Tips Lancar Berkomunikasi Dengan Anak yang Terlahir Tuli

loading...



Menghadapi kenyataan bahwa anak Anda terlahir tidak bisa mendengar merupakan situasi yang sulit. Tetapi, kehilangan pendengaran tidak membatasi anak Anda dari belajar dan berkomunikasi. Dengan penanganan yang tepat, si kecil dapat berkembang sama seperti anak lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat orangtua lakukan untuk berkomunikasi lebih lancar dengan anak yang tuli.


Read Also

Tips lancar berkomunikasi dengan anak yang tuli


1. Komunikasi tidak hanya dengan bahasa lisan


Pada bulan-bulan awal kelahiran, si kecil tentu belum bisa berbicara. Bayi terlahir dengan kemampuan untuk menangis. Itulah caranya berkomunikasi untuk saat ini.


Tangisan bayi akan memberi tahu apa yang ia butuhkan atau rasakan, entah itu rasa lapar, popok basah, kakinya kedinginan, mengantuk atau merasa lelah, ingin dipeluk, dan seterusnya. Lama kelamaan, Anda semakin dapat memahami kebutuhan bayi Anda dan meresponnya dengan baik.


Komunikasi juga tidak selalu dalam bentuk bahasa lisan. Pandangan mata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, sentuhan hangat, dan gerakan tangan Anda adalah cara Anda berkomunikasi dengannya untuk sementara ini. Cara Anda merespon untuk merespon kebutuhannya, merawat, dan bermain dengan bayi Anda sudah menjadi cara komunikasi yang mempererat ikatan batin antara bayi dan orangtuanya.


2. Tetaplah berbicara seperti biasa


Meski memang si kecil tidak bisa mendengar dengan baik, Anda tetap perlu terus mengajaknya berbicara sambil menatap matanya.


Otak bayi berkembang dengan cepat. Anak-anak biasanya belajar berkomunikasi dengan mendengar apa yang orang sekitarnya katakan. Maka, sangatlah penting untuk merangsang masuknya suara ke otak secepat mungkin dan sesering mungkin.


Mendengar suara dan kata-kata sedari dini akan membantu si kecil untuk mengembangkan bahasanya. Temukan cara-cara sederhana untuk memperkenalkan suara baru setiap harinya dengan cara:



  • Bermainlah dengan bayi Anda yang mengajarkannya untuk meniru, seperti permainan cilukba. Permainan ini mengajarkan bayi Anda untuk berkomunikasi secara bergantian.

  • Bicaralah tentang hal yang Anda sedang lakukan. Contohnya, Kita akan ke rumah nenek, atau Ayah sedang cuci piring.

  • Bacakan dongeng untuk anak Anda.

  • Bernyanyi bersama

  • Tunjukkan buku cerita yang memiliki gambar yang menarik dan teks yang jelas. Ketika sudah agak besar, ajarkan anak untuk melafalkan kosakata mudah yang ada di buku tersebut.


Pengulangan pelafalan kosakata sangat penting dilakukan setiap hari. Anak yang tuli dari lahir namun terus dilatih untuk mendengar suara sedari dini dapat berkembang sama dengan anak-anak lain seusianya yang tidak memiliki gangguan pendengaran.


3. Selalu respon anak Anda


Seiring tumbuh kembangnya, anak mungkin sudah semakin lancar untuk mengutaskan beberapa kata. Selalu berikan respon terhadap apa yang dirasakan anak Anda. Jangan abaikan apa yang anak Anda sampaikan.


Dengan merespon, ini menunjukan kepada anak bahwa Anda tertarik dengan apa yang ingin disampaikannya. Merespon bisa menggunakan ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau gerakan.


Begitu juga sebaliknya. Berikan si kecil kesempatan untuk merespon perkataan Anda dengan isyarat ataupun dengan bahasa lisan yang ia bisa. Mungkin ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada anak yang bisa mendengar dengan baik. Namun, Anda bisa mendorongnya dengan merespon balik.


