Balita si 1 Tahun Terlambat Bicara, Tak Perlu Khawatir
Setiap anak itu unik, ada yang mahir berjalan dulu, baru belajar bicara. Ada juga yang sebaliknya. Tapi tak jarang ada yang berkembang berbarengan. Justru karena setiap anak unik, dan memperlihatkan ciri yang berbeda, Anda harus cermat dan waspada.
Seperti spons. Di tahun pertamanya, si kecil menyerap semua bunyi bahasa yang didengarnya dari sekitar. Layaknya spons, selama masa bayi hingga tahun kedua, anak-anak dengan cepat menangkap dan bahkan ada yang langsung mempraktikkan hasil belajarnya dengan meniru memproduksi bunyi bahasa yang sama.
Namun, tidak semua anak segera memproduksi kata-kata pertama di akhir masa bayi. Bahkan tak semua anak aktif melatih ketrampilan bicara sampai 13 14 bulan. Jadi, ada yang mengalami masa praverbal hingga tahun ke dua. Yaitu, masa di mana si kecil menggunakan bahasa lain, selain tutur, untuk berkomunikasi, seperti mimik wajah, bahasa tubuh, atau kerlingan mata.
Sejauh si kecil memberi respons terhadap bahasa verbal Anda, dengan bahasa apa pun meskipun bukan bahasa verbal, hingga akhir tahun kedua atau menjelang usia 2 tahun, Anda tak perlu khawatir. Tapi Anda perlu mencatat dan bahkan berkonsultasi dengan ahli, apabila si kecil tak juga merespons kata-kata Anda meskipun sebatasa anggukan kepala.
Apalagi tanpa kontak mata, jauh sebelum usia 2 tahun seharusnya Anda telah mengenali gejala yang tak biasa ini dan bertanya pada dokter dan psikolog anak.
Corat-coret dan bercerita. Pada anak-anak yang normal dan baru meluncurkan kata-kata pertama di usia 15 bulan, orang tua perlu proaktif memberi si kecil dorongan dan rangsang. Kegiatan literasi awal, seperti membolak-balik halaman buku, corat-coret dengan krayon, atau kegiatan bercerita bisa menjadi langkah pertama yang mudah dilakukan dan tentu menyenangkan. Yang juga penting: beri ia motivasi dan pujilah secara verbal. Jika Anda ingin si kecil pandai bicara, tentu Anda harus jadi modelnya.
Kini bahkan tersedia buku-buku cerita dengan tokoh favorit, seperti Dora The Explorer, Elmo, Nemo atau Bob The Builder yang memiliki tombol-tombol dan mengeluarkan suara. Bisa jadi, melihat tokoh favoritnya berbicara langsung kepadanya ketika ia menekan tombol, ia jadi terdorong untuk merespons secara verbal juga. Perdengarkan juga lagu-lagu anak Indonesia yang menarik dan memberinya wawasan berbahasa yang cukup .
Hal penting yang juga penting Anda lakukan adalah senantiasa berkomunikasi dengannya dengan menatap mata. Kontak mata ini penting untuk memberi si kecil rasa dihargai, merasa aman dan membantu Anda mendeteksi kalau-kalau ada yang tidak beres.
Selain speech delay (terlambat bicara) yang murni karena masalah pada alat bicara, Anda perlu waspadai spektrum autism dan sindroma Asperger yang ditandai dengan penolakan kontak mata. Sudah begini, Anda tak perlu tunggu lagi, berkonsultasilah. Jika ditangani secara tepat sejak dini, tak tertutup kemungkinan si kecil bisa mengejar ketertinggalan dalam perkembangan bahasa dan bicara.
Seperti spons. Di tahun pertamanya, si kecil menyerap semua bunyi bahasa yang didengarnya dari sekitar. Layaknya spons, selama masa bayi hingga tahun kedua, anak-anak dengan cepat menangkap dan bahkan ada yang langsung mempraktikkan hasil belajarnya dengan meniru memproduksi bunyi bahasa yang sama.
Namun, tidak semua anak segera memproduksi kata-kata pertama di akhir masa bayi. Bahkan tak semua anak aktif melatih ketrampilan bicara sampai 13 14 bulan. Jadi, ada yang mengalami masa praverbal hingga tahun ke dua. Yaitu, masa di mana si kecil menggunakan bahasa lain, selain tutur, untuk berkomunikasi, seperti mimik wajah, bahasa tubuh, atau kerlingan mata.
Sejauh si kecil memberi respons terhadap bahasa verbal Anda, dengan bahasa apa pun meskipun bukan bahasa verbal, hingga akhir tahun kedua atau menjelang usia 2 tahun, Anda tak perlu khawatir. Tapi Anda perlu mencatat dan bahkan berkonsultasi dengan ahli, apabila si kecil tak juga merespons kata-kata Anda meskipun sebatasa anggukan kepala.
Apalagi tanpa kontak mata, jauh sebelum usia 2 tahun seharusnya Anda telah mengenali gejala yang tak biasa ini dan bertanya pada dokter dan psikolog anak.
Corat-coret dan bercerita. Pada anak-anak yang normal dan baru meluncurkan kata-kata pertama di usia 15 bulan, orang tua perlu proaktif memberi si kecil dorongan dan rangsang. Kegiatan literasi awal, seperti membolak-balik halaman buku, corat-coret dengan krayon, atau kegiatan bercerita bisa menjadi langkah pertama yang mudah dilakukan dan tentu menyenangkan. Yang juga penting: beri ia motivasi dan pujilah secara verbal. Jika Anda ingin si kecil pandai bicara, tentu Anda harus jadi modelnya.
Kini bahkan tersedia buku-buku cerita dengan tokoh favorit, seperti Dora The Explorer, Elmo, Nemo atau Bob The Builder yang memiliki tombol-tombol dan mengeluarkan suara. Bisa jadi, melihat tokoh favoritnya berbicara langsung kepadanya ketika ia menekan tombol, ia jadi terdorong untuk merespons secara verbal juga. Perdengarkan juga lagu-lagu anak Indonesia yang menarik dan memberinya wawasan berbahasa yang cukup .
Hal penting yang juga penting Anda lakukan adalah senantiasa berkomunikasi dengannya dengan menatap mata. Kontak mata ini penting untuk memberi si kecil rasa dihargai, merasa aman dan membantu Anda mendeteksi kalau-kalau ada yang tidak beres.
Selain speech delay (terlambat bicara) yang murni karena masalah pada alat bicara, Anda perlu waspadai spektrum autism dan sindroma Asperger yang ditandai dengan penolakan kontak mata. Sudah begini, Anda tak perlu tunggu lagi, berkonsultasilah. Jika ditangani secara tepat sejak dini, tak tertutup kemungkinan si kecil bisa mengejar ketertinggalan dalam perkembangan bahasa dan bicara.
0 Response to "Balita si 1 Tahun Terlambat Bicara, Tak Perlu Khawatir"
Post a Comment