Komplikasi Penyakit Lupus

Pengidap penyakit lupus di Indonesia berdasarkan data awal tahun 2013 telah mencapai 13.300 jiwa, namun banyak penderita lupus yang mengalami jenis lupus systemic erythematosus atau SLE, yang merupakan jenis lupus ringan yang terkontrol dengan baik, bahkan hampir tidak menimbulkan gejala apapun tanpa adanya komplikasi. Namun, pada penderita lupus yang lebih serius dengan kemungkinan terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa, berikut ini beberapa jenis komplikasi yang perlu diketahui keberadaannya.

1.Masalah ginjal
Satu dari setiap tiga penderita SLE akan mengalami penyakit ginjal lupus nephritis yang berpotensi menjadi serius dan disebabkan oleh peradangan dalam jangka waktu yang lama pada ginjal. Lupus nephritis seringkali terjadi di awal keberadaan penyakit SLE, biasanya dalam jangka waktu lima tahun dari sejak diagnosis lupus. Gejala dari penyakit ini dapat dideteksi dari adanya pembengkakan pada kaki atau oedema, gejala sakit kepala, pusing, campuran darah dalam urin, hingga dorongan untuk berkemih secara lebih sering.

Mereka yang menderita komplikasi ginjal ini biasanya juga akan mengalami kondisi hipertensi yang dapat mengakibatkan serangan jantung maupun stroke. Penderitanya harus melakukan cek darah secara rutin untuk memonitor kondisi ginjal dan harus minum obat pengontrol seperti immunosuppressants semacam mycophenolate mofetil atau cyclophosphamide. Cuci darah ginjal atau transplantasi ginjal hanya akan diperlukan pada kondisi lupus nephritis yang terlampau parah. 

2.Penyakit jantung
Penderita lupus SLE biasanya cenderung akan mengalami penyakit jantung yang dapat menyebabkan jantung dan arteri meradang dan rusak. Penderita lupus dapat mengurangi risiko mengalami penyakit jantung dengan mengadaptasi gaya hidup yang lebih sehat, seperti berhenti merokok, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, rendah lemak, gula dan garam, mengonsumsi buah dan sayuran, menjaga keseimbangan berat badan, rajin berolahraga serta mengurangi konsumsi alkohol. 

3.Komplikasi kehamilan
Lupus pada wanita biasanya tidak akan menyebabkan kondisi tidak subur, namun jelas dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi ketika kehamilan. Berbagai komplikasi kehamilan meliputi  pre-eklamsia, kelahiran prematur, keguguran, hingga kematian bayi baru lahir. Bayi yang lahir dari penderita lupus terkadang juga mengalami kondisi penyumbatan pada jantung yang menyebabkan adanya gangguan pada detak jantung, serta mengalami ruam pada kulit. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom neonatal lupus. 

Para penderita lupus yang ingin memiliki keturunan perlu merencanakan kehamilan dengan saksama bersama dokter kandungan. Saat gejala lupus sedang ada dalam kondisi serius, kehamilan menjadi lebih berisiko sehingga sebaiknya ditunda dulu sampai kondisi membaik dan gejala lupus menjadi lebih terkontrol. Jika kehamilan terjadi, kehamilan penderita lupus harus benar-benar dimonitor oleh spesialis dan dokter kandungan agar masalah apapun yang terjadi pada kandungan dapat dideteksi dini. (PA)

Ditinjau oleh: dr. Deffy Laksani Anggar Sari 


0 Response to "Komplikasi Penyakit Lupus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...