Kenali Gejala Gegar Otak Pada Anak




Anda mungkin berpikir bahwa gegar otak adalah suatu kecelakaan yang hanya bisa terjadi pada atlet olahraga profesional atau kecelakaan bermotor. Tapi, gegar otak ternyata lebih umum dan lebih berbahaya dari yang kita duga. Angka kejadian trauma kepala yang dirawat di rumah sakit di Indonesia merupakan penyebab kematian urutan kedua (4,37%) setelah stroke (Universitas Sumatera Utara, 2014).


Jatuh adalah penyebab utama dari cedera fatal pada anak-anak dari segala usia, dan jatuh juga merupakan biang keladi nomor satu dari laporan kasus cedera kepala pada anak berusia di bawah 9 tahun, dikutip dari Parents. Anak di bawah usia 4 adalah korban cedera kepala yang paling sering ditemukan, dan atlet muda mendapatkan gegar otak ringan sampai serius jauh lebih sering dari yang diharapkan.


Apa itu gegar otak?


Gegar otak adalah jenis cedera otak traumatis yang berasal dari cedera kepala tertutup di mana tidak ada objek yang menembus tengkorak menyebabkan otak dan kepala tersentak dengan sangat cepat sehingga mengganggu fungsi normal otak untuk sementara waktu atau permanen.


Gegar otak juga dapat dihasilkan dari pukulan kuat terhadap tubuh yang secara tidak sengaja membenturkan kepala dan otak. Cedera mungkin berawal dari pukulan keras, jatuh, atau goncangan yang berat; potensinya luas, dari olahraga, jatuh saat beraktivitas harian, atau dari serangan seperti ketika anak-anak saling berkelahi atau jadi korban kekerasan.


Kita tidak bisa memperbaiki cedera otak seperti kita memperbaiki kerusakan ligamen dan tulang. Oleh karena itu, penting bagi Anda sebagai orang tua untuk mengerahkan segala tenaga dan upaya untuk melindungi otak anak dan menyadari potensi efek jangka panjang gegar otak pada perkembangan otak normal.


Apa efek gegar otak pada anak?


Dampak kesehatan pasti dari gegar otak pada anak belum jelas. Ada begitu banyak anak yang pernah mengalami trauma kepala ringan dan memiliki faktor risiko cacat fisik dan psikologis, pada kenyataannya baik-baik saja selama hidupnya. Tapi, meski jarang, efek dari gegar otak yang tidak diobati dapat menetap dalam diri anak selama bertahun-tahun.


Risiko untuk masalah jangka panjang meningkat jika seorang anak memiliki gegar otak kedua atau jika cedera otaknya sudah lebih parah dari gegar otak. Dampak mengkhawatirkan ini juga umumnya akan lebih buruk jika anak memiliki trauma kepala yang dialami setelah usia 15, diduga karena otak menjadi kurang tangguh daripada masa sebelumnya.


Laporan mencengangkan di atas didapat dari salah satu studi terbesar dan yang paling komprehensif dalam penelitian dampak trauma kepala pada anak-anak kecil, dengan melibatkan proses penelitian berkelanjutan pada 104 ribu orang Swedia yang pernah mengalami gegar otak semasa kecilnya (sebelum usia 25) namun tak pernah terdiagnosis, dilansir dari New York Times.


Apa tanda dan gejala gegar otak pada anak?


Anda dapat mengalami gegar otak tanpa harus kehilangan kesadaran. Tanda-tanda gegar otak umumnya sama untuk setiap usia. Tapi untuk bayi, balita, dan anak-anak yang lebih tua, Anda mungkin harus berpikir sedikit berbeda ketika mencoba untuk menentukan apakah mereka mengalami gegar otak. Gegar otak sangat berbahaya pada anak-anak kecil, terutama yang belum bisa bicara, karena anak mungkin tidak dapat memberi tahu Anda saat mereka kesakitan.


Yang perlu diingat, gejala utama gegar otak di segala usia termasuk mudah marah dan sulit tidur. Walaupun begitu, gejala bisa tidak muncul segera setelah cedera. Tanda dan gejala dapat muncul berjam-jam atau bahkan berhari-hari setelah cedera. Anda harus mengawasi anak dengan sangat hati-hati untuk setiap kemungkinan tanda dan gejalanya.


Tanda dan gejala gegar otak pada bayi


Pada bayi, tanda-tanda gegar otak dapat mencakup satu atau lebih gejala awal di bawah ini:



  • Menangis ketika Anda menggerakkan atau memegang kepalanya

  • Lekas marah; tantrum

  • Perubahan pola tidur tidur lebih lama atau kurang

  • Hilang kesadaran

  • Mengantuk

  • Lesu

  • Ada kebocoran (berupa cairan transparan atau darah) dari hidung, mulut, atau telinga


Gejala yang paling jelas adalah kehilangan kesadaran, tapi tanda-tanda lainnya termasuk menolak makan, rewel berkepanjangan, atau sikap tenang atau tidak aktif yang berkepanjangan tidak seperti biasanya juga dapat menjadi tanda dari gegar otak atau cedera otak lain yang lebih serius. Benjolan besar di ubun-ubun area kepala bayi yang lunak juga merupakan tanda yang harus diwaspadai.


