6 Mitos Squirting (Ejakulasi Wanita) yang Ternyata Salah Besar




Ternyata, wanita juga bisa mengalami ejakulasi layaknya pria. Ejakulasi wanita, alias squirting adalah keluarnya cairan bening keputihan yang keluar dari uretra (kandung kemih) dalam vagina setelah menerima rangsangan seksual. Banyak orang percaya squirting adalah bukti nyata kesuksesan seorang pria membawa wanita menuju orgasme. Lantas, apa benar anggapan tersebut? Simak berbagai mitos squirting dalam artikel ini. 


Berbagai mitos squirting yang ternyata tidak benar


1. Squirting itu hanya mitos belaka


Menurut pakar kesehatan seksual dan asmara, dr. Laura Berman, Ph.D., ejakulasi pada wanita bukanlah sebuah mitos. Pasalnya, sejumlah penelitian telah menemukan bahwa beberapa wanita memang akan mengeluarkan cairan saat orgasme. Sayangnya, hal ini jarang terekspos karena fenomena ini jarang diperbincangkan oleh wanita. Meski begitu, secara ilmiah ejakulasi wanita alias squirting itu nyata.


2. Semua wanita bisa squirting


Meski squirting adalah hal yang nyata, tidak berarti semua wanita bisa melakukannya. Faktanya, sebuah penelitian yang melibatkan 300 peserta melaporkan bahwa hanya tujuh wanita saja yang mengalami ejakulasi saat orgasme.


Kebanyakan orang mungkin melihat squirting sebatas pada film porno yang menyebarkan konsep bahwa semua orang pasti akan mengalami ejakulasi saat orgasme. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengalami squirting. Jadi, jika pasangan Anda tidak bisa squirting, jangan menyakiti hati pasangan Anda. Layaknya vagina, setiap pengalaman seksual wanita tentu memiliki keunikan tersendiri sehingga tentu akan berbeda antara satu dengan yang lainnya.


3. Cairan squirting sama dengan urine


Squirting adalah cairan ejakulasi wanita yang diproduksi dalam kelenjar Skene, yaitu kelenjar di dalam vagina yang berfungsi mirip dengan prostat pria. Kelenjar tersebut mengalir lewat saluran uretra (kandung kemih), bukan dari bukaan vagina. Cairan ini bukan urine (air kencing) maupun cairan pelumas alami dinding vagina karena mengandung karakteristik khas plasma prostat yang berasal dari kelenjar Skene, yang kurang lebih berfungsi sebagai kelenjar prostat wanita.


Namun, cairan squirting juga memungkinkan bercampur dengan urine. Pasalnya, terkadang otot vagina seorang wanita mengepal setelah orgasme, yang menyebabkan cairan ejakulasi Anda dari kelenjar Skene berbalik mengalir ke dalam kandung kemih dan bercampur dengan urine, sehingga memiliki tekstur yang lebih cair dan encer. Meski begitu, para ahli beranggapan cairan squirting tidak memiliki (atau sangat minim) kandungan urea, kreatinin, atau asam urat yang umum ditemukan dalam urine.


4. Wanita selalu squirting saat orgasme


Mitos squirting lainnya yang masih banyak dipercaya orang adalah setiap wanita akan selalu mengalami ejakulasi ketika mereka mencapai orgasme. Faktanya, tidak semua perempuan ejakulasi saat orgasme.


Beberapa wanita hanya mengalaminya satu kali seumur hidup. Sedangkan beberapa wanita lainnya menunjukkan pengalaman ejakulasi yang rutin. Meski begitu, sampai saat ini belum ada presentasi yang pasti juga terkait berapa banyak perempuan yang mampu mengalami ejakulasi seperti pria.


5. Vagina akan menyemburkan banyak cairan saat squirting


Beberapa orang berpendapat bahwa ketika wanita mampu mencapai orgamse, tubuhnya dapat mengeluarkan banyak cairan. Namun, hal tersebut nampaknya tidak mungkin terjadi. Pasalnya, tubuh wanita tidak dapat menyimpan cairan tersebut dalam jumlah yang banyak.


Dilansir dari laman Net Doctor, Beverley Whipple, seorang ahli seks dan penulis The Original G-spot menyatakan bahwa jumlah cairan yang dikeluarkan seorang wanita ketika mengalami squirting mungkin sekitar setengah cangkir kopi.


6. Squirting membutuhkan stimulasi G-spot


Dilansir dari laman Everyday Health, ejakulasi hanya bisa dicapai dengan cara merangsang G-spot, sebab area tersebut berada di depan vagina dan terhubung dengan uretra. Ketika area tersebut mendapat tekanan berupa rangsangan, maka akan menghasilkan hasrat buang air kecil.


Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa squrting tidak terjadi hanya dengan menstimulasi G-spot saja. Pasalnya, ada beberapa wanita yang mampu squirting dari rangsangan klitoris.


Pada dasarnya stimulasi vagina apa pun bentuknya, baik itu G-spot atau klitoris, dapat membawa wanita pada kenikmatan seksual yang intens. Bahkan, jika hal tersebut tidak selalu berujung pada ejakulasi. 


0 Response to "6 Mitos Squirting (Ejakulasi Wanita) yang Ternyata Salah Besar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...