Fakta Baru Vaksin Anak

Fakta Baru Vaksin Anak

T: Anak saya sudah mendapat vaksin, artinya ia 100% akan terbebas dari penyakit?
J: Imunisasi
tidak menjamin seseorang akan terbebas 100% dari penyakit, namun
Imunisasi merangsang tubuh membentuk antibodi hingga 99%. Karena itu,
jika anak masih terkena penyakit, maka penyakitnya akan lebih ringan dan
tidak akan membahayakan nyawa.

T: Saya sudah memilih vaksin DPT yang tidak menyebabkan demam, tapi mengapa tetap demam?

J: Vaksin
DPT yang tidak menyebabkan demam dikenal dengan sebutan vaksin DPT
aseluler, karena tidak semua sel kuman diambil untuk dijadikan vaksin
pertusis, melainkan hanya beberapa bagian dari selaput sel tersebut.
Sebagai perbandingan, kemungkinan timbul demam dengan suhu 38 derajat
celcius akibat DPT biasa adalah 40-60%. Sementara kemungkinan timbulnya
demam akibat DPT aseluler hanya sekitar 9% dan kemungkinan anak
mengalami demam hingga di atas 39,5 derajat Celcius, hanya 0,2%.
Sedangkan pada vaksin DPT biasa bisa kemungkinan anak mengalami demam
dengan suhu di atas 39,5 derajat Celcius sekitar 2% atau 10 kali lipat.
Jadi kemungkinan terjadinya demam tetap ada, hanya saja dengan
persentase yang lebih kecil.

T: Beberapa dokter menyuntikkan vaksin di bagian tubuh yang berbeda walaupun vaksinnya sama. Apakah ada perbedaan kekebalan?
J: Pemilihan
lokasi penyuntikan vaksin berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain
tebal otot atau lemak. Tujuannya, untuk mendapatkan kekebalan optimal,
cidera yang minimal pada jaringan, pembuluh darah, dan saraf di
sekitarnya, serta memperkecil kemungkinan rasa tidak nyaman pada anak.
Perbedaan tempat penyuntikan tidak menimbulkan perbedaan kekebalan,
asalkan kedalaman penusukan jarum atau jaringan yang disuntik vaksin
sesuai dengan ketentuan untuk setiap jenis vaksin.

T: Jika pemberian vaksin terlambat, apakah masih dapat dilakukakan?
J: Pada
beberapa kejadian, dapat terjadi penyimpangan jadwal (terlewat)
misalnya karena lupa atau karena anak sakit. Apabila jadwal vaksinasi
terlewat tidak perlu diulang. Konsultasikan dengan dokter anak untuk
segera melengkapinya. Dokter mungkin akan melakukan tindakan kejar
imunisasi, memberikan vaksin kombinasi, atau melakukan pemberian
beberapa jenis imunisasi pada saat yang sama, tergantung yang paling
sesuai dengan keadaan dan usia anak saat itu.

T: Bahayakah jika vaksin yang sama diberikan dua kali?

J: Bila
pemberian diberikan dua kali dalam waktu dekat, titer antibodi yang
terbentuk tidak akan mengalami peningkatan yang bermakna atau dengan
kata lain tidak akan membuat anak menjadi lebih kebal. Secara umum
kejadian tersebut tidak berbahaya dan jarang menimbulkan efek samping.

T: Setelah imunisasi, anak saya mengalami demam dan nyeri. Apakah ini berbahaya bagi kesehatannya?
J: Keluhan
tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan, bahkan sebagian besar anak
mengalaminya. Pada umumnya keluhan akan hilang dalam beberapa hari. Jika
anak mengalami efek tersebut pascaimunisasi, Anda dapat memberinya obat
penurun panas atau kompres dengan air hangat. Namun jika keluhan tak
kunjung hilang, segera konsultasi dengan dokter. Ada kemungkinan anak
terjangkit penyakit lain namun bukan dari vaksin.

T: Apakah vaksin IPD penting untuk diberikan pada anak saya?
J: Vaksin IPD penting bagi anak karena dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri tipe Pneumococcus atau Streptococcus pneumonia, seperti radang paru, radang selaput otak dan infeksi bakteri pada darah.

T: Vaksin apa saja yang harus diberikan kepada anak sebelum bepergian keluar negeri?

J: Jenis travel diseases yang berbahaya yaitu typhoid, tuberculosis, hepatitis, HIV/AIDS, Japanese encephalitis, meningitis, malaria, influenza, yellow fever,
dan tetanus. Salah satu upaya pencegahan primer yang bisa dilakukan
melalui pemberian vaksin minimal dua minggu sebelum keberangkatan.
Sebab, kekebalan tubuh yang terbentuk setelah melakukan vaksinasi baru
akan terbentuk kurang lebih dua minggu setelah imunisasi dilakukan.

T: Benarkah saat akan divaksinasi, kondisi anak harus sehat?

