Ketika Anda, Sebagai Orang Tua, Sakit Keras

loading...

Tidak mudah bagi anak untuk berdamai dengan situasi ketika salah satu orang tuanya sakit keras. Mereka akan ketakutan, merasa tidak pasti akan banyak hal, menangis, marah atau menjadi lebih rewel. Apa yang harus Anda dan pasangan lakukan untuk membantu anak melewati masa-masa sulit saat orang tuanya terbaring lemah di tempat tidur? Simak tip dari Renee Dominguez, Ph.D., psikolog klinis dan salah satu direktur Chicago Child Trauma Center  La Rabida Children's Hospital. 

Beri informasi yang tepat
Jangan menyembunyikan informasi mengenai sakit yang Anda alami. Jika Anda merahasiakannya, anak akan membuat asumsi-asumsi yang menakuti dirinya sendiri. Memberi informasi yang tepat akan membantu anak beradaptasi terhadap situasi. Untuk anak yang usianya masih sangat  muda, katakan,"Ayah atau ibu sakit dan akan pergi ke dokter supaya bisa sembuh." Lalu jelaskan bahwa penyakit Anda tidak sama dengan pilek atau batuk yang biasa dia alami. 

Untuk anak yang sudah lebih besar, Anda bisa menyampaikan info yang lebih detil seperti nama penyakit dan gejala yang Anda rasakan. Jawablah pertanyaan yang diajukan anak sebaik dan setenang mungkin.

Hargai emosi anak
Anak Anda akan mengalami berbagai macam emosi ketika tahu orang tuanya sakit parah. Biarkan mereka tahu bahwa itu wajar dan kadang anggota keluarga yang lain termasuk Anda merasakannya. "Kadang ada anak yang menyalahkan diri atas sakit orang tuanya, beri mereka pengertian bahwa pikiran itu tidak benar dan bahwa penyakit kadang datang tanpa ada kaitannya dengan perbuatan orang lain,," kata Tamar Chansky, Ph.D., psikolog klinis dan penulis buku Freeing Your Child from Anxiety: Powerful, Practical Solutions to Overcome Your Child's Fears, Worries, and Phobias. 

Hati-hati mengucap janji

Pastinya Anda ingin terlihat seoptimis mungkin di depan anak dan itu bagus. Tapi jangan memberi janji yang belum tentu bisa Anda penuhi seperti "Ibu berjanji akan segera sembuh dan pulang ke rumah." Alih-alih demikian, lebih baik katakan, "Ayah, ibu dan dokter akan berusaha supaya ibu sembuh." Demikian juga ketika anak bertanya apakah Anda akan meninggal. Daripada menjawab, "Tidak" lebih bijak katakan, "Semua orang akan berusaha yang terbaik itu tidak terjadi."

Jaga rutinitas, tetap awasi anak-anak
Anak butuh kestabilan agar merasa tenang dan aman. Mereka tetap perlu sekolah, makan, kadang jalan-jalan ke mal seperti dulu ketika kedua orang tuanya masih sehat. Karena Anda sakit maka tentu perlu bantuan. Kumpulkanlah keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat Anda untuk membantu mengurusi hal itu. Mungkin saudara atau teman bisa sesekali mengajakserta anak Anda ketika mereka ada jadwal ke mal atau menonton film bersama keluarganya atau membantu menjemput anak Anda dari sekolah. Pastikan anak Anda sudah dapat menerima kehadiran mereka terlebih dulu. 

Jaga komunikasi

Read Also

Saat Anda harus terbaring lama di rumah sakit, frekuensi bertemu anak akan menjadi tidak sesering dulu. Anak-anak yang masih kecil bisa merasa asing dengan orang tuanya sendiri karena hal ini. Itu sebabnya sangat penting untuk tetap menjaga kedekatan. Selain jadwal kunjungan rutin, Anda juga bisa mengandalkan teknologi dalam hal ini. Berteleponlah sesering Anda bisa, lakukan panggilan video, rekam suara Anda untuk didengar anak-anak di rumah, minta anak menyanyi sambil merekam suaranya agar bisa jadi penghibur Anda di rumah sakit dan lain sebagainya.

Membeli sebuah buku untuk dijadikan catatan harian bersama juga ide yang bagus. Anda, pasangan, anak-anak bisa mengisinya bersama, berbagi pengalaman, pikiran dan perasaan bersama. Ini akan membuat anggota keluarga tetap terkoneksi dan saling memahami satu sama lain. Jika anak belum bisa menulis, dia bisa mengungkap perasaannya lewat gambar. 
Terakhir, jangan segan minta bantuan psikolog jika Anda tahu bahwa walau sudah diupayakan agar kehidupan tetap normal, anak mengalami kesulitan beradaptasi dan menunjukkan gejala sulit tidur, nafsu makan berubah drastis atau anak menjadi agresif. (LT)

Ditinjau oleh: dr. Deffy Laksani Anggar Sari


loading...

Related Posts

0 Response to "Ketika Anda, Sebagai Orang Tua, Sakit Keras"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel