4 Mitos Tentang Obat Nyeri yang Mungkin Selama Ini Anda Percayai




Obat nyeri atau painkiller adalah obat-obatan yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi proses pengiriman sinyal rasa sakit melalui saraf, yang terjadi dalam tubuh Anda. Ada tiga jenis obat nyeri yang tersedia, yakni obat radang anti steroid, paracetamol, dan opioid. Ibuprofen merupakan salah satu contoh dari obat penghilang rasa sakit ini. Anda mungkin sudah sering minum obat nyeri sepanjang hidup Anda, namun apakah Anda tahu mana yang fakta dan mana yang mitos, mengenai obat nyeri? Misalnya, apakah benar kita bisa ketagihan obat nyeri? Simak fakta-faktanya berikut ini.


1. Semakin tinggi dosisnya, semakin baik hasilnya


Ini salah. Setelah timbul suatu luka yang parah, pemberian dua pil mungkin akan lebih mampu menghilangkan rasa sakit dibandingkan pemberian satu pil. Namun seiring berjalannya waktu, menurut pimpinan American Pain Foundation, Dokter James Campbell, yang sebenarnya terjadi, terutama saat Anda sudah minum pengobatan penyakit kronis dalam jangka waktu yang lama, penyakit tersebutlah yang sebenarnya akan bertambah parah bila Anda menambah dosis obat nyeri Anda.


2. Setelah minum obat nyeri dengan dosis yang tinggi, saya akan mengalami sakau jika berhenti


Salah. Gejala putus obat alias sakau memang sering kali disalahartikan dengan ketergantungan. Munculnya beberapa gejala tertentu setelah seseorang menghentikan konsumsi suatu obat tertentu, menyebabkan beberapa orang mengira tubuhnya telah ketergantungan, dan ketakutan bahwa sebentar lagi dia akan mengalami ketagihan obat nyeri.


Padahal sejatinya, saat seseorang minum obat nyeri sembari mengonsumsi pengobatan penyakit kronis tertentu dalam dosis yang cukup tinggi, pasien ini akan tetap mengalami gejala putus obat, meskipun obat tersebut tidak menimbulkan ketagihan. Timbulnya gejala putus obat ini juga tak lantas akan menyebabkan Anda ketagihan terhadap obat tersebut. Namun Anda disarankan untuk tetap berada di bawah perawatan dokter Anda, selama gejala putus obat masih terjadi.


3. Saya akan ketagihan obat nyeri setelah minum dalam waktu yang lama


Salah. Menurut seorang dokter dari Hazelden Foundation, Marvin Seppala, mengonsumsi painkiller dalam waktu yang lama karena pengobatan suatu penyakit kronis tertentu, namun masih sesuai dengan instruksi dokter, takkan menimbulkan ketagihan.


Namun, menambah dosis tanpa sebelumnya berkonsultasi dengan dokter, atau meminta resep dari dokter lain tanpa memberitahunya bahwa Anda sudah diresepkan obat tersebut oleh dokter lain, justru dapat memperbesar peluang Anda mengalami ketagihan obat nyeri.


4. Agar tidak ketagihan obat nyeri, sebaiknya kalau merasa nyeri jangan minum obat


Justru salah bila Anda mengabaikan rasa sakit tersebut dan tidak mau minum obat karena takut mengalami ketagihan obat nyeri. Tindakan yang Anda lakukan justru akan membuat Anda merasakan rasa sakit yang tidak berkesudahan.


Lagipula, Anda memiliki hak untuk ditangani rasa sakitnya oleh bantuan medis. Namun tetap perlu dipahami bahwa tujuan utama dari pengobatan penyakit Anda bukanlah untuk menghilangkan rasa sakit, melainkan untuk mengembalikan fungsi dan aktivitas tubuh Anda seperti semula sebelum Anda terserang penyakit tersebut.


Dengan kata lain, dari sejumlah fakta di atas, penggunaan painkiller akan tetap aman digunakan, bila Anda mengkonsumsinya sesuai dengan instruksi yang diarahkan oleh dokter Anda. Selalu laporkan setiap perubahan dan ketidaknyamanan kepada dokter Anda, dan jangan mengubah-ubah dosis obat nyeri dari yang sudah diresepkan oleh dokter.


0 Response to "4 Mitos Tentang Obat Nyeri yang Mungkin Selama Ini Anda Percayai"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...