7 Mitos Keliru Tentang ASI

ASI merupakan asupan yang terbaik untuk bayi, namun terkadang beberapa pendapat atau masukan mengenai ASI justru malah menyesatkan para ibu menyusui hingga menghambat keluarnya ASI. Berikut fakta atau mitos seputar ASI:
Mitos:
Bayi yang terus-menerus menyusu berarti tidak mendapatkan cukup ASI.
Fakta:
ASI sangat mudah dicerna, sehingga bayi merasa lebih cepat lapar daripada bayi yang meminum susu formula. Maka, jangan heran bila bayi yang baru lahir bisa menyusu setiap dua atau tiga jam sekali. Cara yang lebih efektif dalam mengetahui tingkat kecukupan ASI Sebetulnya bisa dilihat dari peningkatan berat badan bayi yang optimal dan frekuensi buang air kecil yang cukup (minimal 6 kali per hari). Ini menandakan tanda objektif kecukupan nutrisi untuk bayi.
Mitos:
Mengistirahatkan payudara dapat membuat ASI lebih banyak karena ASI tidak dihisap bayi.
Fakta:
Semakin sering payudara ibu dihisap maka semakin banyak ASI yang keluar dari payudara ibu karena hisapan bayi akan memberikan sinyak ke otak ibu untuk merangsang lebih banyak produksi ASI. Sebaliknya, bila ASI makin jarang dihisap atau banyak diistirahatkan, produksi ASI akan berkurang secara otomatis.
Mitos:
Bayi yang diberi susu formula dapat tidur lebih nyenyak
Fakta:
Penelitian menunjukan bahwa bayi yang diberi susu formula tidak tidur lebih baik daripada yang meminum ASI meskipun mungkin bayi tidur lebih lama. Pasalnya, susu formula tidak bisa dicerna lebih cepat.
Mitos:
Gunakan botol sesekali untuk menghindari bingung puting.
Fakta:
Risiko bingung puting justru meningkat bila bayi diperkenalkan dengan botol karena menghisap melalui botol lebih mudah dibandingkan menyusui langsung pada payudara ibu. Bila ibu berencana akan bekerja kembali dan berniat memberikan selingan botol pada bayi, maka gunakan botol di atas usia 6 minggu dan tetap memberi ASI langsung pada bayi saat ibu pulang bekerja.
Mitos:
Menyusui dapat mengubah bentuk dan ukuran payudara Ibu, atau mengurangi sensitivitas.
Fakta:
Meskipun kehamilan sedikit mengubah tampilan dan bentuk tubuh serta payudara ibu, para ahli mengatakan bahwa menyusui tidak menyebabkan perubahan. Menyusui bahkan dapat membantu melindungi payudara ibu dari kanker payudara.
Mitos:
Jangan membangunkan bayi untuk menyusu
Fakta:
Bayi terutama di hari-hari pertama akan lebih banyak tidur dalam beberapa hari awal setelah kelahirannya, sehingga bayi tetap perlu dibangunkan untuk menyusu. Misalnya, dalam selang waktu dua atau tiga jam sekali agar bayi tetap mendapat cairan dan nutrisi yang cukup, mencegah bayi kuning, dan dapat menjaga pasokan ASI Ibu.
Mitos:
Menyusui mencegah kehamilan.
Fakta:
Melihat kasus bahwa ada Ibu yang melahirkan anak pertama dan kedua dengan jarak 10 bulan menjelaskan bahwa menyusui tidak dijamin bisa mengontrol kehamilan. Namun para ahli percaya bahwa pemberian ASI eksklusif bisa dijadikan sebagai KB alami selama 6 bulan pertama.
Nah, Bu, usahakan berikan ASI sejak bayi lahir dan sebaiknya cari tahu terlebih dahulu tentang kebenaran sebuah mitos lewat sumber terpercaya seperti dokter, buku tentang menyusui, atau situs kesehatan yang kredibel.
Selamat menyusui buah hati! (DV)
Review by dr. Cynthia Utami, Sp.A
0 Response to "7 Mitos Keliru Tentang ASI"
Post a Comment