Mengenal Penyakit Lupus
Hampir 90 persen penderita Lupus adalah wanita dan sebagiannya mendapat gejala pertama waktu mereka masih anak-anak, menurut data dari American Lupus Foundation. Lupus adalah penyakit kronis di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan menyerang jaringan normal di dalam tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, sel-sel darah dan jantung dan paru-paru. Ada berbagai jenis lupus dan gejalanya berbeda-beda pada tiap orang. Misalnya, bekas luka di wajah penyanyi Seal diduga dari jenis lupus yang hanya mempengaruhi kulit.
Menurut Sasha R. Bernatsky, MD, Ph.D., M.Sc., asisten profesor kedokteran di Rumah Sakit Royal Victoria di Ontario, Kanada dan anggota dari American Lupus Foundation, "Gejala lupus muncul kadang-kadang tanpa alasan yang dapat diidentifikasi. Beberapa pasien lupus percaya bahwa stres memperburuk gejala mereka. Banyak dokter menganggap bahwa infeksi bisa berkontribusi untuk memicu sebuah gejala lupus. Sistem kekebalan tubuh adalah senjata untuk melawan infeksi, tanpa pandang bulu juga menyebabkan lupus menjadi lebih aktif."
Kehamilan dan berhenti minum obat juga dapat memicu kekambuhan. "Rawat inap untuk lupus mungkin diperlukan dalam beberapa kasus gangguan ginjal yang parah atau jika penyakit ini mempengaruhi jantung dan paru-paru."
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab lupus. Para ahli percaya, kombinasi antara genetik dan lingkungan berperan kuat. Tidak ada pemeriksaan tunggal untuk menegakkan diagnosa lupus. Tapi, tes darah yang menunjukkan keberadaan antibodi tertentu bisa dilakukan untuk mengindentifikasi adanya penayakit itu atau tidak.
Selain hasil tes darah positif, pasien juga harus memiliki manifestasi fisik pertanda lupus untuk bisa menegakkan diagnosis, seperti arthritis inflamasi, beberapa jenis ruam, atau masalah ginjal.
Tidak ada obat ajaib untuk lupus namun ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengelola penyakit ini dan menangkal komplikasi.
1. Minum obat secara teratur. Dokter sering meresepkan kortikosteroid, seperti prednison, metilprednisolon dan prednisolon. Obat-obat lain termasuk obat anti malaria (yang paling umum adalah obat yang disebut hydroxychloroquine), non-steroid anti-inflammatory (NSAID) atau obat antiradang nonsteroid, dan kadang-kadang obat jenis immuonosuppressive, seperti azathioprine, mycofenolate, dan methotrexate.
2. Gerakkan tubuh Anda. "Untuk hampir semua pasien penyakit kronis, olahraga dapat menjadi faktor yang sangat penting untuk memenej kondisi kesehatan pribadi," kata Dr Bernatsky. Olahraga dapat membantu memerangi banyak masalah kesehatan yang pasien lupus hadapi, misalnya kelebihan berat badan, kelelahan, dan masalah dengan tekanan darah dan kolesterol tinggi.
3. Konsumsi vitamin. "Beberapa bukti menunjukkan bahwa vitamin mungkin memainkan peran dalam memengaruhi autoimunitas," kata Dr Bernatsky. Misalnya, kekurangan vitamin D dapat menghambat fungsi kekebalan tubuh, yang bisa sangat berbahaya bagi penderita lupus. Penelitian lain menemukan bahwa asam lemak omega-3 bisa membantu melawan peradangan kronis. Karena itu, konsumsi minyak biji rami dan minyak ikan dengan dosis yang sesuai merupakan cara untuk tetap sehat bagi orang-orang yang sedang berjuang dengan penyakit autoimun seperti lupus.
Ditinjau oleh: dr. Adnan Yusuf
0 Response to "Mengenal Penyakit Lupus"
Post a Comment