Kura-kura
bencourneyaillustrations.blogspot.co.id

Dongeng ini menceritakan tentang Kelinci yang sombong, yang merasa dirinya adalah binatang dengan kemampuan berlari paling cepat. Karena kesombongannya, suatu hari ia menantang kura-kura temannya untuk beradu lomba lari.

Kura-kura yang rendah hati, menerima ajakan Si Kelinci, tanpa tahu maksud jelek di belakangnya. Si Kelinci yang sudah yakin sekali menang, sangat bersemangat dan mengabarkan ke seluruh hutan jika ia akan mengikuti lomba lari dengan kura-kura. Dengan sombongnya ia menyuruh seisi hutan untuk melihat kemenangannya.

Pada hari perlombaan, seperti yang sudah dibayangkan, Kelinci melesat dengan cepat di awal. Sedangkan kura-kura yang berjalan lambat dengan santainya terus berlari sebisa mungkin mengejar kelinci.

Mendekati garis finish, Kelinci yang sombong memutuskan untuk tertidur sejenak di bawah pohon, karena yakin sekali kura-kura tidak akan mungkin menyusulnya.

Namun ternyata, Kelinci tertidur pulas lebih lama dari yang ia rencanakan dan kura-kura pun menyusul serta memenangkan lomba.

Pesan dari cerita ini adalah tidak boleh meremehkan kemampuan siapa pun, juga harus tekun jika ingin memperoleh kemenangan.

2. Singa dan Tikus

2. Singa Tikus
kathakids.com

Suatu hari seekor tikus melakukan kejahilan pada seekor singa. Dengan sengaja, tikus membangun si Singa. Tak disangka, Singa sangat marah dan menangkap Si Tikus yang hendak memakannya. Namun, si Tikus menangis memohon supaya Singa memaafkannya.

Dengan berbesar hati, Singa pun memaafkan dan melepaskan Si Tikus. Tikus sangat berterima kasih dan berjanji akan membalas kebaikan Singa suatu hari nanti.

Beberapa hari kemudian, Singa tertangkap jerat yang dipasang oleh para pemburu. Singa sangat ketakutan akan dibunuh.

Ia menangis semalaman. Mendengar tangis Singa, Tikus menghampiri dan melihat Singa sudah diam di dalam jerat tak berdaya.

Teringat akan kebaikan Singa, Tikus pun membantu melepaskan Singa dengan cara menggerogoti jaring tersebut hingga putus. Singa pun terbebas. Sejak saat itu, Singa dan Tikus pun menjadi teman baik.

Pesan dari cerita ini, jangan pernah melupakan kebaikan orang lain dan jangan sungkan untuk membalas kebaikan itu.

3. Si Kancil dan Kawanan Buaya

3. Si Kancil Kawanan Buaya
pustaka-dongeng.blogspot.co.id

Kancil, merupakan binatang yang terkenal cerdik di hutan. Suatu hari, Kancil ingin menyebrangi sungai dan mencari makanan di daratan sebelah sungai.

Namun, ternyata jembatan yang biasa dipakai untuk menyebrang rusak terkena badai tadi malam. Kancil yang kebingungan tiba-tiba memiliki ide.

Ia mencari Pak Buaya yang terkenal galak dan kejam. Dengan takut-takut dia mendekati Pak Buaya. Tak disangka Pak Buaya yang melihat Kancil langsung menerkam kaki Si Kancil.

Kancil berteriak kaget, "Pak Buayaa.... tolong jangan makan saya sekarang.... tolong"

Si Buaya berhenti mengigit Si Kancil, katanya "Kenapa memangnya? Saya sangat lapar. Dan kamu terlihat enak sekali."

"Beri saya waktu beberapa jam untuk menggendutkan tubuh saya terlebih dahulu, supaya daging saya lebih banyak, dan Pak Buaya bisa lebih puas memakannya," mohon Si Kancil pada Buaya.

"Tidak, kamu pasti mau menipuku dan melarikan diri," tolak Buaya.

"Saya berjanji pak, selagi saya membesarkan badan, bapak bisa panggil teman-teman yang lain juga untuk menyantap saya. Tentu tubuh saya akan semakin besar dan bisa dibagi-bagikan pada teman-teman bapak. Namun saya harus mencari makanan di seberang. Karena makanan di daerah sini sudah sangat sedikit, saya tidak bisa menggendut disini. Ada berapa banyak teman yang bapak punya?" tanya Kancil.

"Banyak sekali" ujar Buaya.

"Kalau begitu coba panggil semuanya dan minta mereka berjajar supaya saya bisa menghitungnya. Jadi saya tahu akan dibagi berapa badan saya, setelah saya gemuk nanti" kata Si Kancil lagi pada Buaya.

Buaya dengan polosnya menuruti Kancil dan memanggil semua temannya, dan memintanya berjajar supaya Kancil bisa menghitung. Setelah semua berkumpul, dan berjajar, Kancil menaiki satu per satu buaya-buaya itu sambil menghitungnya. Kancil terus menjajaki buaya hingga ke sebrang sungai, dan kemudian berlari secepat mungkin untuk menghindari kawanan buaya, sebelum ia menjadi santapan.

