Mitos dan Fakta Obat Anti Nyeri Akut

Setiap orang pernah merasakan nyeri, mulai dari level ringan, sedang sampai berat. Nyeri juga bisa menyerang bagian tubuh mana saja, dari kepala, gigi, punggung, pinggang, kaki dan lainnya.  Nyeri adalah sesuatu yang harus dihilangkan segera. Menurut dr. Dwi Pantja Wibowo, SpAn KIC-KMN-Spesialis anestesi, nyeri merupakan alarm bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh kita. Ia juga mengatakan bahwa terjadinya persepsi nyeri sangat ditentukan oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, ciri kepribadian, suasana hati dan sebagainya. 

Terdapat dua jenis nyeri, yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang mendadak dan bersifat sementara yang biasanya dapat berlangsung beberapa hari (kurang dari 2 minggu). Sedangkan nyeri kronis adalah nyeri yang sudah lama dan menetap. Salah satu cara meredakan nyeri akut adalah dengan memberikan obat anti nyeri yang banyak beredar di pasaran. Pada acara Pfizer Press Circle yang diadakan di Midtown Bistro & Lounge, Selasa (8/9/2015) lalu, dr. Pantja juga mengungkapkan bahwa terdapat berbagai mitos yang kadung dipercayai sebagai fakta, yang beredar di mayarakat mengenai pengobatan nyeri akut. Inilah beberapa di antaranya: 
 
Mitos 1 : Obat-obat anti nyeri yang dijual bebas cukup aman dikonsumsi karena tidak memerlukan resep dokter. 
Fakta: Setiap obat pasti memiliki efek lanjut dan efek samping.  Meksi efek lanjut dan efek sampingnya tidak seberat obat-obat yang dijual di apotek dengan resep dokter, namun bila digunakan pada keadaan yang tidak tepat atau pun dosis dan waktunya tidak tepat, tetap saja akan memberikan efek yang bisa fatal. 

Mitos 2: Boleh saja mengonsumsi obat anti nyeri yang diresepkan untuk orang lain, asalkan gejalanya sama. 
Fakta: Gejala yang hampir sama tidak berarti keadaan penyakitnya sama. Dalam hal ini mengonsumsi obat anti nyeri untuk gejala yang hampir sama, bisa saja justru berbahaya sehingga harus dihindari.

Mitos 3: Obat anti nyeri yang dijual bebas cukup aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Fakta: Pemberian obat anti nyeri memilki tujuan menghilangkan nyeri dan penyebabnya. Bila nyeri tidak kunjung berkurang dalam waktu yang lama, maka harus dicari penyebabnya dan diatasi dengan menghubungi dokter. 

Mitos 4: Parasetamol aman digunakan oleh siapa saja karena tersedia untuk anak-anak dan dewasa. 
Fakta: Parasetamol termasuk obat anti nyeri yang paling aman tapi tidak selalu demikian. Mereka yang memiliki gangguan fungsi hati akan sangat dipengaruhi oleh parasetamol. Begitu juga bila dosisnya tidak tepat akan menyebabkan berbagai gangguan fungsi tubuh yang bahkan sampai fatal. 

Mitos 5: Obat anti nyeri hanya dikonsumsi saat merasakan nyeri.
Fakta: Penggunaan obat anti nyeri yang benar adalah menggunakan kaidah: Obat minum lebih baik daripada obat suntik Tepat waktu: disesuaikan dengan lama kerja obat di dalam tubuh Tepat dosis: disesuaikan dengan berat badan, fungsi tubuh, dan tingkat nyeri Memperhatikan kondisi penyakit yang ada.

Mitos 6 : Penggunaan obat anti nyeri dalam jangka waktu akan berakibat ketergantungan.
Fakta: Obat anti nyeri yang berpotensi menyebabkan kecanduan adalah anti nyeri golongan opioid (kelompok narkotika). Namun demikian dengan cara penggunaan yang benar obat-obat golongan ini pun tidak menyebabkan kecanduan. Golongan obat-obat anti nyeri yang lain tidak akan menyebabkan ketergantungan. Karena itu untuk nyeri ringan sehari-hari bisa saja menggunakan obat analgenetika yang dijual bebas tapi sangat dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika tak kunjung membaik. (INS)

0 Response to "Mitos dan Fakta Obat Anti Nyeri Akut"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...