Bolehkah Ibu Menyusui Saat Sedang Sakit




Terlepas dari kondisi yang sedang dialami; sekadar masuk angin, misalnya, atau meriang tidak enak badan, batuk dan pilek, hingga demam bahkan jika Anda sedang mengonsumsi obat antivirus untuk mengobati gejala flu sekalipun pada umumnya, ibu menyusui yang sedang sakit dapat tetap melanjutkan menyediakan makanan bagi jabang bayinya seperti biasa.


Anda dan bayi Anda akan tetap mendapat manfaat menyusui saat ibu sedang sakit.


Menyusui saat sedang sakit akan melindungi bayi dari infeksi


Percaya atau tidak, individu digolongkan paling rentan menularkan penyakit bahkan sebelum mereka tahu bahwa mereka sedang sakit. Jadi, 12 sampai 24 jam sebelum menunjukkan gejala apapun, seorang ibu telah menularkan apapun virus atau kuman yang ia miliki kepada orang-orang di sekitarnya, khususnya bayinya, tanpa ia ketahui.


Untungnya, tubuh ibu akan secara otomatis terlebih dahulu membentuk antibodi pelawan penyakit dalam empat sampai lima hari, yang akan ia turunkan kepada anaknya melalui ASI. ASI juga mengandung zat pelawan penyakit yang lebih umum yang menyediakan bala bantuan untuk mencegah banyak penyakit standar (seperti demam, diare, muntah, ruam, pilek, batuk, dll). Meneruskan menyusui saat sedang sakit akan melindungi bayi dari infeksi.


Sering kali, bayi yang disusui akan menjadi satu-satunya anggota keluarga yang tidak ketularan sakit. Karena kebanyakan virus memiliki masa inkubasi 5-7 hari, ibu memberikan bayinya perlindungan antibodi yang benar-benar dapat menghancurkan bakteri dalam saluran pencernaan bayi sebelum bakteri dan virus ini memiliki kesempatan untuk membuat bayi sakit.


Kolostrum, ASI awal yang didapatkan bayi neonatal selama beberapa hari setelah lahir, mengandung antibodi terkonsentrasi tinggi yang berfungsi melindungi terhadap banyak penyakit. ASI matang terus melindungi bayi dari berbagai penyakit dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Antibodi ini dapat benar-benar bermanfaat bagi bayi Anda sepanjang hidupnya nanti. Bayi yang tidak mendapatkan ASI justru memiliki risiko lebih tinggi tertular infeksi bakteri, seperti E. coli dan salmonella; infeksi virus, seperti influenza dan rotavirus; serta parasit.


Jika ia terlanjur tertular penyakit Anda, ia biasanya akan memiliki gejala yang lebih ringan daripada anggota keluarga lainnya yang lebih tua.


Penyakit yang paling sering ditularkan pada bayi biasanya melalui kontak kulit dan sekresi dari mulut dan hidung. Pastikan untuk sering-sering mencuci tangan Anda saat menangani bayi, dan usahakan untuk menghindari kontak tatap muka terlalu dekat saat sakit dan bersin di dekat bayi.


Penting pula untuk terus menyusui ketika Anda memiliki mastitis (infeksi bakteri pada jaringan puting dan payudara). Meskipun mungkin sangat menyakitkan bagi Anda, Anda harus coba  membiarkan bayi Anda makan sesering mungkin. Mengeluarkan susu akan membantu Anda untuk pulih lebih cepat.


Kondisi khusus yang membatasi ibu boleh menyusui saat sedang sakit


Menyusui saat sedang sakit adalah pilihan yang lebih diutamakan daripada tidak menyusui sama sekali saat sakit. Namun, ada sejumlah pengecualian untuk aturan ini, termasuk jika kondisi ibu menyusui saat sedang sakit sangat melemahkan hingga ia merasa tidak sanggup untuk melanjutkan menyusui.


1. Jangan menyusui saat sedang sakit jika bayi berusia kurang dari 3 minggu


Bayi yang berusia tiga minggu atau kurang sangat rentan mengembangkan infeksi. Begitu pula jika bayi Anda prematur. Bayi dapat dengan mudah terinfeksi hanya dengan berada di ruangan yang sama.


Jadi, jika Anda sangat sakit, dokter anak Anda mungkin menyarankan bahwa Anda menghindari menyusui sampai Anda sembuh. Sementara menunggu sembuh, Anda dapat memompa dan menyimpan ASI botolan untuk menjaga kebutuhan bayi tetap terpenuhi dan mencegah pembengkakan payudara akibat produksi ASI yang terus berlanjut selama masa menyusui.


2. Obat yang Anda gunakan tidak aman untuk bayi Anda


Kapan saja Anda diresepkan obat atau ingin menggunakan obat nonresep, tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda dapat terus menyusui. Jika tidak, cari tahu apakah obat itu benar penting untuk terapi Anda atau adakah alternatif lain yang aman untuk bayi.


Konsultasikan pula dengan dokter mengenai keamanan menyusui saat menjalani rangkaian tes diagnostik kanker, jika Anda dicurigai mengidap kanker, atau terapi pengobatan kanker. Beberapa tes dapat mempengaruhi ASI daripada yang lainnya.


WHO melaporkan, ibu HIV-positif tetap boleh menyusui bayi


Ada bukti bahwa virus HIV dapat ditularkan melalui ASI. Risiko rata-rata untuk penularan HIV adalah 1 dari 7 pada anak-anak yang lahir dari dan disusui oleh wanita yang terinfeksi.


Sampai beberapa tahun belakangan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan ibu yang positif mengidap HIV untuk menghindari menyusui bayinya jika mereka mampu membiayai, menyiapkan, dan menyimpan susu formula.


Tetapi, makin banyak penelitian kini bermunculan yang menunjukkan bahwa kombinasi dari ASI eksklusif dan penggunaan terapi antiretroviral secara signifikan dapat mengurangi risiko penularan HIV pada jabang bayi melalui ASI.


Pada tanggal 30 November 2009, WHO kemudian merilis pernyataan baru mengenai pemberian makan bayi oleh ibu HIV-positif, berdasarkan kumpulan bukti-bukti baru yang ada. Keputusannya, ibu HIV-positif dapat melanjutkan menyusui saat sedang sakit jika ia atau bayinya rutin menggunakan obat antiretroviral selama periode menyusui dan sampai bayi berusia 12 bulan. Ini berarti bahwa anak bisa mendapatkan keuntungan dari menyusui dengan sangat sedikit risiko terinfeksi HIV.


Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi dikaitkan dengan tiga untuk empat kali lipat penurunan risiko penularan HIV dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI dan juga menerima susu atau makanan lain.


Sebagian besar anak yang lahir dari ibu HIV-positif dan dibesarkan dengan susu formula meninggal bukan karena karena AIDS tetapi lebih diakibatkan oleh kurang gizi, diare, pneumonia, dan penyebab lain yang tidak berhubungan dengan HIV.


Tetap saja, akan selalu lebih baik untuk selalu menimbang segala manfaat dan risiko dari menyusui saat sedang sakit, dan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter Anda.


BACA JUGA:



  • Terapi Anak Autisme dengan Hewan Peliharaan

  • Mengatasi Berbagai Masalah Payudara Saat Menyusui

  • Efektifkah Menyusui untuk Mencegah Kehamilan?






0 Response to "Bolehkah Ibu Menyusui Saat Sedang Sakit"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...