Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan ektopik terganggu (KET) merupakan suatu komplikasi kehamilan dimana
sel telur yang dibuahi dan tidak bisa menempel pada jaringan yang semestinya.
Kehamilan semestinya berada di dinding rahim, embrio menempel pada dinding
rahim. Kehamilan ektopik bukanlah kehamilan yang normal dikarenakan kehamilan
itu tidak bisa berkembang sebab berada di tempat yang bukan sebagaimana
mestinya. Kehamilan ektopik terganggu merupakan kondisi gawat darurat yang harus
segera diketahui oleh petugas medis. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa
ibu, kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang menjadi salah satu penyebab
mortalitas pada ibu hamil.
Proses Terjadinya Kehamilan Ektopik
Banyak orang yang tidak tahu bagaimana bisa kehamilan ektopik terjadi.
Sedikitnya pengetahuan masyarakat tentang kehamilan ektopik membuat kasus ini
sering terlambat ditangani. Tak hanya itu saja, awamnya masyarakat tentang
kehamilan ektopik membuat masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukannya dan
mengetahui secara dini kehamilan ektopik yang menimpanya. Akibatnya adalah
kehamilan ektopik terlambat diatasi.
Berikut ini proses terjadinya kehamilan ektopik yang harus diketahui oleh
masyarakat :
1- Setelah menstruasi, wanita akan melepaskan sel telur dari indung
telurnya. Sel telur itu adalah sel telur yang siap untuk dibuahi. Sel telur
tersebut akan berjalan menuju ke saluran telur kemudian menuju ke rahim.
2- Ketika setelah menstruasi wanita melakukan hubungan
seksual, sperma pasangan akan masuk ke dalam rahim dan mencari sel telur yang
bisa untuk dibuahi. Hasil pembuahan itu dinamakan dengan zigot.
3- Bila tidak ada halangan, zigot itu akan berenang dan
menuju ke rongga rahim. Ketika menuju ke rongga rahim akan ada pembelahan
sel. Ketika sampai di rongga rahim, sel ini akan menempelkan dirinya ke dinding
rahim dan bisa tumbuh lebih lanjut.
4- Sayang, tidak semua harapan bisa terwujud. Dalam
perjalannya menuju ke rahim, zigot bisa saja menemukan banyak hambatan. Hambatan
itu bisa membuat perjalanan zigot menjadi melambat dan terganggu. Akibatnya
adalah zigot akan menempel bukan di dinding rahim di dalam rahim. Jika hal
itu terjadi, kehamilan ektopik terganggu bisa terjadi. Zigot itu bisa tumbuh di
tempat-tempat seperti :
- Saluran telur. Lokasi ini adalah lokasi paling sering ditemukannya
kehamilan ektopik. Daerahnya adalah daerah ampula. Daerah ampula adalah daerah
yang lebar di saluran telur. Zigot itu banyak yang berhenti di saluran telur
tepatnya berada di daerah ampula.
- Rongga perut
- Ovarium atau indung telur
- Kornu uteri
- Leher rahim atau serviks.
Zigot bisa berubah menjadi embrio bukan pada tempatnya, namun ketika usianya
lebih dari tiga bulan zigot itu tidak bisa berkembang lagi sehingga akan
menimbulkan keluhan pada ibu hamil tersebut. Penanganan medis harus segera
dilakukan sedini mungkin, jangan sampai medis terlambat mengatasi hal
tersebut.
Gejala
Ibu yang sedang hamil dan berada di trimester pertama sebaiknya tahu apa saja
gejala dari kehamilan ektopik ini. Semakin dini wanita hamil menyadari bawah
kehamilannya merupakan hamil ektopik semakin cepat pula penanganan medis
dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terlambat diatasi,
wanita akan memiliki saluran tuba yang pecah. Jika saluran tuba pecah, saluran
tuba itu harus diangkat dan akibatnya wanita akan susah hamil di kemudian
harinya.
