5 Tips Jitu Menghadapi Anak yang Cengeng




Anak cengeng memang bisa membuat orangtua kesal. Apalagi ketika rengekannya berjalan sepanjang hari tanpa sebab. Cengeng merupakan hal wajar yang terjadi pada anak. Namun, jika sudah memasuki usia sekolah, ini akan menambah kesulitan bagi orangtua untuk membiarkan anak mandiri. Bagaimana cara mengatasi anak cengeng? Simak ulasannya di sini.


Jangan sepelekan masalah karakter anak cengeng


Seperti yang telah disinggung di atas, anak cengeng itu wajar, terlebih ketika ia masih berumur di bawah 2 tahun. Biasanya anak belum bisa atau sulit menjelaskan apa yang membuat mereka menangis. Namun, bila anak sudah cukup besar, seperti usia sekolah misalnya, perilaku anak ini akan membuat orang lain terganggu. Tak jarang, ia akan mudah dicap sebagai anak cengeng.


Penting untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab anak cengeng. Karena pada dasarnya cengeng bisa disebabkan karena beberapa hal umum. Salah satunya karena anak Anda memang memiliki perasaan yang sensitif atau pola asuh Anda terhadap anak memang berbeda dan kurang tepat.


Bila Anda sering memanjakan anak, ia bisa tumbuh menjadi anak cengeng. Ini pun akan berdampak pada kegiatan sosialisasi anak dengan pergaulannya. Tak jarang juga ditemukan bahwa anak cengeng itu cenderung tidak percaya diri, malu, takut, dan merasa ragu dengan kemampuannya sendiri. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi para orangtua untuk bisa mengatasi sikap anak yang cengeng.


Ada baiknya orangtua tidak menyepelekan masalah-masalah ini. Dikhawatirkan, anak nantinya akan punya banyak hambatan untuk berkembang dan bergaul di dunia luar ataupun masa depannya.


Bagaimana cara mengatasi perilaku anak cengeng?


Emosi, perasaan, dan maksud tangisan anak memang sulit ditebak. Anda harus sabar-sabar dan berlatih menerapkan beberapa cara berikut ini.


1. Bantu perkembangan kecerdasan emosional anak


Sudah sepatutnya orangtua bisa dengan baik mengenali sikap anaknya. Di sini Anda diharapkan untuk mengetahui dan mengembangkan kecerdasan emosional anak sebaik mungkin. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaannya sendiri serta perasaan orang lain.


Anak dengan kecerdasan emosional biasanya tahu hal-hal apa saja yang disukainya dan yang tidak disukai. Maka kalau ada sesuatu yang membuatnya resah, ia bisa mengomunikasikan perasaan tersebut dengan baik pada orangtuanya, bukannya lewat tangisan.


2. Jangan terbawa emosi


Terkadang para orangtua akan marah, emosi dan kesal melihat anaknya terus menerus menangis. Hal ini harus dihindari, karena reaksi orangtua ini akan disalahartikan oleh anak. Anak bisa saja mengira ini sebuah ancaman dan tanda bahwa orangtuanya tidak menyayangi anak.


Anda perlu menenangkan diri Anda secepat mungkin, lalu berpikir cepat untuk menenangkan anak. Setelahnya, sejajarkan posisi mata anak dengan mata Anda, pegang tubuhnya dengan tegas tapi tidak kasar. Bila anak Anda menangis, tanyakan dengan lembut, apa yang membuat ia menangis dan apa keinginannya. Ini membutuhkan waktu lama untuk membuat anak menjawab dan tidak menangis lagi. Lakukan perlahan hingga anak berhenti menangis dan mau menjawab. Dibutuhkan kesabaran bagi para orangtua untuk melakukan langkah ini.


3. Tidak perlu bereaksi berlebihan


Ketika anak menangis sampai meraung-raung, orangtua mungkin jadi panik dan langsung bereaksi secara berlebihan. Misalnya dengan bilang, Aduh, kamu kenapa? Siapa yang nakalin kamu? Ada yang usil, ya? atau langsung membelikan anak barang yang ia inginkan. Selain tidak akan membuat tangisan anak berhenti, anak justru melihat bahwa menangis adalah senjata yang ampuh untuk menarik perhatian orangtua dan mendapatkan apa yang ia mau.


Lalu orangtua harus melakukan apa? Anda bisa perlahan coba katakan, Adik, kalau kamu menangis Ayah/ Ibu nggak bisa dengar kamu mau apa, atau, Ayo, stop dulu tangisannya, baru cerita apa yang bikin perasaanmu nggak enak.


Cobalah bersikap netral ketika anak sedang bersikap cengeng. Dengan begitu, anak akan belajar bahwa cara untuk mendapatkan perhatian orangtua dan apa yang ia mau adalah dengan bicara baik-baik dan jelas, bukan lewat menangis.


4. Coba mulai tingkatkan sosialisasi anak


Cengeng belum tentu selalu disebabkan karena anak manja. Ketika anak cengeng, bisa saja disebabkan karena kepercayaan dirinya saat bergaul atau bermain bersama temannya kurang. Tak ayal, mereka akan mencoba menangis atau merengek sebagai tanda minta tolong pada Anda, atas masalah yang sedang dihadapinya ini.


Untuk mengatasinya, coba Anda temani saat ia bermain bersama temannya. Tidak perlu sepanjang hari, cukup di saat-saat awal ia bermain, perkenalkan dengan teman-temannya, dan saat ia mulai mencari Anda karena rasa tidak percaya diri yang tiba-tiba muncul saat sedang main.


5. Ajari anak untuk meluapkan emosinya dengan sehat


Tidak semua penyebab anak cengeng disebabkan karena karakter anak yang sensitif dan pemalu. Ini hanya masalah bagaimana Anda mengajak dan mengajari anak untuk lebih terbuka dengan dunia luar.


Alternatifnya, Anda bisa mengajarkan anak untuk meluapkan emosi dengan melakukan aktivitas kesenian seperti menggambar dan menyanyi atau melakukan olahraga yang ia suka. Penting juga untuk mengingat bahwa tidak semua anak itu sama, karakter setiap anak berbeda-beda. Maka, terus cari tahu kegiatan apa yang disukai anak untuk meluapkan emosinya.


0 Response to "5 Tips Jitu Menghadapi Anak yang Cengeng"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...