Misalnya, Anda ingin bertanya si kecil mau main apa, Anda bisa bilang Dek, mau main apa? Jika anak kesulitan untuk menjawab atau Anda kurang mengerti apa yang ia katakan, Anda bisa menawarkan pilihan untuknya Mau main robot ini? atau main masak-masakan? (sambil tunjukkan mainannya)


4. Buat lingkungan visual yang mendukung


Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan melakukan aktivitas sehari-hari merupakan wujud paling penting dalam berkomunikasi dengan anak yang tuli. Sambil Anda berbicara, perlihatkan ekspresi wajah dan kontak mata yang jelas dengan anak untuk mendapatkan perhatiannya.


Saat mendongeng untuk anak, deskripsikan gambar yang ada di dalam buku. Saat ia sudah lebih besar, minta ia menunjuk gambar yang Anda sebut. Atau, minta anak Anda untuk menyebut gambar apakah itu.



5. Perkenalkan bahasa isyarat


Seiring dengan tumbuh kembangnya, mulailah perlahan untuk mengenalkan ragam bahasa isyarat pada si kecil. Jika Anda belum familiar dengan hal ini, sebaiknya latih dulu diri sendiri untuk menguasai kosakata isyarat dasar, seperti 5 huruf vokal (AIUEO), mama, papa, nama anak Anda, makan, dan minum.


Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa mengajarkan anak untuk berbahasa isyarat akan menghambat kemampuan bicaranya. Anggapan ini keliru. Jurnal Clin Ethics tahun 2010 justru melaporkan bahwa melatih anak menggunakan bahasa isyarat sejak dini dapat membantunya memahami isi percakapan dengan lebih jelas, sehingga memudahkannya untuk berinteraksi dengan orang sekitar.


Bahasa isyarat dapat diajarkan sedini mungkin, sejak usia 6 bulan bayi sudah mulai memahami isyarat-isyarat sederhana. Namun biasanya bayi memang belum memiliki kontrol tangan yang baik untuk bisa memberikan respon pada orang tuanya hingga ia berusia sekitar 8-9 bulan. 


6. Perkenalkan dengan dunia luar, jangan batasi aktivitas anak Anda


Selain menghabiskan waktu bersama keluarga, buatlah anak Anda terbuka dengan dunia luar. Anak yang memiliki keterbatasan dalam pendengaran sangat membutuhkan keterlibatan aktivitas secara visual untuk memahami sesuatu. 


Libatkan juga anggota keluarga lainnya untuk berinteraksi dengan anak. Semakin sering anak melihat anggota keluarga menggunakan bahasa yang ia bisa, maka ia jadi bisa belajar semakin cepat. Anak juga menjadi lebih semakin percaya diri dan berani berkomunikasi.


Semakin beragam aktivitas yang anak lakukan dan semakin beragam orang yang berinteraksi dengan dirinya, akan semakin membantunya untuk mengenal dan memahami kosakata baru. Anak juga akan lebih berani bercerita atau berkomunikasi dengan orang di sekelilingnya.


7. Pasang alat bantu dengar


Sekarang ini, semua bayi biasanya dites untuk memeriksa pendengarannya segera setelah lahir. Itu berarti jika anak Anda memiliki masalah pendengaran, mereka dapat langsung menggunakan alat bantu dengar, bahkan di usianya yang baru beberapa minggu.


Anak yang tuli sejak lahir dapat menyesuaikan diri dengan teman sebayanya saat berusia 5 atau 6 tahun jika ia sudah mendapatkan implan koklea semenjak berusia 1 atau 2 tahun. Alat ini aman untuk digunakan untuk anak-anak.


Sebuah riset yang dikutip dari National Institute of Health Amerika Serikat membuktikan bahwa implan koklea yang dipasang sebelum berumur 18 bulan dapat membuat anak mendengar lebih baik, memahami berbagai suara dan musik, bahkan berbicara kepada teman-temannya saat besar nanti.


Lebih jauh lagi, anak yang tuli namun sudah terbiasa menggunakan implan dapat memiliki kemampuan berbahasa yang sebanding dengan anak-anak yang pendengarannya normal. Bahkan, mereka bisa bersekolah dengan baik di sekolah biasa. Tentu ini sangat membantu mereka dalam beraktivitas seterusnya.


Related Posts

loading...

0 Response to "Tips Lancar Berkomunikasi Dengan Anak yang Terlahir Tuli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel