Bolehkah Pasien Kemoterapi Menyusui Bayinya
Bolehkah ibu menyusui saat kemoterapi? Pertanyaan ini sering muncul seiring meningkatnya pasien kanker di dunia dengan berbagai macam kondisi, termasuk seorang ibu yang sedang hamil ataupun menyusui. Meskipun menurut American Cancer Society kasus kanker yang ditemukan pada wanita hamil sangat jarang, yaitu 1 berbanding 3.000 pada wanita hamil, namun ada kekhawatiran jumlahnya akan semakin meningkat. Ibu hamil atau menyusui yang memiliki kondisi istimewa ini, tentu sama seperti pasien kanker lainnya harus menjalani kemoterapi. Lalu, bolehkah ibu yang menjalani kemoterapi menyusui bayinya?.Simak ulasan artikel berikut ini.
Apa efek kemoterapi pada tubuh wanita?
Kemoterapi adalah teknik pengobatan kanker untuk memperlambat atau menghancurkan pertumbuhan dari sel-sel kanker. Kemoterapi ini adalah pengobatan yang efektif dalam mengatasi kanker dan menghilangkan gejala-gejala kanker pada pasien penderita kanker stadium lanjut. Menurut dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA atau dr Tiwi yang dilansir dari DetikHealth, selain merusak sel kanker, kemoterapi juga bisa merusak sel yang baik hal ini menyebabkan banyak sekali efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi, seperti dapat menyerang darah, mengakibatkan kebotakan, dan mengganggu sistem pencernaan.
Menurut laporan kasus yang diterbitkan oleh bagian ilmu bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada tahun 2013 menyebutkan bahwa 3% dari seluruh penderita kanker payudara merupakan wanita hamil dan sekitar 7% wanita penderita kanker payudara akan mengalami kehamilan. Kanker payudara pada kehamilan paling banyak ditemui pada wanita yang menunda kehamilan pada usia mencapai 30 sampai 40 tahun. Usia terbanyak kanker payudara dalam kehamilan pada 32-38 tahun.
Keterlambatan diagnosis kanker payudara pada kehamilan disebabkan karena perubahan parenkim dan peningkatan kandungan air dalam payudara menyulitkan pemeriksaan klinis. Pada ibu penderita kanker, terapi kemoterapi membuat ibu tidak bisa sembarangan memberikan ASI pada bayinya.
Bolehkah pasien menyusui saat kemoterapi?
Tentu sangat tidak dianjurkan bagi ibu yang baru menjalani kemoterapi untuk memberikan ASI pada bayinya. Mengapa? Karena obat yang diberikan pada pasien kemoterapi dapat keluar dari tubuh melalui beberapa cara, seperti lewat urin, muntahan, darah, dan tinja. Obat ini berfungsi untuk menghancurkan pertumbuhan sel-sel kanker, dan biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk lebih berhati-hati selama 48 jam setelah obat masuk. Obat kemoterapi bisa terserap melalui ASI sehingga tidak baik jika ASI dikonsumsi bayi.
Apakah selamanya ibu yang menjalani kemoterapi tidak bisa memberikan ASI pada buah hatinya? Ibu masih bisa memberikan ASI pada buah hatinya dengan menunggu sampai 7 kali half life dari obat yang diberikan. Half life adalah waktu yang dibutuhkan untuk obat kemoterapi tersebut agar dosisnya mencapai dari setengah dosis yang diberikan. Jika di dalam darah kadar obat kemo sudah di bawah 1%, baru dinyatakan aman. Namun perlu dicatat bahwa half life setiap obat berbeda-beda.
Bunda yang sedang menjalani kemoterapi sangat tidak dianjurkan memberikan ASI pada buah hatinya, namun hanya pada saat kemoterapi. Setelah pengobatan kemoterapi berakhir dengan memperhatikan half life dari obat kemoterapi yang diberikan, ibu bisa lanjut memberikan ASI pada si kecil.
Sangat juga dianjurkan untuk Anda berkonsultasi pada tim laktasi atau dokter untuk bertanya mengenai pemberian ASI dalam kondisi istimewa ini. Bagaimanapun juga ASI adalah nutrisi yang paling menguntungkan sebagai imun untuk si kecil yang baru lahir. Jangan lupa jika Anda memiliki orang terdekat dengan kondisi ini, penting untuk memberikan dukungan.
BACA JUGA
- Benarkah Pengobatan Kanker Membuat Sulit Hamil?
- Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker?
- 4 Makanan yang Harus Dihindari Oleh Ibu Menyusui
0 Response to "Bolehkah Pasien Kemoterapi Menyusui Bayinya"
Post a Comment