Berita Paling Sensasional Mengenai Anak di Tahun 2017

Berita Paling Sensasional Mengenai Anak Tahun 2017
thepennyhoarder.com

Tahun ini dunia anak di selimuti berbagai informasi yang banyak mengundang perhatian. Dimulai dari kisah perjuangan anak mencari nafkah, kabar mengenai beberapa penyakit langka yang mewabah, kisah pilu meninggalnya anak-anak, hingga kisah anak-anak di negara konflik. Apa saja kabar sensasional mengenai anak di tahun ini? Simak informasinya berikut ini.

1. Kisah Abil Alifudin, anak sekolah pencari nafkah yang tertidur di jalan

1. Kisah Abil Alifudin, anak sekolah pencari nafkah tertidur jalan
Facebook.com/nurainnlade

Maret lalu, media sosial dihebohkan dengan kisah Abil. Bagi anak yang masih duduk di bangku sekolah, ia tidak memiliki kewajiban untuk mencari nafkah untuk keluarga. Namun, hal ini terpaksa dilakukan oleh Abil yang besekolah di SDN 09 Tanjung Barat kelas IV SD. Ia harus berjualan demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kisahnya viral ketika ia ditemukan tertidur di trotoar di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Ia tertidur di depan makanan ringan yang tengah ia jual. Sambil duduk bersandar dengan mulut terbuka, Abil terlihat sangat kelelahan.

Abil tidur dengan mengenakan seragam sekolah lengkap yaitu pakaian pramuka, sepatu, dan kacu merah-putih. Menurut berbagai sumber, ia berjualan untuk membantu orangtuanya memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk membeli perlengkapan sekolah.

2. Kisah Gibran dengan Encephalitis

2. Kisah Gibran Encephalitis
Instagram.com/widdyasungkono

Masih berusia 15 bulan, Muhammad Gibran Mahrez mengalami koma karena Enchepalitis. Kisah ini terjadi pada April lalu, Gibran mengalami kejang tanpa panas. Setelah melakukan proses pemeriksaan, gula darah Gibran memasuki angka 390 dan leukosit 36000. Dengan sigap, pihak rumah sakit membawa Gibran masuk keruang ICU.

Saat kejang berhenti, tiba-tiba Gibran demam. Ia langsung menjalani pemeriksaan CT scan dan langsung diketahui adanya cairan pada selaput otak belakang. Gibran di diagnosa mengalami Diabetes Mellitus type 1. Beberapa hari selanjutnya, Gibran masuk ke ruang PICU (pediatric intensive care unit). Dokter menyatakan bahwa Gibran terkena penyakit meningitis. Bayi mungil ini sempat mengalami gagal nafas dan harus dipasang alat bantu nafas, setelah itu ia tak sadarkan diri.

Selanjutnya, Gibran kembali melakukan CT scan dan hasilnya ternyata Gibran mengalami Encephalitis. Encephalitis merupakan peradangan pada otak yang disertai dengan penurunan densitas batang otak (rest enchepalitis). Pada hasil foto CT scan terlihat bahwa batang otaknya sudah berwarna hitam.

Hingga akhir September 2017, Gibran dalam kondisi koma. Melalui akun instagram @widdyasungkono dan @gibranmahrezmuhammad, kita dapat mengetahui perkembangan Gibran. Pada Jumat (17/11), Gibran menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Evasari Jakarta Pusat. Selamat Jalan Gibran!

3. Kisah Adam Fabumi dengan Trisomy 13

3. Kisah Adam Fabumi Trisomy 13
Instagram.com/adamfabumi

Saat masih berusia 5 bulan dalam kandungan Mama Ratih Megasari, Adam sudah didetesi mengalami kelainan yaitu Dandy-walker syndrome. Sindrom langka ini adalah kelainan bawaan yang terjadi pada otak kecil dan ventrikel keempat.

Setelah lahir pada 24 April 2017 lalu, Adam didiagnosis Trisomy 13 atau Patau Syndrome. Trisomy 13 merupakan kelainan genetik pada bayi yang memiliki kelebihan kromosom pada kromosom 13. Trisomy 13 mengakibatkan Adam mengalami kelainan jantung bawaan (VSD, ASD & PDA), infeksi paru-paru, pembesaran saluran ginjal, dan laringomalasia.

Dari akun Instagram @adamfabumi, perkembangan Adam terus di-update oleh sang Mama. Kegigihan Adam dan orangtuanya untuk terus melawan Trisomy 13 mengisipirasi grup RAN dan Yura Yunita untuk menampilkan keluarga kecil ini dalam video klipnya berjudul Melawan Dunia. Namun, perjuangan Adam dalam menghadapi Trisomy 13 harus usai pada Rabu, 22 November 2017 lalu. Semoga Adam tenang di sisi Tuhan YME!

4. Ramiza Bazigha, anak perempuan usia 8 tahun meninggal digigit anjing Pitbull

4. Ramiza Bazigha, anak perempuan usia 8 tahun meninggal digigit anjing Pitbull
Facebook/Yuni Rusmini

Berita tentang anak selanjutnya datang dari Malang pada Agustus lalu. Tak disangka, anjing peliharaan keluarga menggigit Ramizia hingga meninggal dunia. Kejadian ini viral melalui media sosial Facebook. Seorang warganet bernama Yuni Rusmini menuturkan kronologi cerita dari kisah memilukan ini. Berikut postingan dari  Yuni Rusmini dalam Facebook:

Seorang anak perempuan meninggal dunia akibat digigit anjing jenis pitbull.

Tkp : Di Jalan Candi Penataran No.10 RT.02 RW.02 Kel. Mojolanggu

Kec. Lowokwaru, Malang, Jatim.

Kejadian Hari ini, Minggu 6 Agustus 2017

Sekitar Jam 16.20 WIB.

Sungguh Tragis Seorang Anak Gadis a/n Ramiza Bazigha 8 thn anak angkat pasangan Bapak wisnu dengan Aniswatin warga Jl. Candi Penataran 10 Rt 02 Rw 02 Kel. Mojolanggu Kec. Lowokwaru Kota Malang.

Pada Hari Minggu Tanggal 6 Agustus 2017, saat itu korban bermain boneka dilantai 2 rumahnya dan ditemani neneknya. Saat bermain tiba-tiba bonekanya jatuh dikandang anjingnya yang berjenis Pitbull umur 4 tahun. Saat itu anjing sedang tidur dan boneka menimpa kepalanya.

Merasa mainannya jatuh, korban turun mengambilnya kekandang anjing yang dipelihara orangtuanya.

Alangkah kagetnya anjing tersebut langsung menyerang korban dan maaf langsung mengigit leher korban serta mencakar muka korban hingga menimggal dunia.

Mengetahui kejadian ini nenek korban langsung teriak-teriak minta tolong tetangga sekitar karena cucunya digigit anjing peliharaannya.

Sekitar pukul 16.20 Polsekta Lowokwaru dan Unit Inafis Polres Malang Kota mendatangi ke lokasi kejadian. Sementara jenazah korban dilarikan kekamar mayat RSSA guna divisum.

Info tambahan anjing Pitbul sudah biasa bermain dengan korban, tapi karena sama-sama terkejut menyebabkan anjing tersebut menyerang anak perempuan pemiliknya.

Sekitar pukul 17.00 wib Unit K 9 mengevakuasi anjing Pitbul untuk diamankan kemako Mapolresta Malang.

5. Kementrian Kesehatan perangi wabah Campak dan Rubella

5. Kementrian Kesehatan perangi wabah Campak Rubella
indianexpress.com

Tahun ini, wabah penyakit campak dan rubella menjadi perhatian serius dari pihak Kementrian Kesehatan. Rubella yang dikenal dengan campak Jerman ini termasuk pada penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Gejalanya muncul ruam merah berbentuk bintik-bintik pada kulit. Rubella begitu rentan menyerang anak-anak dan remaja terutama yang belum pernah melakukan vaksinasi.

Menurut data WHO, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat lebih dari 800 kasus Rubella yang sudah dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboraturium. Tahun, ini Kementrian Kesehatan begitu gencar dalam memerangi kasus Rubella demi mengurangi penyebaran penyakit agar tidak terus meningkat.

6. Kampaye Imunisasi MR

6. Kampaye Imunisasi MR
nortonchildrens.com

Sebagai bentuk memerangi Rubella, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan melakukan gerakan pemberatasan Rubella dengan membuat kampaye Imunisasi MR atau Imunisasi Massal Campak dan Rubella. Imunisasi ini diberikan pada anak usia 9 bulan - kurang dari 15 tahun pada bulan Agustus di Sekolah dan September di Puskesmas, Posyandu dan Fasilitas Kesehatan. Pelaksanaan tahun 2017 di Pulau Jawa dan 2018 di luar Jawa.

Menurut data WHO, penyakit Campak dan Rubella tidak dapat diobati. Pengobatan yang diberikan kepada penderita hanya bersifat supportif. Tetapi kedua penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi. Selama ini Indonesia memberikan imunisasi Campak sebagai salah satu program imunisasi nasional.

Mengingat besarnya perkiraan beban penyakit Rubella dan tersedianya vaksin kombinasi Measles-Rubella (MR), maka diputuskan untuk mengganti vaksin Measles dengan vaksin kombinasi Measles-Rubella, yang dimulai dengan kegiatan imunisasi massal MR. Imunisasi MR menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat karena isu halal-haram dari kandungan bahan untuk vaksin. 

7. Meninggalnya balita Jessica setelah pemasangan CVC

7. Meninggal balita Jessica setelah pemasangan CVC
Facebook.com/Birgaldo

Kabar duka datang Medan pada bulan Agustus 2017. Jessica, balita yang masih berusia 4 tahun meninggal dunia. Kabarnya ia meninggal setelah dipasang CVC di Rumah Sakit Umum Pusat di daerah Medan Tuntungan. Banyak pihak yang mengatakan bahwa meninggalnya Jessica diakibatkan kejanggalan penanganan dari pihak rumah sakit.

Awalnya, Jessica dibawa ke rumah sakit hanya untuk medical check up, dikarenakan ada masalah pada otot kakinya dan Jessica juga sedikit sesak. Dilansir dari merdeka.com, dalam wawancara dengan sang kakek, Peter Simbolon pada Jumat (3/11), sang kakek menjelaskan bahwa cucunya masuk UGD masih bisa main-main, namun dalam hitungan jam ia sudah meninggal dunia.

Kejanggalan terlihat dari penanganan hingga kondisi jenazah Jessica. Dokter yang kala itu menangani Jessica menemukan pada dada atas atau di bawah bahu Jessica harus dipasang CVC (central venous catheter), alat akses pembuluh vena. Setelah dipasang alat CVC di dada Jessica, hanya hitungan detik, Jessica meninggal dunia. Keluarga sempat melihat dokter memompa dada dan memaksa pasang alat bantu napas, namun nyawa Jessica tak terselamatkan. Kabarnya, kasus ini berlanjut hingga jalur hukum.

8. Kisah penolakkan perawatan bayi Debora

8. Kisah penolakkan perawatan bayi Debora
Facebook.com/KitaBisa

September lalu, kisah pilu akibat penolakan perawatan oleh rumah sakit swasta datang dari bayi Tiara Debora Simanjorang. Sebelum meninggal dunia, Debora yang masih berusia 4 bulan ini sakit pilek dan batuk. Terus mengeluarkan keringat, hingga akhirnya sesak nafas, orangtua Debora membawanya menggunakan sepeda motor ke rumah sakit swasta terdekat di kawasan Kalideres.

Saat melihat keadaan Debora, pihak dokter jaga langsung melakukan pertolongan dengan pelakukan penyedotan. Debora dipasang alat monitor, infus, dan diberikan obat-obatan. Saat harus masuk pada tahap perawatan selanjutnya, pihak rumah sakit memberi tahu bahwa rumah sakit tersebut tidak menerima BPJS.

Orangtua Debora langsung mengurus administrasi agar Debora cepat ditangani. Saat berada di bagian administrasi, ia diminta untuk membayar uang muka sebesar Rp 19.800.000. Namun, karena terburu-buru ayah Debora sama sekali tak membawa uang. Ketika kembali ke rumah dan menarik semua uang di ATM, ayah Debora hanya punya uang sekitar Rp 5 juta. Sayangnya, uang yang tak cukup membayar biaya perawatan dikembalikan oleh pihak rumah sakit dan Debora tidak bisa menjalani perawatan lanjutan. Meski telah memohon, pihak rumah sakit tak bisa membawa Debora ke ruangan perawatan lanjutan yang disarankan rumah sakit.

Dalam keadaan Debora yang tengah kritis, pihak rumah sakit membuatkan surat rujukan ke rumah sakit lain yang memiliki PICU dan menerima BPJS Kesehatan. Rumah sakit yang dirujuk tidak memiliki PICU yang kosong saat itu. Selanjutnya, teman Mama dari Debora mengabarkan bahwa ada rumah sakit di kawasan Jakarta Utara menyediakan ruang PICU.

Beberapa saat sebelum menyelesaikan perbincangan di telepon dengan teman Mama dari Debora, tiba-tiba suster datang dengan wajah panik mengabarkan keadaan Debora, Saat dilihat oleh orangtua Debora, Debora sudah pucat. Dokter dan suster sempat resusitasi jantung paru-paru atau CPR pada Debora, Debora masih bernapas namun jantungnya telah berhenti. Hingga akhirnya, monitor picu jantung menunjukkan garis lurus. Kisah ini mendapat perhatian dari Kementrian Kesehatan dan KPAI. 

