Mengatakan Tidak Pada Anak, Baik Atau Buruk




Apakah Anda tipe orangtua yang cukup sering melarang anak dengan kata tidak dan jangan? Atau mungkin Anda selalu berusaha menghindari kata-kata tersebut? Gaya setiap orangtua dalam membesarkan putra-putrinya memang berbeda-beda. Sejatinya, tak ada cara yang paling benar atau salah dalam mengasuh anak selama Anda selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Setiap cara memiliki kelebihan dan kerugiannya sendiri, termasuk kebiasaan untuk mengatakan tidak pada anak. Agar Anda bisa mempertimbangkan mana cara yang paling sesuai untuk anak Anda, simak dulu ulasan berikut ini.


Mengatakan tidak pada anak itu penting


Melarang anak, terutama anak di bawah lima tahun (balita) dengan kata tidak atau jangan adalah salah satu cara untuk memperlihatkan ketegasan Anda. Kata-kata tersebut mengandung nada memerintah sehingga pesan yang akan diterima oleh anak jadi lebih berpengaruh daripada ketika Anda mencari-cari alasan lain atau bicara berputar-putar. Dengan mengatakan tidak, anak juga akan belajar soal batasan-batasan perilaku yang bisa diterima. Jika Anda tak terlalu sering menggunakan kata-kata tidak dan jangan, anak pun akan belajar bahwa jika Anda sudah mengucapkannya, berarti Anda benar-benar serius.


Selain itu, mengatakan tidak atau jangan juga bisa berdampak positif pada anak. Jika Anda mengucapkannya dengan nada yang tenang tetapi tegas, bukan sambil berteriak marah atau menangis putus asa, anak Anda akan belajar untuk memahami bahwa tidak semua penolakan adalah hal yang buruk. Selama Anda mengatakan tidak yang disertai dengan penjelasan yang positif, anak akan menghargai maksud Anda. Dengan begitu, anak pun akan mencontoh Anda ketika ia akan mengatakan tidak. Alih-alih menggunakannya sebagai senjata saat merengek dan bersikeras, anak hanya akan mengatakan tidak jika ia memiliki alasan yang jelas dan hanya pada saat-saat tertentu saja. Maka, mengatakan tidak bukanlah hal yang haram hukumnya. Selama Anda bisa mengemas kata-kata tersebut dengan bijak, anak pun akan meniru teladan yang Anda berikan.


Yang perlu diperhatikan saat mengatakan tidak pada anak


Banyak orang tua yang cemas dengan penggunaan kata tidak untuk melarang anak karena sifat dari kata ini yang dipercaya mengandung makna negatif. Beberapa orang juga meyakini bahwa mengatakan tidak atau jangan pada anak justru akan membangunkan sifat pemberontak dalam diri anak. Anak yang kerap mendengar larangan tersebut membuatnya kebal terhadap kata-kata tersebut. Anak pun akan terus mencoba dan menguji sejauh mana kata-kata tersebut mempan sebagai metode mendisiplinkan dirinya.


Selain itu, yang juga dikhawatirkan adalah anak akan mengikuti kebiasaan orang tuanya untuk mengatakan tidak atau jangan pada orang lain. Maka, yang perlu diperhatikan adalah cara Anda menyampaikan larangan tersebut. Pastikan bahwa Anda tidak terlalu sering menggunakan kata-kata tersebut supaya efeknya tetap ampuh dalam mendisiplinkan anak.


Cara melarang anak tanpa mengatakan tidak


Ada banyak cara lain untuk melarang atau menegur anak tanpa mengatakan tidak dan jangan. Anda bisa mencoba beberapa siasat di bawah ini agar maksud Anda tetap tersampaikan pada anak dengan baik.


Jelaskan alasannya


Apabila anak Anda memainkan makanannya, cobalah untuk mengingatkannya dengan nada yang tegas dan alasan yang jelas seperti, Makanan itu untuk dimasukkan ke dalam mulut, bukan untuk diaduk-aduk seperti itu. Anak pun akan belajar bahwa Anda tidak menyetujui perilakunya karena memang yang ia lakukan tidak tepat, bukan hanya karena pokoknya tidak boleh. Contoh lain misalnya anak Anda membiarkan kamarnya berantakan, cobalah untuk menegurnya dengan mengatakan, Kamarmu seharusnya untuk beristirahat, bukan untuk diacak-acak sampai berantakan. Lihat, sekarang tempat tidurmu tak bisa dipakai tidur lagi.


Memberikan contoh langsung


Anak belajar tak hanya dari kata-kata Anda, tetapi juga melalui perbuatan Anda. Jika anak Anda selalu bertengkar dengan kakak atau adiknya karena berebut mainan, beri contoh bahwa berbagi dan saling pinjam itu lebih baik. Anda bisa sengaja bermain-main bersama dengan anak dan mainannya. Kemudian Anda bisa pura-pura meminjam mainan yang sedang dimainkan oleh anak dengan sopan. Jika ia tidak mau meminjamkan mainannya, mengalahlah.


Saat anak Anda mencoba merebut mainan dari tangan Anda, ajak anak untuk bermain bersama dengan nada yang tetap tenang. Tunjukkan bahwa mainan tersebut bisa dipakai bersama. Anda juga bisa memberikannya pada anak dengan syarat seperti, Silakan Nak, tapi nanti kalau sudah selesai kembalikan lagi pada Ibu, ya. Dengan begitu, anak pun belajar bagaimana caranya meminjam sesuatu dan apa yang harus dilakukan kalau seseorang berusaha mengambil sesuatu darinya. Ingat, proses ini memang harus dilakukan berkali-kali sampai anak menghafal polanya. Bersabarlah dan beri waktu bagi anak untuk memahami maksud Anda.


Ajak anak untuk bicara baik-baik


Hampir setiap orang tua pasti pernah menghadapi anak yang merajuk atau menangis meraung-raung supaya keinginannya dituruti. Ketika hal ini terjadi, mungkin naluri yang muncul adalah mengatakan Jangan menangis seperti itu, pada anak. Daripada mengatakan hal tersebut, lebih baik sampaikan dengan positif seperti, Ayah tahu kamu marah, tapi kalau kamu menangis seperti itu Ayah jadi susah memahami apa yang kamu mau. Coba sampaikan pelan-pelan pada Ayah,. Dengan pendekatan seperti itu, anak akan belajar bahwa menangis dan merajuk tidak akan membuat keinginannya terpenuhi, tapi justru dengan bicara baik-baik.


Setelah Anda berhasil membujuk anak untuk menenangkan diri, anak akan jadi lebih mudah menerima penjelasan dan larangan yang Anda berikan. Ketika anak sudah setuju dengan kata-kata Anda, puji dan ucapkan terima kasih agar anak menyadari bahwa Anda sangat menghargai perilakunya yang kooperatif. Dari situ anak pun belajar pentingnya mendengarkan dan saling berkompromi.


BACA JUGA:



  • Lakukan Ini Setelah Kelepasan Membentak Anak

  • Yang Perlu Dilakukan Setelah Orangtua Bertengkar di Depan Anak

  • Perilaku Anak Adalah Cerminan dari Perilaku Orangtuanya






0 Response to "Mengatakan Tidak Pada Anak, Baik Atau Buruk"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...