3 Penyebab Utama Kenapa Bayi dan Balita Sering Muntah




Meski sulit untuk didengar, muntah pada bayi adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Anak Anda mungkin akan mengalami beberapa kali muntah-muntah selama tahun pertamanya. Ada banyak penyakit anak yang bisa menyebabkan muntah pada bayi, namun biasanya muntah cepat sembuh tanpa perawatan.


Bukan berarti fakta di atas lantas menenangkan batin Anda. Perasaan tidak berdaya sebagai orangtua menyaksikan buah hatinya menderita, ditambah dengan ketakutan bahwa sesuatu yang serius mungkin terjadi, dan keinginan untuk melakukan sesuatunya agar anak bisa sembuh mungkin membuat Anda stres dan khawatir. Ada baiknya untuk pelajari sebanyak mungkin tentang penyebab muntah pada anak dan apa yang bisa Anda lakukan untuk menanganinya begitu lain kali anak Anda muntah.


Anak memuntahkan cairan, apa itu karena penyakit atau hanya gumoh?


Ada perbedaan antara muntah sebenarnya dan gumoh. Muntah adalah mengeluarkan isi perut secara paksa melalui mulut. Muntah terjadi ketika otot perut dan diafragma dada berkontraksi kuat tapi perut rileks. Aksi refleks ini dipicu oleh pusat muntah di dalam otak setelah terangsang oleh:



  • Saraf dari perut dan usus ketika saluran gastrointestinal mengalami iritasi atau pembengkakan karena infeksi atau penyumbatan

  • Zat kimia di dalam darah, misalnya obat-obatan

  • Rangsangan psikologis dari penglihatan atau penciuman yang mengerikan

  • Rangsangan dari telinga bagian tengah, seperti muntah yang disebabkan oleh mabuk kendaraan


Di sisi lain, gumoh adalah melepehkan isi perut yang seringkali terjadi saat bayi bersendawa. Gumoh paling sering terlihat pada bayi di bawah 1 tahun. Gumoh mengalir keluar dari mulut seperti rembesan bocor, tanpa kontraksi perut. Sementara cairan muntah keluar menyembur, diiringi kontraksi otot perut.


Gumoh adalah reaksi alami dan wajar, karena tubuh anak berusaha mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat menyusui. Muntah merupakan tanda adanya gangguan pada pencernaan bayi.


Penyebab muntah pada bayi


Penyebab umum muntah pada anak beragam menurut usianya. Selama beberapa bulan pertama, misalnya, kebanyakan bayi akan melepehkan sejumlah kecil susu formula atau ASI (gumoh), biasanya sekitar sejam setelah diberi makan. Gumoh akan lebih jarang terjadi jika anak terus bersendawa dan jika aktivitas aktif dibatasi langsung setelah makan. Frekuensi gumoh cenderung berkurang saat bayi bertambah umur, tapi mungkin tetap terjadi dalam bentuk yang ringan sampai usia 10-12 bulan. Gumoh tidak berbahaya dan tidak menganggu kenaikan berat badan normal.


Muntah mungkin sesekali terjadi selama bulan pertama. Bila muncul berkali-kali atau semburannya kuat dan tidak biasa, hubungi dokter. Ini mungkin hanya gangguan makan yang ringan, tapi mungkin muntah pada bayi merupakan pertanda kondisi yang lebih serius.


Muntah pada bayi yang berkepanjangan, apa sebabnya?


1. Hypertrophic pyloric stenosis


Di antara usia 2 minggu dan 4 bulan, muntah pada bayi yang hebat berkepanjangan mungkin disebabkan oleh penebalan otot di ujung perut disebut hypertrophic pyloric stenosis. Kondisi ini mencegah makanan masuk menuju usus sehingga membutuhkan bantuan medis secepatnya. Operasi biasanya dibutuhkan untuk membuka area yang menyempit. Tanda penting kondisi ini adalah muntah hebat yang muncul selama sekitar 15-30 menit atau kurang setelah kali selesai makan. Setiap kali Anda menyadarinya, hubungi dokter sesegera mungkin.



2. Refluks asam lambung


Gumoh kadang malah memburuk di beberapa minggu atau bulan pertama hidup bayi. Walaupun tidak hebat, tapi muncul sepanjang waktu. Hal ini terjadi ketika otot di ujung bawah esofagus menjadi terlalu rileks dan memungkinkan isi perut kembali naik ke atas. Kondisi ini disebut penyakit refluks asam lambung, atau GERD. Kondisi ini biasanya dikendalikan dengan cara berikut:



  • Mengentalkan susu dengan sejumlah kecil sereal bayi sesuai arahan dokter anak

  • Hindari memberi makan terlalu banyak atau berikan makanan dalam porsi lebih kecil lebih sering

  • Buat bayi sering bersendawa

  • Tinggalkan bayi dalam posisi aman, tenang, tegap selama setidaknya 30 menit setelah pemberian makan


Jika langkah ini tidak berhasil, dokter anak mungkin merujuk Anda ke spesialis pencernaan.


 3. Infeksi


Setelah beberapa bulan pertama, penyebab muntah pada bayi yang paling umum adalah infeksi perut atau usus. Yang paling sering disebabkan oleh infeksi virus, walaupun sesekali bakteri dan bahkan parasit mungkin jadi penyebabnya. Muntah akibat infeksi mungkin juga disertai oleh demam, diare, serta kadang-kadang mual dan sakit perut. Infeksi biasanya menular; jika anak mengalaminya, beberapa teman bermainnya berpeluang tertular.


Rotavirus adalah penyebab utama muntah pada bayi dan anak kecil, dengan gejala sering berkembang hingga diare dan demam. Virus ini sangat menular, tapi sudah ada vaksin yang mampu mencegah penyebarannya. Rotavirus adalah salah satu penyebab gastroenteritis karena virus, tapi jenis virus lainnya seperti norovirus, enterovirus, dan adenovirus juga bisa menyebabkannya.


Infeksi di luar saluran gastrointestinal kadang-kadang akan menyebabkan muntah. Infeksi ini termasuk infeksi sistem pernapasan, infeksi saluran kemih otitis media, meningitis, dan usus buntu. Beberapa kondisi ini memerlukan perawatan medis, jadi waspadalah untuk gejala bermasalah selanjutnya, berapapun usia anak Anda, dan hubungi dokter anak bila muncul.



  • Darah atau empedu (lendir hijau) di dalam muntahan

  • Sakit perut parah

  • Muntah hebat berulang kali

  • Perut membengkak atau membesar

  • Lemah lesu atau lekas marah

  • Kejang-kejang

  • Tanda atau gejala dehidrasi, termasuk mulut kering, menangis tapi tidak bisa mengeluarkan air mata, dan lebih jarang buang air kecil

  • Tidak sanggup minum cukup cairan

  • Muntah berlanjut selama lebih dari 24 jam


0 Response to "3 Penyebab Utama Kenapa Bayi dan Balita Sering Muntah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...