Buaya-buaya itu merasa sangat bodoh, dan menyadarinya jika mereka hanya ditipu dan diperdaya oleh Kancil. Sedangkan Kancil? Dia berhasil menyebrang dan tidak dijadikan santapan buaya-buaya itu.

4. Kawanan Semut dan Belalang

4. Kawanan Semut Belalang
kiddingspace.in

Di suatu hari yang panas, seekor belalang duduk di atas pohon sambil menyanyi dan meminum air dingin.

Di hadapannya terlihat kawanan semut sedang sibuk mengangkat bahan-bahan makanan dari tempat satu ke tempat yang lain.

Sambil bersantai, Belalang menyindir kawanan semut-semut itu.

Sungguh semut-semut yang aneh, di hari sepanas ini, masih saja bekerja. Lebih baik seperti aku, bersantai-santai sambil minum air dingin, berteduh di bawah rindangnya pohon. "Hai semut-semut, bergabunglah bersamaku! Bersantailah dulu sejenak!"

Salah satu dari semut itu menjawab "Kami harus mengumpulkan makanan wahai Belalang. Kalau kami tidak mengumpulkan makanan sekarang, kami akan kelaparan di musim dingin nanti. Lebih baik kamu juga mengumpulkan makananmu dibandingkan bersantai seperti itu."

"Hah, buat apa kumpulkan makanan dari sekarang. Musim dingin masih sangat lama, aku masih punya banyak waktu untuk mengumpulkan makanan. Lebih baik aku sekarang bersantai saja," ujar Belalang tanpa mengindahkan ucapan semut.

Namun, Si Belalang terus menerus santai dan tidak berusaha untuk mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Benar saja, saat musim dingin tiba, salju tebal melapisi seluruh daerah, sehingga Belalang tidak mendapatkan satu makanan pun.

Ia menangis meratapi nasibnya yang hanya bersantai tidak mengumpulkan makanan selama musim panas. Akibatnya sepanjang musim dingin, Belalang hidup dengan kelaparan. Sedangkan kawanan semut, berpesta pora dengan makanan yang ia kumpulkan selama musim panas.

5. Kisah pohon apel

5. Kisah pohon apel
i.ytimg.com

Suatu masa, terdapat sebuah pohon apel yang sangat besar, rimbun, dan banyak sekali berbuah apel yang manis dan berwarna merah. Seorang anak kecil senang sekali main di sekitar pohon itu.

Namun beranjak semakin besar anak kecil sudah tidak lagi bermain di sekitar pohon, dan membuat Si Pohon Apel bersedih.

Suatu hari Si Anak kecil yang sudah tumbuh remaja datang ke tempat Pohon Apel. Hai anak muda kemarilah bermain-main di sekelilingku kata Si Pohon Apel.

Aku tidak sempat bermain, aku kelaparan, tidak punya uang, dan aku tidak tahu harus berbuat apa ucap Si Anak. Kalau begitu ambillah semua buahku, dan juallah di pasar tawar Si Pohon Apel.

Si Anak senang sekali, mengambil semua pohon apel dan menjualnya di pasar hingga ia bisa mendapatkan uang.

Lama Si Anak tidak datang lagi dan membuat Si Pohon Apel kesepian kembali. Beberapa tahun setelahnya Si Anak kembali, dan pohon apel senang sekali.

Hai anak muda, kemarilah dan bermain di sekitarku kata Si Pohon Apel.

Aku tidak punya waktu bermain, rumahku habis kebakaran, dan aku serta anak istriku tidak memiliki rumah lagi sekarang, ujar Si Anak sedih.

Kalau begitu potong saja bahanku untuk dijadikan rumahmu ucap Si Pohon Apel. Si Anak gembira luar biasa dan langsung memotong habis batang pohon hanya menyisakan sedikit batang serta akarnya.

Bertahun-tahun lamanya Si Anak tak kembali lagi. Si Pohon Apel benar-benar merasa kesepian. Namun suatu hari si anak kembali lagi, wajahnya sudah tua, tubuhnya sudah bungkuk.

Namun Si Pohon Apel masih tetap mengenalinya. Apa lagi yang kau butuhkan nak? Aku sudah tidak memiliki apa-apa. Buahku sudah habis, batangku pun sudah kau tebang.

Aku hanya memiliki akar saat ini ucap Si Pohon Apel. Aku hanya membutuhkan tempat beristirahat untuk tempat tinggal abadiku. Dan aku memilih tempat ini di dekatmu.

Karena kamu adalah teman terbaikku ungkap Si Anak. Pohon apel senang sekali mendengarnya. Si Anak yang sudah menjadi kakek-kakek itu pun meninggal dan dikuburkan di dekat pohon apel itu.

Related Posts

0 Response to "5 Dongeng Terbaik untuk Anak Umur 1-3 Tahun"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...