5 Tanda Anak Mama Sudah Beranjak Remaja
Mengikuti dan memantau perkembangan anak usia pra-remaja menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua.
Sejak di dalam perut, orangtua pastinya selalu mendoakan anaknya dengan berbagai harapan-harapan yang bagus. Mengikuti tumbuh kembangnya mulai dari bayi, balita, anak-anak, hingga memasuki masa puber adalah hal yang menarik.
Saat anak menginjak usia 10-12 tahun, pasti akan muncul beberapa perubahan yang mencolok dalam dirinya. Anak mama kini tengah mengalami masa transisi menuju dewasa. Kemampuan sosialisasinya akan berkembang, begitu pula fisik dan kemampuan kognitifnya.
Biasanya saat memasuki usia pra-remaja, anak akan lebih mandiri dalam melakukan berbagai hal maupun menyelesaikan masalah. Sebab, pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan dan keterampilan untuk itu. Lalu tahapan-tahapan apa saja yang akan dilalui anak saat menginjak masa pra-remaja dan bagaimana cara orangtua mengawasinya?
Ini 5 hal penting yang harus Mama perhatikan!
1. Mulai memilih teman
Jika saat kecil anak seolah tidak memilih-milih teman, namun perubahan akan mulai muncul saat dia berusia 10 tahun. Si Anak akan mulai memilih teman, yang kiranya baik untuknya.
Hal ini termasuk dalam perkembangan kemampuan sosial anak.
Jadi, orangtua tidak bisa mengawasi dan memberi saran kepada anak. Sebagai orangtua, Papa dan Mama harus menekankan pentingnya selalu bersikap baik pada semua orang, terutama teman-temannya.
2. Kadar pertemanan
Tahapan ini sudah lebih berkembang dari sekadar memilih teman yang baik. Anak usia 10 tahun akan mulai mengetahui kadar pertemanan. Akan ada orang yang dianggapnya sekadar teman biasa dan sahabat atau teman dekat. Kemampuan ini akan membawa anak menuju pergaulan yang baru.
Nah, dalam tahapan ini, orangtua perlu membekali anak pelajaran toleransi untuk berteman. Jika tidak, anak akan mudah merasa cemburu dan justru sulit diterima lingkungan.
Dalam situasi ini, orangtua harus mendorong anak agar pergaulannya luas, punya rasa toleran dan tidak egosentris.
3. Menyadari tekanan kelompok sebaya
Peer pressure atau tekanan kelompok sebaya akan mulai dialami anak. Dia akan mengenal kelompok mana yang lebih superior dan inferior dalam lingkaran pertemanan.
Dalam tahapan ini, anak akan belajar bagaimana cara berperilaku secara normatif di dalam lingkungan, mengingat suatu tekanan dari lingkungan bisa saja membuat anak berlaku sembarangan. Situasi seperti ini bisa berdampak buruk hingga menyebabkan bullying.
Adapun yang harus dilakukan orangtua adalah terus memantau perilaku dan kebiasaan anak. Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak dapat mencegah terjadinya intimidasi atau bullying terhadap anak.
Cek hal-hal mengenai bullying di sini.
4. Mulai bisa dipercaya dan bertanggungjawab
Perkembangan anak usia pra-remaja sudah semakin luas saat duduk di kelas 5 SD atau berusia sekitar 11 tahun.
Kemampuan sosial anak akan mulai bertambah, seperti mulai bisa dipercaya dan dimintai tanggung jawab.
Dua hal ini sangat penting sebagai bekal anak untuk berkehidupan di masa mendatang, agar dia menjadi pribadi yang disiplin dan mudah diterima di lingkungan pergaulannya kelak.
Sikap orangtua hanya perlu memupuk sifat positif itu dengan melatihnya bertanggung jawab dan memberinya konsekuensi yang sepadan.
5. Mulai bisa menuntut keadilan
Jika anak-anak umumnya bisa diakali saat kecil, tapi tidak lagi saat usianya sudah menginjak 12 tahun.
Dia akan mulai bisa membedakan mana hal yang dirasa adil dan tidak. Ini merupakan bagian dari perkembangan kognitifnya terhadap konteks sosial.
Dalam hal ini, perhatian orangtua sangatlah penting untuk memberi penekanan bahwa meskipun harus ada keadilan, tapi segala hal tidak selamanya harus sama rata.
Itulah tadi perkembangan anak usia pra-remaja yang harus terus dipantau orangtua, sampai anak berusia remaja, dewasa dan akhirnya bisa dilepas untuk berkehidupan secara mandiri.
Intinya, periode ini sangat krusial bagi orangtua untuk membekali anak dengan hal-hal yang positif.
Semangat, Ma!
0 Response to "5 Tanda Anak Mama Sudah Beranjak Remaja"
Post a Comment