Tuberculosis, Deteksi Sejak Dini

Tuberculosis atau TBC adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Tuberculosis adalah salah sau penyakit menular dengan angka kematian tinggi. Dalam rangka memperingati hari TBC sedunia, 24 Maret ini, perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit tuberculosis, saah satu dengan mengenali gejalanya sejak dini.

Ketika Anda mengalami batuk yang tak kunjung berhenti, disertai rasa sakit dan sesak napas, Anda perlu mewaspadai adaya gejala tuberculosis atau TBC. Deteksi tuberculosis sedini mungkin, dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan yang tentunya akan menyelamatkan hidup Anda. Untuk mendeteksi adanya penyakit tuberculosis, perlu dilakukan serangkaian tes.

Golden standardmenurut International Standard of Tuberculosis Care adalah pemeriksaan dahak dengan atau tanpa rontgen. Bila, pemeriksaan dahak tidak dapat dilakukan, maka rontgen juga dapat menjadi alat diagnostik TB. Sedangkan, tes Mantoux saat ini, dipakai pada anak untuk memperhatikan klinis dengan memakai sistem skoring. Penggunaan tes Mantoux pada dewasa untuk diagnostik TB sebaiknya tidak digunakan. Karena, pemeriksaan serologi untuk TB, nilai sensitifitasnya rendah.

Selain itu, tes darah juga perlu dilakukan untuk membantu diagnosa TB. Selanjutnya, perlu adanya pemeriksaan rutin, untuk menganalisis apakah TBC yang dialami termasuk jenis aktif atau tidak.

Setelah mengetahui keberadaan penyakit TBC dalam tubuh, perawatan yang harus dilakukan tergantung pada jenis TBC yang dialami, apakah termasuk jenis TBC aktif atau laten. 

1.Infeksi TBC laten
Pada jenis infeksi TBC laten, berarti TBC yang Anda alami bukanlah jenis TBC aktif. Pada kondisi ini, dokter akan memeriksa seberapa besar risiko Anda mengalami TBC aktif dan menyesuaikan perawatan yang Anda terima. Pengobatan yang Anda terima akan berupa antibiotik yang disebut isoanized atau INH untuk mencegah infeksi laten berubah menjadi infeksi aktif. Dosis obat ini, akan diberikan berupa dosis harian maupun dua kali dalam seminggu. Evaluasi akan dilakukan secara rutin untuk memastikan obat diterima tubuh dengan baik, tanpa efek samping yang serius. Jika terjadi efek samping serius, biasanya dokter akan meresepkan vitamin B6 atau pyridoxine untuk mencegah terjadinya efek samping INH.

2.Infeksi TBC aktif
Pada kondisi TBC aktif, dokter akan memberikan beberapa jenis antibiotik untuk melawan infeksi dan mencegah kekebalan bakteri dalam tubuh. Beberapa kombinasi antibiotik yang biasanya perlu dikonsumsi, termasuk jenis isoniazid, rifampin, pyrazinamide atau ethambutol. Konsumsinya perlu dilakukan selama 6-12 bulan dengan pengawasan dokter,  mengingat infeksi aktif TBC yang dapat berubah sewaktu-waktu menjadi fatal. 

3.TBC yang kebal obat
Salah satu jenis TBC memiliki sifat kebal obat, akibat adanya bakteri tuberculosis yang bermutasi, hingga menolak dua jenis bahkan lebih obat antibiotik. Namun, kondisi ini dapat diatasi, seiring dengan berjalannya waktu dengan menghabiskan obat antibiotik yang diresepkan. (PA)

Ditinjau oleh: dr. Frans Abednego Barus, Sp.P

0 Response to "Tuberculosis, Deteksi Sejak Dini"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...