Tindakan medis yang dilakukan jika diketahui secara dini kehamilan ektopik
adalah dengan menjaga saluran tuba tetap utuh. Berikut ini gejala dari wanita
yang mengalami kehamilan ektopik :
- Nyeri
Wanita hamil yang mengalami gejala kehamilan ektopik terganggu akan merasakan
nyeri terutama di bagian perut bawah. Nyeri itu bisa sangat tajam kemudian bisa
melebar ke bagian perut. Nyeri itu akan semakin terasa hebat jika digunakan
untuk berjalan, bergerak dan juga beraktivitas meskipun hanya aktivitas yang
ringan saja.
- Pendarahan
Wanita yang hamil namun mengalami pendarahan seperti menstruasi, bisa
dikatakan bahwa dirinya terkena hamil ektopik. Pendarahan yang dialami itu bisa
sangat bervariasi misalnya saja hanya timbul bercak darah saat
hamil berwarna cokelat atau bahkan menstruasi seperti darah segar.
Wanita yang hamil namun mengeluarkan bercak cokelat atau darah secara teratur
sebaiknya segera menemui dokter sesegera mungkin.
Alasannya adalah jika tidak ditangani dengan segera kehamilan ektopik ini
bisa menyebabkan pendarahan di dalam tubuh ibu hamil.
- Sakit Panggul
Wanita yang mengalami kehamilan ektopik akan merasakan sakit di bagian
panggul. Sakit panggul itu hanya ada di salah satu sisi saja dan itu merupakan
sakit yang tiba-tiba.
- Pingsan
Pingsan merupakan tanda bahwa ibu hamil mengalami hamil ektopik. Pingsan itu
bisa terjadi ketika ibu hamil sudah tidak bisa menahan nyeri dan sakit pada
bagian panggul serta nyeri di bagian bawah perutnya.
- Hipotensi
Wanita dengan hamil ektopik akan mengalami tekanan darah rendah atau
hipotensi.
- Sakit Perut
Selain nyeri wanita akan mengalami kram perut atau sakit perut dimana,
seperti tanda-tanda kehamilan. Namun hal tersebut dirasakan perutnya
seperti diremas-remas. Rasa sakit itu semakin sering dirasakan oleh wanita
sehingga wanita akan kepayahan menghadapi itu semua.
- Kulit Pucat
Akibat pendarahan yang dialaminya, wanita dengan hamil ektopik akan
kekurangan darah dan mengalami anemia. Salah satu tanda jika dia terkena anemia
adalah dia akan memiliki kulit yang pucat.
- Denyut Nadi Meningkat
Wanita yang mengalami hamil ektopik akan mengalami denyut nadi meningkat.
Denyut nadi ini bisa di cek di bagian pergelangan tangan atau di bagian
leher.
Faktor Risiko
Ada orang yang rentan mengalami kehamilan ektopik terganggu. Faktor risiko
itu banyak yang tidak disadari oleh kebanyakan orang. Faktor itu tidak boleh
diremehkan, orang yang memiliki faktor risiko kehamilan ektopik, bisa membuat
dirinya terkena risiko fatal berupa pecahnya saluran telur yang dijadikan
sebagai lokasi untuk tempat menempelnya embrio tersebut.
Berikut ini berbagai macam risiko yang bisa menyebabkan seseorang terkena
hamil ektopik :
1. Infeksi Saluran Telur
Wanita yang mengalami infeksi di saluran telur biasanya akan mengalami
kehamilan ektopik. Alasannya adalah saat akan melewati saluran telur dan menuju
rahim, zigot terhalang oleh kuman dan virus yang ada di saluran telur. Akibatnya
zigot tersebut terpaksa berhenti di saluran telur dan menempel di sana, kemudian
zigot berkembang menjadi embrio.
2. Radang Panggul
Wanita yang mengalami penyakit radang panggul sangat rentan untuk terkena
kehamilan ektopik. Radang itu bisa membuat wanita merasakan nyeri pada
panggulnya. Radang panggul itu bisa menghalangi lajunya zigot menuju ke
rahim.
