Sudah di Ujung Lidah, Tapi Tak Juga Ingat. Fenomena Apa Ini




Sumber foto: HDimagez


Anda mungkin pernah terjebak di situasi ini: ada orang yang bertanya kepada Anda mengenai sesuatu hal yang jelas-jelas Anda tahu dengan pasti. Namun, seketika Anda lupa sebenarnya apa, sih, satu kata yang Anda cari itu? Yang Anda ingat hanyalah huruf awalnya adalah S dan terdiri dari beberapa suku kata. Anda juga ingat sepertinya ada huruf E dan R, tapi Anda tidak dapat mengingat dengan jelas kata apa yang sebenarnya sudah siap terucap di ujung lidah Anda tersebut.


Inilah yang dikenal dengan fenomena tip of the tongue, alias ujung lidah. Kenapa ini bisa terjadi?


Penyebab fenomena tip-of-the-tongue atau di ujung lidah


Tip-of-the-tongue adalah perasaan percaya diri bahwa seseorang tahu akan suatu kata, namun gagal untuk mengingatnya kembali (Schwartz, 1999, 2002). Kegagalan dalam mengucapkan suatu kata ini terjadi karena seseorang dihalangi, diganggu, dan dicegah untuk mengingat suatu kata. Namun, setelah banyak penelitian baru yang muncul, kegagalan dalam mengucapkan suatu kata ini terjadi karena adanya kegagalan seseorang dalam mengingat kembali kata yang ingin diucapkan. Pada beberapa kasus, ini terjadi akibat gangguan pada tahapan dalam lexical retrival, yaitu tempat penyimpanan kata dalam memori manusia (Gollan & Brown, 2006).


Fenomena ini normal dan umum terjadi karena menurut simpulan dari penelitian yang pernah dilakukan, melupakan kata yang sudah di ujung lidah terjadi setidaknya sekali dalam seminggu dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia (James & Burke, 2000; Schwartz, 2002). Gollan & Acenas (2004) dan Golan dkk. (2005) menyatakan bahwa fenomena ini lebih sering dialami oleh para bilingual alias orang yang menguasai lebih dari satu bahasa, karena orang-orang yang bicara lebih dari satu bahasa cenderung mengetahui lebih banyak kata daripada orang yang hanya menguasai satu bahasa.


Penelitian yang pernah dilakukan soal fenomena top-of-the-tongue


Roger Brown dan David McNeill (1996) adalah peneliti pertama yang melakukan penelitian formal tentang hal ini. Dalam penelitiannya, Brown dan McNeill merekayasa para respondennya untuk merasakan tip of the tongue. Pertama-tama, peneliti memberikan arti dari kata yang jarang digunakan dalam bahasa Inggris (sampan, ambergris, nepotism) dan meminta responden untuk menyebutkan kata mana yang sesuai dengan arti yang sebelumnya telah disampaikan. Responden segera memberikan jawaban yang benar, dan ada juga responden yakin bahwa mereka tidak pernah mendengar kata-kata tersebut.


Selanjutnya, peneliti merekayasa adanya tip-of-the-tongue. Responden yang sebelumnya telah mengetahui arti kata dari masing-masing kata asing tersebut diminta untuk mengganti kata asing tersebut dengan kata lain yang memiliki pengucapan yang serupa. Seperti saat ada arti dari sampan yang diberikan, responden diminta untuk mencari kata lain yang pengucapannya serupa, seperti saipan, siam, Cheyenne, sarong, sanching, dan symphoon.


Hasilnya, responden memberikan jawaban kata lain yang cenderung serupa dari kata asing pertama yang mereka ketahui. Sebanyak 49% dalam peneitian, responden memilih kata dengan kesamaan huruf pertama, dan sebanyak 48% memilih huruf dengan banyak suku kata yang sama dengan kata asing pertama.


Hal ini menjelaskan bahwa saat Anda dilanda dengan tip-of-the-tongue, Anda dapat mengidentifikasikan kata yang ingin Anda ucapkan. Ciri yang terpikirkan oleh Anda, seperti huruf pertama atau jumlah suku kata, cenderung benar dengan huruf yang ingin Anda ucapkan. Selain itu, Anda juga cenderung untuk mengganti kata yang tidak terpikirkan itu dengan kata lain yang cenderung sama pengucapannya.


Gollan & Acenas (2004) dan Golan & Brown (2006) juga menyatakan bahwa orang yang menguasai lebih dari satu bahasa kadang menggantikan kata yang ingin diucapkan ke bahasa lain yang ia kuasai.


Jadi


Seperti yang diungkapkan di atas, tidak perlu malu jika Anda melupakan suata kata atau nama yang sudah ada di ujung lidah, karena fenomena ini adalah yang normal terjadi pada manusia, bahkan lebih sering terjadi dibandingkan fenomena dj vu yang biasanya dirasakan hanya satu hingga dua kali dalam hidup seseorang (Brown, 2004). Tetap terbuka jika Anda sebenarnya mengetahui istilah-istilah penting, yang tidak boleh adalah bilang paham, namun sebenarnya tidak, setuju?


0 Response to "Sudah di Ujung Lidah, Tapi Tak Juga Ingat. Fenomena Apa Ini"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...