Waspada Dampak Buruk Membiarkan Bayi Menonton Televisi
American Academy of Pediatrics menyarankan para Mama untuk menunda anak menonton televisi hingga usianya dua tahun. Karena hingga usia ini, bayi membutuhkan interaksi antarmanusia, baik dengan orang tuanya maupun dengan pengasuhnya.
Interaksi inilah yang akan membuat pemikirannya menjadi kritis, membuat perkembangan sosial, emosional, serta kepandaiannya terpenuhi. Walaupun program televisi untuk anak-anak juga bisa jadi mengandung pelajaran yang dapat diserap oleh bayi, namun hal itu tidak dipelajari oleh bayi melalui pengalaman secara langsung, atau dari eksplorasi yang melibatkan indranya, yang merupakan cara belajar terbaik.
Sebisa mungkin, jangan jadikan televisi pengganti "baby sitter" ya, Ma.
Tak bisa dipungkiri, televisi adalah salah satu cara bagi Mama untuk membebaskan diri saat mengurus rumah. Walaupun mungkin niat Mama hanya bebeberapa menit sehari, selagi meninggalkan Si Kecil saat Mama sibuk membereskan kamar, misalnya, namun lama-kelamaan yang ditakutkan adalah hal ini menjadi kebiasaan. Jika sudah terbiasa menonton televisi, durasi menontonnya akan semakin panjang. Televisi akan menjadi candu sehingga kelak anak mama bisa mengalami dampak buruknya.
Untuk mengurangi dampak televisi, berikut hal yang bisa Mama lakukan terkait Si Kecil:
1. Dampingi bayi jika ia menonton televisi
Dengan mendampingi Si Kecil menonton televisi, juga bersama keluarga misalnya, Mama bisa mengajarkan banyak hal dengan menjelaskan apa yang ditayangkan, menunjukkan gambar-gambar, memberikan pertanyaan.
Hal ini sama saja seperti saat Mama mengajak Si Kecil membaca buku dan menjelaskan isinya.
2. Batasi tontonan
Matikan televisi saat keluarga berkumpul. Misalnya saat makan, atau saat santai bersama keluarga.
Lakukan hal ini agar Si Kecil bisa belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga tanpa terganggu oleh televisi.
3. Ganti dengan musik
Alih-alih menyalakan televisi, nyalakan radio atau CD musik. Melalui musik, Si Kecil akan terlatih untuk mengembangkan imajinasi visual, dan akan tertarik untuk ikut menyanyi dan menari.
Jadi, cobalah untuk lebih banyak menyibukkan bayi dengan bermain bersamanya ya, Ma. Bayi yang lebih sering terstimulasi oleh orang di sekitarnya seperti orang tuanya atau pengasuhnya, akan memiliki keterampilan yang lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang lebih sering dibiarkan menonton televisi sendiri.
Ini Dampak Buruknya, Ma!
Tahukah Mama, berdasarkan Nielsen Media Research, anak-anak berusia dua hingga 12 tahun menghabiskan waktunya di depan televisi rata-rata 25 jam seminggu.
Jika ini dibiarkan hingga anak lulus SMA, maka ia akan menghabiskan 15 ribu jam menonton televisi, sementara waktu belajar di sekolah sendiri saat itu akan menghabiskan waktu anak sebanyak 11 ribu jam.
Sebuah penelitian di AS mengungkapkan, hingga tiba saatnya ia lulus lulus SMA, maka anak akan telah menonton 18.000 kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, pemboman dan pemukulan.
Terlalu banyak menonton televisi juga meningkatkan risiko terhadap obesitas, kesulitan belajar, dan kurangnya fokus perhatian pada anak. Menurut penelitian, televisi dengan jelas menghambat anak untuk bermain, belajar berbicara, juga tidurhal-hal yang amat penting dalam perkembangan bayi.
Masalah komunikasi juga bisa terjadi karena anak lebih senang menonton televisi di kamar atau saat makan, ketimbang berbincang dengan anggota keluarga lainnya.
Share deh ke teman Mama yang bayinya sudah nonton televisi!
0 Response to "Waspada Dampak Buruk Membiarkan Bayi Menonton Televisi"
Post a Comment