J: Hal
ini tergantung dari seberapa parah sakit yang diderita anak. Sebagian
besar dokter menyarankan untuk menunda vaksinasi jika anak mengalami
demam lebih dari 38 derajat celsius, flu atau infeksi serius lainnya.
Hal ini karena pemberian vaksin yang berisi kuman hidup atau sudah
dilemahkan berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap
penyakit tersebut. Jika anak sedang sakit, maka kemungkinan antibodi
yang terbentuk di dalam tubuh menjadi kurang maksimal. Tapi jika anak
hanya mengalami flu ringan, maka tidak perlu menundanya.

T: Apa dampaknya jika anak tidak mendapat imunisasi yang lengkap?

J: Alasan
dokter memberikan imunisasi secara bertahap  adalah untuk mengikuti
kemampuan tubuh anak dalam menerima vaksin yang diberikan. Pasalnya
setiap vaksin memiliki efek samping. Untuk jangka pendek, vaksin yang
diberikan paling awal masih bersifat aman. Namun dalam jangka panjang
ternyata dapat berbahaya bagi tubuh anak. Itulah mengapa anak diberikan
rangkaian vaksin kedua, ketiga, dan seterusnya untuk memperpanjang
khasiat vaksin sekaligus menghilangkan efek samping dari vaksin
sebelumnya. Jika Anda tak melengkapi rangkaian imunisasi, bukan tak
mungkin kesehatannya justeru terancam akibat efek samping yang tak
berhasil dieliminasi.

T: Bagaimana cara mengetahui apakah antibodi si kecil pascaimunisasi sudah terbentuk?
J: Antibodi
pada tubuh yang dihasilkan oleh vaksin akan berbeda-beda waktunya. Bagi
anak yang stamina tubuhnya baik, antibodi akan terbentuk setelah 10
hari. Sebaliknya, bagi yang kondisi tubuhnya sedang kurang baik, akan
terbentuk sekitar tiga minggu. Namun pada umumnya, rata-rata antibodi
sudah terbentuk dua minggu pascaimunisasi.

T: Setelah anak mendapat vaksin polio oral, bolehkah langsung diberi ASI?

J: ASI
dapat diberikan segera setelah imunisasi polio oral dilakukan. ASI yang
diproduksi dalam 1 minggu pertama (kolostrum) mengandung antibodi
dengan titer tinggi yang justeru dapat mengikat vaksin polio oral,
sehingga akan meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit polio.

T: Anak saya alergi, apakah boleh divaksin?

J: Vaksinasi
dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit asma, eksim dan
pilek. Tetapi Anda harus sangat berhati-hati jika anak alergi berat
terhadap telur. Jika riwayat reaksi terhadap telur seperti pembengkakan
mulut atau tenggorok, kesulitan bernapas, mengi, penurunan tekanan darah
atau syok, itu merupakan indikasi kontra untuk vaksin influenza, demam
kuning dan demam Q. Sedangkan untuk vaksin MMR boleh diberikan tapi
dengan pengawasan.

T: Apakah kandungan dalam vaksin dapat menimbulkan alergi?
J: Reaksi
alergi yang timbul pada umumnya bukan karena kandungan vaksinnya
melainkan akibat dari kesalahan teknik dalam proses pembuatan, pengadaan
dan distribusi, kesalahan prosedur serta teknik pelaksanaan imunisasi.
Reaksi alergi pascaimunisasi dapat terjadi akibat protein telur -yang
terkandung pada vaksin campak, gondong, influenza, dan yellow fever-,
antibiotik atau bahan kandungan neomisin dan merkuri.

T: Bagaimana cara untuk mengetahui masa kadaluarsa vaksin?
J: Masa
kadaluarsa vaksin ditentukan oleh pabrik pembuat vaksin yang umumnya
berlangsung sekitar satu hingga tiga tahun setelah proses pembuatan.
Anda dapat meminta dokter menunjukkan kemasan vaksin sebelum
memberikannya pada anak. Jika pada kemasan tercantum tanggal, bulan dan
tahun, misalnya 26 Januari 2012, berarti vaksin boleh digunakan hingga
26 Januari 2012. Jika vaksin yang dipergunakan adalah vaksin kombinasi,
yang mempunyai masa kadaluarsa berbeda, maka masa kadaluarsa yang harus
digunakan adalah yang terpendek.

T: Mengapa jadwal imunisasi di beberapa dokter atau rumah sakit berbeda-beda?
J: Perbedaan
jadwal imunisasi pada kurun waktu yang berbeda di beberapa dokter
antara lain karena sumber rujukan yang berbeda, adanya pergeseran
epidemiologi penyakit tertentu, adanya modifikasi untuk memudahkan
orangtua, atau pertimbangan khusus berdasarkan keadaan bayi dan anak
pada saat itu. Apabila diamati lebih teliti, jadwal yang seolah
berbeda-beda tersebut umunya masih berada di rentang usia jadwal yang
dianjurkan oleh Program Pengembangan Imunisasi maupun Satgas Imunisasi
PP IDAI.

KONSULTASI: Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp. A(K), Ketua Satgas Imunisasi IDAI.

0 Response to "Fakta Baru Vaksin Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...