Terapi Chiropractic dan Risikonya

Terapi chiropractic sebenarnya bukan hal  baru di dunia medis. Namun, saat dugaan malapraktik merebak lantaran terapi ini menelan korban jiwa, banyak orang mulai waspada dengan terapi ini. 

Sebenarnya chiropractic termasuk terapi yang aman asalkan dilakukan oleh seorang spesialis yang sudah berpengalaman dan memiliki lisensi yang disebut sebagai chiropractors. Terapi chiropractic  menggunakan tangan atau alat kecil untuk membantu mengontrol tarikan mendadak di sendi-sendi tulang belakang yang krusial dan menyimpan banyak saraf. 

Tujuan dari prosedur yang juga disebut sebagai spinal manipulation ini  adalah untuk memperbaiki posisi dari struktur tulang belakang dan memperbaiki fungsi fisik tubuh seseorang.

Biasanya, terapi chiropractic akan dilakukan pada mereka yang mengalami keluhan sakit pada punggung bagian belakang, sakit pada leher dan sakit kepala yang tak kunjung reda. Komplikasi serius akibat terapi chiropractic sebenarnya jarang terjadi, namun saat terjadi, komplikasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya:

1.Hernia pada lempengan tulang belakang
2.Memburuknya kondisi hernia pada lempengan tulang belakang.
3.Saraf yang terjepit pada bagian tulang belakang agak ke bawah, yang disebut sebagai cauda equina syndrome
4.Stroke akibat terputusnya arteri vertebralis yang dapat terjadi setelah dilakukan manipulasi pada leher

Karena berisiko, terapi chiropractic sendiri tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh mereka yang memiliki kondisi osteoporosis serius, memiliki gejala mati rasa atau kesemutan hingga tangan dan kaki yang terasa lemas, kanker tulang belakang, risiko stroke yang tinggi, serta adanya ketidakstabilan pada tulang belakang.

Sebelum menjalani chiropractic, tidak ada persiapan tertentu yang perlu dilakukan, namun mungkin akan diperlukan pertemuan dengan chiropractor yang lebih dari sekali. Berkonsultasilah terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa sering Anda harus mengunjungi chiropractor untuk menyesuaikan jadwal. 

Pada kunjungan pertama, chiropractor biasanya akan bertanya beberapa pertanyaan mengenai riwayat kesehatan Anda dan akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di bagian tulang belakang. Selain itu, sangat mungkin akan diadakan pemeriksaan dan tes pemindaian seperti dengan X-ray.

Saat prosedur chiropractic dilakukan, chiropractor Anda biasanya akan memposisikan Anda ke dalam posisi tubuh tertentu yang menargetkan area spesifik di tulang belakang yang bermasalah. Seringkali, posisinya adalah bertumpu pada tubuh bagian depan Anda di atas meja khusus prosedur chiropractic. 

Selanjutnya  Chiropractor  akan menggunakan tangan mereka untuk melakukan hentakan mendadak pada sendi tulang belakang, mendorongnya melampaui gerakan maksimal melebihi yang biasa dilakukan oleh tubuh Anda. Anda mungkin dapat mendengar suara meletup atau berderak saat chiropractor melakukan prosedur perawatan.

Terapi tambahan yang dapat dilakukan setelah prosedur chiropractic berlangsung biasanya dapat berupa kompres es atau kompres panas, pemijatan, peregangan tubuh, stimulasi dengan aliran elektrik, latihan fisik dan program penurunan berat badan. Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah prosedur ini cukup beragam, mulai dari sakit kepala, rasa lelah, dan sakit pada bagian tubuh yang menjalani prosedur. 

Meski demikian, sebelum Anda memutuskan untuk menjalani chiropractic, perhatikan terlebih dahulu situasi medis yang sedang Anda alami. Jika memang dibutuhkan, lakukan chiropractic. Namun, jika setelah melakukannya kondisi Anda tidak juga membaik, maka artinya pengobatan chiropractic ini memang kurang sesuai untuk kondisi Anda. (PA)

Ditinjau oleh: dr. Siti Anita 


0 Response to "Terapi Chiropractic dan Risikonya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...