3. Pernah Mengalami Kehamilan Ektopik
Wanita yang pernah mengalami hamil ektopik sebelumnya juga bisa mengalami
hamil ektopik lagi. Jadi berhati-hatilah bagi wanita yang pernah mengalami
kehamilan ektopik. Misalnya saja hamil ektopik pertama berada di ovarium kanan,
kemudian di hamil ektopik selanjutnya hamil ektopik bisa berada di ovarium di
sebelah kiri. Oleh sebab itu faktor kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Operasi Tuba
Wanita yang pernah menjalani operasi tuba fallopi juga rentan untuk terkena
kehamilan ektopik. Alasannya adalah tuba yang telah dioperasi tidak
memungkinkan zigot untuk menempel di dinding rahim. Akibatnya adalah zigot
itu menempel pada tempat lainnya bukan menempel di rahim.
5. Endometriosis
Orang yang mengalami gejala endometriosis bisa terkena kehamilan
ektopik. Wanita yang mengalami endometriosis adalah wanita yang sering merasakan
sakit luar biasa ketika menstruasi datang dan terjadi.
10. Kontrasepsi
Wanita yang menggunakan kontrasepsi kemudian hamil dan dia masih mengalami
menstruasi, sehingga tidak sadar jika dirinya hamil bisa jadi kehamilan yang
dikandungnya adalah kehamilan ektopik. Wanita tersebut mengalami menstruasi
dikarenakan zigot tidak menempel pada dindIng rahim namun menempel di tempat
yang lainnya. Oleh sebab itu cara mencegah kehamilan tanpa KB lebih dianjurkan
daripada menggunakan kontrasepsi, karena bisa mneyebabkan kehamilan ektopik.
7. Cacat Bawaan
Wanita yang mengalami cacat bawaan di saluran telurnya bisa terkena kehamilan
ektopik.
8. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Wanita yang pernah mengalami penyakit menular seksual (PMS) bisa terkena
kehamilan ektopik. Hal itu diakibatkan oleh kuman dan virus yang ada di dalam
tyubuhnya. PMS itu misalnya saja gonorrhea, klamidia dan masih banyak lagi
lainnya.
Proses Diagnosa
Pihak medis membutuhkan data pendukung dan pemeriksaan pendukung agar pihak
medis mengetahui apakah pasiennya mengalami kehamilan ektopik atau tidak.
Kehamilan ektopik terganggu membutuhkan beberapa pemeriksaan dan diagnosa. Hasil
dari pemeriksaan itu akan menunjukkan apakah pasien tersebut mengalami hamil
ektopik atau tidak.
Berikut ini berbagai macam pemeriksaan yang akan dilakukan untuk mendeteksi
kehamilan ektopik :
Selain pemeriksaan laboratorium, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang tersebut mencakup hal-hal di bawah ini :
- Kuldosentesis. Pemeriksaan ini merupakan pengambilan
cairan peritoneal di ekskavasio rektouterina, tindakan yang dilakukan adalah
tindakan pungsi di dinding vagina.
- USG Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan umum yang akan
dilakukan oleh dokter. Manfaat USG kehamilan ini dokter akan mengecek apakah
tuba falopi mengalami kerusakan sehingga menimbulkan pendarahan.Tidak hanya
itu saja melalui USG dokter bisa melihat apakah ada embrio yang menempel tidak
pada uterus.
- Laparoskopi Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
yang dilakukan dengan melakukan pembedahan menggunakan sayatan kecil yang ada
dibawah perut.
Penanganan
Dokter akan melakukan tindakan medis dengan sesegera mungkin. Berikut ini
berbagai pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter dalam mengatasi kehamilan
ektopik :
- Obat-Obatan
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah dengan memberikan obat-obatan.
Obat-obatan tersebut fungsinya adalah menahan laju pertumbuhan embrio, obat
suntik juga akan diberikan kepada ibu hamil. Tujuannya adalah dengan obat suntik
tersebut diharapkan bisa terserap ke dalam tubuh ibu hamil, obat itu bisa
menjaga keutuhan tuba falopi dan menjaganya agar tidak pecah atau rusak.
