Dikira Hamil, Eeh...Ternyata Kosong!











Kantong kehamilan yang terdeteksi dan dikira bayi dalam kandungan, ternyata kosong tanpa janin di dalamnya. Kenapa bisa terjadi?

Kehamilan kosong atau blighted ovum terjadi karena ada pembuahan atau konsepsi, yaitu sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor, sel telur yang telah dibuahi tadi tidak dapat berkembang sempurna atau malah membentuk plasenta yang berisi cairan. Plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Inilah yang terdeteksi seolah-olah ada janin di dalam rahim.

Penyebab:
  • 60% akibat kelainan kromosom yang terjadi dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Kelainan dikenali oleh tubuh ibu, sehingga secara alami tidak meneruskan kehamilan.  
  • Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus.
  • Diabetes melitus yang tidak terkontrol.
  • Rendahnya kadar hormon beta HCG (human chorionic gonadotropin).
  • Faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin.  
  • Usia suami atau istri semakin tua sehingga kualitas sperma atau ovum menurun.
Gejala. Serupa gejala kehamilan umumnya, seperti tidak haid, mual dan muntah (morning sickness), payudara mengeras dan pembesaran perut. Pada pemeriksaan dengan test pack dan laboratorium hasilnya positif, karena plasenta memang menghasilkan hormon HCG yang  memberi "kabar" ke indung telur (ovarium) dan otak bahwa ada hasil konsepsi di dalam rahim. Karena gejalanya tidak spesifik, blighted ovum biasanya baru ditemukan setelah terjadi keguguran spontan disertai perdarahan.  

Lakukan ini!
  • Bila curiga mengalami blighted ovum, periksa ke dokter. Lewat pemeriksaan USG transvaginal (ultrasonografi lewat vagina), dokter bisa mendeteksi ada tidaknya detak jantung dan gambar janin. Namun, tindakan ini baru bisa dilakukan di usia kehamilan 6-7 minggu -saat diameter kantong kehamilan lebih besar dari 16 milimeter sehingga terlihat jelas. Bila tidak tampak gambar janin, diperiksa ulang seminggu kemudian. Bila gambar janin di kantong kehamilan tetap tidak didapatkan, dipastikan blighted ovum.
  • Bila positif blighted ovum, tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasilnya dianalisa untuk mencari penyebab blighted ovum dan mengatasinya. Misalnya, bila karena infeksi, Anda akan diobati agar tidak berulang. Bila penyebabnya antibodi, akan dilakukan program imunoterapi agar bisa hamil sungguhan.
  • Konsultasi ke psikolog, bila perlu. Blighted ovum sering menimbulkan beban psikis terutama pada kehamilan pertama. Perlu diingat, kasus itu bukan disebabkan faktor genetik, tetapi by change atau adanya perubahan. Bila terjadi lebih dari sekali sehingga berdampak psikologis seperti trauma atau stres, jangan segan berkonsultasi ke psikolog.

 




0 Response to "Dikira Hamil, Eeh...Ternyata Kosong!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...