7 Penyebab Anak Lebih Pendek Dibanding Teman-Temannya




Apakah Anda pernah memperhatikan tinggi badan anak Anda? Apakah ia lebih pendek dibandingkan dengan teman-teman seusianya? Banyak hal yang mempengaruhi pertambahan tinggi pada anak, seperti anak perempuan cenderung lebih tinggi ketika usia anak-anak namun lebih pendek saat mereka remaja jika dibandingkan dengan anak laki-laki. Jika tinggi badan anak sangat jauh atau cukup pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya, maka Anda harus waspada. Mungkin saja anak Anda mengalami stunting atau bertubuh pendek akibat kekurangan gizi kronis. Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menyebabkan anak Anda lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lainnya:


1. Asupan makanan yang tidak tercukupi


Masalah pada status gizi merupakan hal utama yang menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak. Anak yang pendek, mungkin bisa dikatakan bahwa kebutuhan gizi untuk menunjang pertumbuhannya tidak terpenuhi. Beberapa zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tulang yaitu:


Protein, zat gizi makro yang berperan dalam membangun dan memelihara jaringan tubuh. Protein juga dibutuhkan untuk proses pertumbuhan anak agar anak dapat mencapai pertumbuhan yang potensial. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa anak yang diberikan makanan yang kaya akan protein, khususnya protein hewani, memiliki rata-rata tinggi yang normal bahkan lebih tinggi dari anak-anak seusianya. Sedangkan anak yang tidak mendapatkan asupan protein yang cukup cenderung lebih pendek.


Seng atau zinc, merupakan salah satu jenis zat gizi mikro yang terdapat di hampir semua sel dan jaringan tubuh. Zat gizi mikro ini memiliki peran penting dalam membantu memperbanyak sel pertumbuhan, dan jika terjadi kekurangan maka akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Jumlah seng yang paling banyak di tubuh berada pada bagian tulang, rambut, prostat, dan bagian mata.


Zat besi yang ada di dalam tubuh, sekitar 70%-nya berbentuk hemoglobin yang berada di dalam darah. Hemoglobin merupakan zat yang berfungsi untuk mendistribusikan makanan serta oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi juga dibutuhkan dalam pertumbuhan anak, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di Saharawi yang menunjukkan bahwa anak yang mengalami kekurangan zat besi memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan kelompok anak yang cukup zat besinya.


Vitamin A, yaitu vitamin yang larut lemak dan memiliki fungsi utama sebagai penjaga indera penglihatan, berperan dalam pertumbuhan serta sistem kekebalan tubuh. Salah satu gejala kekurangan dari vitamin A adalah proses pertumbuhan yang terganggu, sehingga anak tidak dapat mencapai tinggi badan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah kekurangan vitamin A pada anak-anak yang rentan, suplementasi vitamin A harus didapatkan bayi setiap 1 tahun 2 kali.


2. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah


Anak yang dilahirkan dengan berat badan di bawah dari 2500 gram dikatakan memiliki berat badan lahir rendah. Berat badan lahir rendah sebenarnya merupakan kondisi gizi kurang yang terjadi bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan. Kekurangan gizi ini berlanjut ketika bayi lahir dan pada akhirnya mengganggu pertumbuhannya. Banyak hal yang menyebabkan berat badan lahir rendah, namun sebagian besar disebabkan oleh pola makan serta gaya hidup ibu ketika sebelum hamil dan saat hamil yang tidak sehat. Oleh karena itu, gaya hidup ibu, bahkan sebelum kehamilan terjadi dapat mempengaruhi tumbuh anak hingga ia remaja.


3. Tidak diberi ASI eksklusif


Pemberian ASI adalah faktor yang juga penting yang dapat menentukan pertambahan tinggi seorang anak. ASI tidak hanya baik untuk sistem kekebalan bayi, namun banyak penelitian yang menyebutkan bahwa bayi yang diberikan ASI, status gizi normal, memiliki kemampuan belajar serta kognitif yang baik. Penelitian yang dilakukan di India, menemukan bahwa anak yang memiliki tinggi badan kurang dari normal, sebagian besar tidak diberikan ASI ketika masih bayi. ASI yang diberikan kepada bayi juga bisa mencegah berbagai penyakit infeksi yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang secara langsung.


4. Penyakit infeksi yang sering dan berulang-ulang terjadi


Anak-anak, terutama anak yang masih berusia balita, sangat rentan untuk mengalami penyakit infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum kuat. Penyakit infeksi yang diderita anak-anak akan membuat penyerapan terhadap zat gizi yang sudah dicerna dari makanan terganggu. Ketika hal tersebut terjadi terus-menerus, ini dapat mengakibatkan anak kekurangan berbagai zat gizi. Sedangkan zat gizi diperlukan untuk proses pertumbuhan anak. Oleh karena itu, anak yang sering mengalami penyakit infeksi, seperti demam, batuk, pilek, diare dalam waktu yang lama dan berulang-ulang bisa memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari pada teman-temannya. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di Guetemala, bahwa anak yang sering mengalami cacingan, pertumbuhan tulangnya terhambat.


5. Tidak melakukan imunisasi dasar yang lengkap


Apakah Anda memberikan imunisasi dasar yang lengkap pada anak Anda? Imunisasi dasar yang harus diterima oleh anak balita, yaitu bacillus calmette guerin (BCG), diphtheria pertusis tetanushepatitis b (DPT-HB) atau diphtheria pertusis tetanushepatitis b-hemophilus influenza type b (DPT-HB-Hib), hepatitis B pada bayi baru lahir, polio, dan campak. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa anak yang mengalami penyakit infeksi yang seiring cenderung memiliki tinggi badan yang pendek. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memberikan anak imunisasi dasar yang lengkap untuk menjaga kesehatan serta status gizinya.


6. Pola asuh dan pengetahuan ibu akan gizi yang kurang baik


Ibu adalah pengasuh utama yang akan merawat serta mengasuh anaknya. Dari memberikan makan, memandikan, menggantikannya popok, dan sebagainya. Pola asuh serta pengetahuan ibu yang kurang baik tentang kesehatan dan gizi, tentu saja akan berdampak kepada kesehatan serta pertumbuhan bayi secara tidak langsung. Ibu yang memiliki pola asuh dan pengetahuan yang baik, cenderung memiliki anak yang sehat serta status gizinya baik.


7. Lingkungan tidak bersih dan sanitasi buruk


Hubungan antara sanitasi dan perilaku hidup bersih erat kaitannya dengan penyebaran penyakit infeksi, karena itu hal ini menjadi faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi anak. Perilaku yang kurang bersih dan sanitasi yang buruk secara tidak langsung dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak. Fakta ini diperkuat dengan penelitian kasus kontrol yang dilakukan di daerah perdesaan Mali yang sanitasi serta kebersihan lingkungannya masih buruk. Perdesaan yang diberikan fasilitas sanitasi yang baik dan pengetahuan tentang kebersihan terbukti memiliki anak dengan stunting lebih sedikit dibandingkan dengan perdesaan yang tidak diberikan intervensi. Dalam penelitian ini disebutkan juga bahwa rata-rata tinggi badan menurut umur di perdesaan yang diberikan intervensi lebih tinggi.


BACA JUGA



  • Hati-Hati, Balita Anda Mungkin Kekurangan Zat Besi

  • Daftar Makanan yang Tidak Aman Bagi Balita

  • Muntah Pada Bayi dan Balita: Mana yang Normal, Mana yang Berbahaya






0 Response to "7 Penyebab Anak Lebih Pendek Dibanding Teman-Temannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...