5 Penyebab Laki-Laki Lebih Berisiko Mengalami Kematian Dini




Laki-laki cenderung identik dengan kondisi fisik yang lebih kuat dibandingkan perempuan, namun pada kenyataannya, laki-laki lebih berisiko mengalami kematian dini. Hal ini sudah terbukti dengan berbagai data statistik kematian dari tahun ke tahun.


Data statistik kematian milik WHO menunjukkan, di Indonesia, angka kematian laki-laki mulai meningkat menjadi lebih tinggi dibandingkan perempuan pada kelompok usia 20-24 tahun. Hal ini cenderung konsisten hingga kelompok usia lebih dari 70 tahun. Dari berbagai penyebab kematian, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kematian dini pada laki-laki dibandingkan perempuan.


1. Laki-laki berisiko mengalami gangguan kardiovaskuler lebih dini


Perbedaan secara hormonal adalah penyebab utama kenapa laki-laki lebih berisiko mengalami penyakit kardiovaskuler dibandingkan perempuan. Dibandingkan dengan perempuan, laki-laki hanya memiliki sedikit hormon estrogen. Pada perempuan, hormon estrogen cukup untuk mengontrol kadar kolesterol darah. Hal tersebut menyebabkan, penumpukan kolesterol pada laki-laki dapat dimulai lebih cepat atau sekitar masa remaja.


Meskipun demikian, hal ini juga dipicu oleh beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskuler lainnya seperti hipertensi, obesitas, dan gaya hidup yang tidak sehat pada laki-laki. Selain itu, perempuan tetap berisiko mengalami gangguan kardiovaskuler, hanya saja risikonya jauh lebih rendah selama belum memasuki fase menopause di mana tubuh berhenti memproduksi hormon estrogen.


2. Gaya hidup laki-laki cenderung menimbulkan risiko kesehatan


Berbagai perilaku laki-laki pada umumnya dipengaruhi oleh kecenderungan sifat maskulinitas. Namun, hal ini sering disalahartikan dan diekspresikan berbagai perilaku yang kurang sehat, salah satunya dengan merokok. Berdasarkan hasil survei tembakau pada orang dewasa pada 2011, sebanyak 67,0% laki-laki di Indonesia adalah perokok. Hal ini jauh berbeda pada kelompok perempuan yang hanya 2,7% adalah perokok.


Individu laki-laki pada umumnya juga banyak yang menjalani pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik lebih, dan memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, di antaranya tenaga militer, pemadam kebakaran, dan pekerja bangunan. Tidak sedikit laki-laki yang memilih jenis pekerjaan tersebut namun tanpa kehati-hatian dalam mengambil risiko, dan hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan hingga kematian.


Berdasarkan proses berpikir, perilaku laki-laki cenderung dipengaruhi oleh otak bagian depan yang juga memicu sifat pengambil risiko. Oleh karena itu, laki-laki lebih cenderung memiliki pertimbangan yang lebih sedikit akan konsenkuensi dari perilaku yang diambil, yang dapat menyebabkan kekerasan, kecelakaan, dan gaya hidup yang tidak sehat.


3. Laki-laki cenderung menghindari pemeriksaan kesehatan


Meskipun di Indonesia banyak orang yang enggan berobat, namun hal ini cenderung lebih rendah pada laki-laki. Individu laki-laki cenderung terbuka pada orang terdekat seperti keluarga atau teman dan lebih cenderung tertutup pada petugas kesehatan, bahkan untuk membicarakan keluhan akan gangguan yang dialami.


Jika tidak ada orang yang bisa diandalkan, laki-laki cenderung tertutup akan kondisi yang dialaminya. Hal ini juga dipicu oleh tekanan sosial dari sifat maskulinitas yang dialaminya, sehingga menyebabkan laki-laki menyembunyikan emosi hingga membatasi interaksi dan akses dengan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.


4. Laki-laki lebih sedikit bersosialisasi


Individu laki-laki lebih mungkin memiliki sifat yang tertutup dibandingkan perempuan. Ini menyebabkan laki-laki lebih sedikit bersosialisasi seiring dengan pertambahan usia. Hal ini menyebabkan laki-laki pada usia dewasa dan lanjut mengalami isolasi dari lingkungan sosial karena tidak memiliki orang terdekat.


Di samping bersosialisasi dapat mencegah terjadinya depresi, memiliki teman yang lebih banyak dapat bermanfaat bagi kesehatan dan mengurangi risiko kematian dini. Hal ini juga sesuai dengan suatu penelitian yang menunjukan laki-laki pada usia lanjut cenderung mengalami isolasi dari lingkungan sosial. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya risiko kematian dini hingga 26% pada individu yang mengalami isolasi sosial.


5. Laki-laki memiliki kecenderungan bunuh diri lebih tinggi


Kecenderungan bunuh diri merupakan suatu hal yang dipengaruhi oleh banyak hal, terutama jika hal ini terjadi pada laki-laki. Hal ini dikarenakan persepsi laki-laki yang kurang memperhatikan kesehatan mental dan nilai budaya tentang maskulinitas, menyebabkan laki-laki memilih menanggung beban sendiri sekaligus cenderung menutup diri. Akibatnya, kecenderungan bunuh diri akibat depresi dapat bertambah buruk saat laki-laki tidak mencari pertolongan atau membicarakan hal tersebut dengan orang terdekat.


0 Response to "5 Penyebab Laki-Laki Lebih Berisiko Mengalami Kematian Dini"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...