Tuba falopi yang pecah dan rusak bisa disebabkan oleh embrio yang terus
tumbuh dan membesar. Kondisi tuba yang sempit tidak memungkinkan embrio untuk
terus berkembang menjadi janin.
- Operasi
Jika pemberian obat tidak berhasil dan embrio terus berkembang, dokter akan
melakukan tindakan pembedahan atau operasi. Operasi ini dirasa paling aman dan
memiliki angka keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian
obat-obatan. Operasi ini akan dilakukan oleh wanita yang mengalami
kehamilan ektopik terganggu lebih dari beberapa minggu. Operasi yang biasa
dilakukan untuk mengatasi hamil ektopik adalah operasi laparaskopi dengan
membentuk sayatan kecil yang ada di bawah perut.
Operasi ini juga akan dilakukan jika kondisi tuba sudah pecah dan menimbulkan
pendarahan. Jika tuba sudah pecah bukan laparoskopi saja yang dilakukan, namun
operasi besar untuk mengangkat saluran tuba yang telah pecah agar tidak
menimbulkan infeksi di dalam perut.
Efek Kehamilan Ektopik
Wanita yang pernah mengalami hamil ektopik atau sedang mengalami hamil
ektopik tentu akan bertanya-tanya apa saja yang menjadi dampak dari kehamilan
ektopik ini. Mereka banyak yang khawatir dan takut jika kejadian buruk akan
menimpanya setelah kehamilan ektopik tersebut.
Berikut ini berbagai dampak yang akan terjadi pada wanita yang mengalami
hamil ektopik :
Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, sebanyak 12 persen wanita
tersebut akan mengalami hamil ektopik kembali. Tidak jarang, wanita yang
mengalami kehamilan ektopik akan merasakan trauma. Trauma ini bisa disebabkan
dengan proses dari kehamilan ektopik itu sendiri, diagnosa dan juga pengobatan
yang dilakukan saat mengalami hamil ektopik. Trauma yang dirasakan wanita
tersebut adalah tidak ingin hamil lagi. Apalagi telah disebutkan bahwa wanita
yang mengalami hamil ektopik akan mengalami kehamilan ektopik kembali sebanyak
12 persen. Persentase trauma wanita yang pernah mengalami hamil ektopik adalah
30 persen. Sehingga banyak wanita yang banyak mengalami trauma setelah mengalami
kehamilan ektopik.
Dukungan dari orang terdekatnya terutama dukungan suami, saudara dan sahabat
sangat dibutuhkan oleh wanita yang mengalami kehamilan ektopik. Dukungan positif
itu diharapkan bisa memulihkan rasa trauma wanita yang pernah mengalami
kehamilan ektopik. Wanita yang mengalami kehamilan ektopik akan mengalami
tekanan mental dan juga gangguan psikis berupa stress bahkan bisa depresi. Suami
harus berkonsultasi dengan istri jika ingin memiliki anak kembali, selain itu
konsultasi ke dokter atau bidan sangatlah diperlukan agar mereka bisa memberikan
nasehat agar tidak mengalami kehamilan ektopik kembali.
Kehamilan ektopik ini hanya bisa bertahan sampai trimester pertama saja atau
tiga bulan, setelah itu janin tidak akan bisa berkembang lagi. Jika
petugas medis tidak tanggap terhadap kehamilan ektopik terganggu melebihi
trimester pertama, hal itu bisa sangat membahayakan nyawa ibu. Sayangnya, dokter
ahli kebidanan tidak bisa mendeteksi adanya kehamilan ektopik ini terutama
dokter atau bidan yang tidak dilengkapi dengan USG. Ibu yang tidak terdeteksi
bahwa terkena kehamilan ektopik akan mengalami kondisi gawat darurat dan harus
masuk ke UGD, jika hal ini terjadi biasanya dokter UGD lah yang mengetahui bahwa
ibu telah terkena kehamilan ektopik. Oleh sebab itulah, semua kalangan dokter
sebaiknya tahu mana kehamilan ektopik dan mana yang
bukan.
0 Response to "Kehamilan Ektopik Terganggu"
Post a Comment