9. Kasus Difteri terbesar di Indonesia

9. Kasus Difteri terbesar Indonesia
sbcc.sg

Meski kasusnya telah ada sejak awal tahun 2017, wabah ini terus menjadi perbincangan hingga memasuki penghujung tahun. Hal ini disebabkan kasus Difteri semakin tersebar hingga di Dunia dan semakin meluas di Indonesia.

Pemerintah mencatat, wabah tersebut merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) karena menyebar di 142 kabupaten atau kota di 28 Provinsi. Dikabarkan, Januari hingga Desember 2017, kasus KLB Difteri di Indonesia terhitung yang terbesar di dunia.

Bedasarkan data dari Kementerian Kesehatan, kasus difteri yang ditemukan sepanjang 2017 ternyata tidak terbatas pada usia. Tahun ini, Difteri lebih sering menyerang anak-anak yang memiliki usia di bawa 12 tahun dibanding usia dewasa. Selain itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ilham Oetama Marsis mengatakan ada 38 anak yang meninggal dunia karena terserang penyakit Difteri. Korban meninggal itu tercatat sejak November-Desember.

Bagi Mama yang belum melakukan vaksinasi Difteri untuk anak-anak segera datang ke rumah sakit atau puskesmas terdekat ya.

10. UNICEF: 2017 Adalah Tahun Mengerikan Bagi Anak-Anak di Kawasan Konflik

10. UNICEF 2017 Adalah Tahun Mengerikan Bagi Anak-Anak Kawasan Konflik
un.org/UNICEF

Dilansir dari situs United Nations, Lembaga PBB untuk perlindungan anak-anak UNICEF menyebut bahwa tahun 2017 adalah tahun paling mengerikan bagi anak-anak di kawasan konflik terutama di Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat senior dari Dana Anak PBB (UNICEF). "2017 adalah tahun yang mengerikan bagi anak-anak Yaman,"ungkap Perwakilan UNICEF di negara tersebut, Meritxell Relao, kepada PBB News melalui telepon dari ibu kota, Sana'a.

Tercatat, lebih dari 80 anak-anak terbunuh atau terluka pada bulan Desember saja, sementara jutaan orang menghadapi epidemi kolera, kelaparan, gangguan layanan kesehatan dan blokade yang menghambat pengiriman pasokan yang sangat dibutuhkan.

Perwakilan UNICEF tersebut mendesak solusi politik untuk apa yang dia katakan sebagai konflik buatan manusia dan memperingatkan bahwa tanpa solusi politik, hal ini akan membuat lebih banyak lagi anak-anak meninggal dunia.

Relao menceritakan pertemuan dengan seorang perempuan dan anaknya yang berusia tujuh tahun yang sedang sekarat bernama Ali, di sebuah rumah sakit di Aden. "Dia seperti kulit di tulang. Saya bertanya mengapa mereka tidak datang lebih cepat dan ibu itu mengatakan kepada saya bahwa dia tidak mampu naik bus ke rumah sakit. Tingkat kemiskinan di keluarga sekarang telah mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan," katanya. Hal ini pastinya membuat cemas berbagai pihak, jika terus dibiarkan akan lebih banyak anak seperti Ali yang mengalami kisah seperti ini.

Untuk mengimbangi beberapa jenis kebutuhan ini, Relao mencatat bahwa sekitar 1,3 juta keluarga atau sekitar 8 juta orang, dicapai dengan uang darurat sebagai bagian dari proyek pemindahan antara UNICEF dan Bank Dunia. Dia juga memuji upaya yang berhasil untuk memberikan vaksin dan menerapkan kampanye imunisasi polio tahun ini untuk memberi manfaat bagi sekitar 5 juta anak-anak dan memberikan perawatan untuk 200.000 anak-anak dengan malnutrisi akut. "Orang-orang Yaman yang bekerja di lapangan untuk mendukung orang-orang Yaman adalah pahlawan sejati," katanya, mencatat upaya otoritas lokal, dokter, perawat dan guru di negara tersebut.

Semoga konflik ini segera berakhir ya, Ma. Agar tidak ada lagi orang termasuk anak-anak yang masih sangat dini menjadi korban.

0 Response to "Berita Paling Sensasional Mengenai Anak di Tahun 2017"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...