Tanda dan gejala gegar otak pada anak usia kurang dari dua tahun


Anak bawah tiga tahun yang mengalami gegar otak mungkin sudah dapat memberikan sinyal pada Anda bahwa kepala mereka sakit dan menjadi lebih vokal terhadap rasa sakitnya. Gejala mungkin termasuk:



  • Sakit kepala

  • Mual atau muntah

  • Perubahan perilaku

  • Perubahan pola tidur tidur lebih lama atau kurang

  • Menangis berlebihan

  • Kehilangan minat bermain bersama saudaranya atau bermain di luar, atau melakukan kegiatan favorit mereka lainnya


Tanda dan gejala gegar otak pada anak balita


Anak kecil usia sekolah mungkin sudah mampu untuk menunjukkan perubahan perilaku yang lebih jelas, seperti:



  • Hilang kesadaran singkat (kurang dari 20 menit)

  • Tampak bingung, tatapan kosong, terpengerangah, seperti kaget atau melamun; berkunang-kunang

  • Sakit kepala

  • Mual

  • Emosi labil (menangis atau tertawa tiba-tiba)

  • Pusing atau masalah fokus keseimbangan

  • Penglihatan ganda atau kabur

  • Kepekaan terhadap cahaya dan/atau kebisingan

  • Sulit berkonsentrasi

  • Sulit mengingat

  • Kebingungan atau lupa tentang kejadian baru-baru ini

  • Lambat saat merespon pertanyaan

  • Perubahan suasana hati mudah marah, mudah sedih, emosional, gugup, cemas, mood depresif

  • Perubahan pola tidur tidur lebih lama atau kurang

  • Kantuk dan lesu


Untuk anak-anak di bawah usia 6 atau 7 tahun, kadang sulit untuk mengenali cedera otak, karena memori jangka pendek terbatas dan rentang perhatian singkat sering terjadi pada kelompok usia ini. Pada anak usia SD dan remaja tanggung yang lebih tua, penanda ini akan lebih jitu sehingga Anda bisa segera memastikan kecurigaan gejala gegar otaknya. Selain itu, juga perhatikan jika ia kebingungan saat mencari sebuah kata.


Apa yang harus dilakukan jika kepala anak terbentur atau terluka?


Anak jatuh saat beraktivitas adalah hal biasa, dan dalam kebanyakan kasus tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika anak Anda sepenuhnya sadar, aktif, dan tampaknya tidak bertindak berbeda setelah mendapat benjolan ringan di kepala, kemungkinan besar ia akan baik-baik saja.


Jika setelah terbentur anak mulai muntah, bernapas tidak teratur, mengalami kejang, atau tidak sadarkan diri, dapatkan bantuan medis sesegera mungkin. Jangan pindahkan anak Anda kecuali ia dalam potensi bahaya lebih lanjut. Lakukan CPR jika ia tidak bernapas, dan jika ia mengalami perdarahan, bebat luka dengan kain bersih dan tekan untuk hentikan perdarahan sampai bantuan datang.


Jika Anda melihat bahwa pupil mata (lingkaran hitam kecil di mata) anak berukuran tak sama atau lebih besar dari pupil mata normal setelah cedera kepala, ini bisa menunjukkan pembengkakan di sekitar otak dan merupakan keadaan darurat medis. Meskipun tidak ada tes resmi yang dapat mendiagnosis gegar otak, CT scan atau MRI mungkin  digunakan untuk mendapatkan gambaran otak jika dokter mencurigai adanya perdarahan dalam otak.


Bagaimana menangani gegar otak anak di rumah?


Satu-satunya pengobatan untuk gegar otak adalah istirahat, dari kegiatan mental dan fisik. Otak membutuhkan banyak istirahat untuk menyembuhkan diri dari trauma, dan pemulihan penuh dapat memakan waktu bulanan hingga setahun, tergantung pada seberapa buruk gegar otak anak. Jangan biarkan anak Anda untuk menggunakan layar apapun karena hal ini benar-benar terlalu merangsang dan membangkitkan otak. Ini berarti tidak boleh gunakan TV, tablet, mendengarkan musik, atau smartphone.


Pemulihan akan lebih cepat ketika anak sering dan konsisten istirahat pascacedera. Tidur sebenarnya sangat ampuh untuk kesembuhan otak, jadi dorong anak untuk memiliki waktu tidur siang tenang dan waktu tidur malam yang lebih awal untuk menciptakan waktu istirahat bagi otak sebanyak mungkin untuk sembuh. Tak apa untuk membiarkan anak tidur sebentar setelah mengalami benturan, tapi tetap pantau dengan sangat hati-hati untuk setiap perubahan setelah mereka bangun dari tidur.


Setelah gejala hilang, perhatikan apa yang terjadi ketika anak berjalan di permukaan rata pada kecepatan yang relatif cepat. Jika tidak ada gejala kambuh maka anak dapat meningkatkan aktivitas fisik selama ia tetap bebas dari gejala. Orang tua dan guru harus memantau hati-hati dalam beberapa hari, minggu, dan bulan pertama setelah anak gegar otak dan kembali ke sekolah. Jika gejala kembali atau masalah lainnya berkembang, anak harus dibawa ke dokter dan mungkin neuropsikolog untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Demi melindungi anak Anda dari potensi cedera kepala di masa depan, tak apa untuk kali ini menjadi orangtua yang keras kepala memaksa anak memakai peralatan pelindung yang sesuai dan terpasang benar seperti helm selama olahraga dan kegiatan lainnya karena gegar otak berulang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak.


BACA JUGA:



  • Mengenal Tanda-Tanda Kekerasan Pada Anak

  • Migrain dan Sakit Kepala Sebelah Ternyata Berbeda

  • Wajarkah Jika Anak Sering Mengantuk di Kelas?






0 Response to "Kenali Gejala Gegar Otak Pada Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...