Kenali Gejala Alergi Obat Pada Anak dari Ringan Hingga Parah
Apakah anak Anda memiliki alergi obat? Pertanyaan tersebut mungkin sering Anda dengar dari dokter sebelum ia meresepkan obat tertentu. Ini karena tubuh anak cenderung lebih sensitif dengan obat-obatan daripada orang dewasa. Salah-salah minum obat, si kecil dapat mengalami reaksi alergi berlebihan dalam tubuh yang bisa membahayakan kesehatannya. Lantas, bagaimana cara mengenali gejala alergi obat pada anak? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu alergi obat?
Alergi obat adalah bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap obat-obatan tertentu yang dikonsumsi. Bentuk alergi obat bisa bermacam-macam, mulai dari alergi ringan hingga berat, tergantung pada kandungan obatnya.
Anak-anak atau orang berusia muda cenderung lebih sensitif dengan obat-obatan daripada orang dewasa. Misalnya saja, beberapa antihistamin (antialergi) cenderung menyebabkan kantuk yang berlebihan pada anak-anak dan remaja daripada orang dewasa.
Waktu timbulnya gejala alergi obat pun berbeda-beda. Beberapa orang mungkin langsung menunjukkan reaksi alergi sesaat setelah minum obat, sementara yang lainnya mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun, gejala alergi obat rata-rata bermunculan antara 1 sampai 2 jam setelah mengonsumsi obat tertentu.
Tanda dan gejala alergi obat pada anak
Tanda dan gejala alergi obat pada setiap anak berbeda-beda, tergantung seberapa kuat sistem kekebalan tubuhnya dalam merespon alergi. Namun, gejala alergi obat pada anak secara umum adalah sebagai berikut:
- Bintik dan area merah di wajah, bahu dan dada: disebabkan oleh kortikosteorid, vitamin B2, B6, atau B12
- Kulit merah dan bersisik: disebabkan oleh antibiotik yang mengandung sulfa, penicillin, atau hidantoin
- Ruam merah atau keunguan pada area kulit yang sama: disebabkan oleh antibiotik yang mengandung sulfa, tetracycline, atau phenolphthalein
- Benjolan merah: disebabkan oleh aspirin, penicillin, atau antibiotik yang mengandung sulfa
- Bintik merah mirip campak: disebabkan oleh antibiotik yang mengandung sulfa, ampicillin, atau analgesik
- Ruam keunguan pada kulit (terutama kaki): disebabkan oleh obat antikoagulan dan diuretik
- Kulit melepuh atau ruam pada mulut, vagina, atau penis: disebabkan oleh antibiotik yang mengandung sulfa, antibiotik jenis lain, NSAID, atau penicillin
Anak yang mengalami alergi obat dapat menunjukkan reaksi tubuh yang serius hingga fatal yang mengancam nyawa. Hal ini disebut sebagai syok anafilaktik. Maka itu, segera temui dokter jika si kecil mengalami gejala alergi obat sebagai berikut:
- Mual
- Muntah
- Sesak napas
- Sakit di tenggorokan atau dada
- Pingsan
Bagaimana cara mengatasi gejala alergi obat pada anak?
American College of Allergy, Asthma, and Immunology (ACAAI) mengungkapkan bahwa alergi obat cukup sulit untuk didiagnosis. Ini karena alergi obat penicillin, misalnya, hanya dapat didiagnosis melalui tes kulit. Sementara itu, gejala alergi obat lainnya cenderung mirip dengan gejala penyakit lainnya sehingga sulit dibedakan.
Penanganan alergi obat pada anak berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan gejala, usia, dan kondisi kesehatan anak secara umum. Cara termudah untuk mengatasinya adalah dengan berhenti minum obat penyebab alergi atau dengan minum obat lain yang bisa membantu meredakan gejala alergi.
Beberapa obat yang dapat membantu mengatasi gejala alergi obat pada anak adalah sebagai berikut:
- Kortikosteroid
- Antihistamin
- Epinefrin, untuk reaksi alergi yang parah (syok anafilaksis)
Jika gejala alergi tidak lekas hilang, maka segera konsultasikan ke dokter anak kepercayaan Anda. Dokter mungkin akan melakukan tes kulit atau tes darah untuk mendeteksi penyebab alergi dan jenis pengobatan yang tepat.
0 Response to "Kenali Gejala Alergi Obat Pada Anak dari Ringan Hingga Parah"
Post a Comment