Bikin Obesitas dan Telat Bicara! Ini 7 Bahaya Container Baby Syndrome
Kemampuan multitasking para Mama milenial memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sambil mengurus anak, Mama juga bisa mengerjakan berbagai pekerjaan rumah, atau bahkan pekerjaan kantor.
Bagaimana caranya? Letakkan saja si Kecil di baby container. Menurut American Physical Therapy Association (APTA), beberapa contoh baby container adalah:
- Strollers,
- bouncers,
- rockers,
- kursi getar (vibrating chairs),
- kursi ayunan (swing chairs),
- kursi lompat (baby jumpers),
- car seats,
- bantal menyusui.
Setelah didudukkan, beri bayi mainan kesayangannya. Cara ini cukup efektif untuk membuatnya sibuk hingga ia lapar, dengan begitu Mama punya waktu untuk mengerjakan banyak hal.
Walau terdengar efektif, namun ternyata membiarkan bayi duduk diam seperti ini bisa membuatnya terkena Container Baby Syndrome (CBS) yang merugikan kesehatan dan keselamatannya lho, Ma.
Apa sih yang dimaksud CBS?
Apa sih yang dimaksud CBS? Menurut APTA, CBS adalah adalah istilah yang digunakan untuk menyebut beberapa kondisi akibat bayi terlalu lama diletakkan di baby container, seperti stroller atau car seat.
Dampaknya sangat banyak, mulai dari memengaruhi kemampuan bersosial anak, hingga memengaruhi hubungan anak dengan Mama. Masih banyak dampak buruk CBS bagi tumbuh kembang anak. Mau tahu? Ini 7 bahaya CBS yang perlu Mama waspadai.
1. Obesitas
Tidak hanya Mama, bayi juga perlu bergerak bebas. Dan tentu saja, bayi yang diletakkan terlalu lama dan sering di baby container tidak bisa bergerak bebas. Keterbatasan ini berpotensi besar membuat anak mengalami obesitas, yang sangat buruk bagi kesehatan anak.
Perlu Mama ketahui, dengan bermain bebas di ruang terbuka, bayi akan membakar kalori dan membangun otot-otot tubuhnya. Maka sangat penting untuk membiarkan fisik bayi tetap aktif. Apalagi bayi usia 7 bulan kan sudah sedang ingin banyak bergerak. Mereka sudah mulai merangkak dan berdiri, kemudian berjalan.
2. Flat head syndrome
Lebih sering disebut sindrom kepala peyang, yang biasanya terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Kepala bayi baru lahir masih lembut dan belum keras, setidaknya hingga usia anak lebih dari 1 tahun. Hal ini penting, karena pertumbuhan otak bayi masih sangat pesat di beberapa bulan pertama kehidupannya.
Nah, jika bayi terlalu banyak berbaring atau kepalanya kurang aktif, maka besar kemungkinan ia mengalami plagiocephaly atau flat head syndrome atau sindrom kepala peyang.
Baby container sangat berisiko membuat kepala bayi peyang, karena benda ini biasanya menekan kepala bayi dan membatasi ruang gerak leher dan kepalanya.
3. Terlambat berkembang
Baby container (khususnya car seat) memang sangat tepat untuk dijadikan alat yang menjaga bayi tetap aman. Namun kalau digunakan setiap hari dan dalam waktu yang cukup lama, maka itu justru membatasi gerak-gerak dasar yang harusnya sudah dikuasai bayi (seperti merangkak dan menggulingkan tubuh).
Jika gerak tubuhnya terbatas, maka perkembangan tubuhnya juga bisa terlambat. Dalam satu tahun pertama, bayi seharusnya sudah mencoba untuk menggulingkan tubuh, tengkurap, duduk, merangkak, hingga kemudian bisa berjalan dan berlari. Ya, usia anak untuk mencapai milestone itu semua memang bisa berbeda-beda, namun anak yang sering ditaruh di baby container memiliki kemungkinan untuk lebih terlambat dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan gerak tubuh.
4. Terlambat bicara
Ketika anak diletakkan di baby container selama berjam-jam sehari, biasanya mereka akan ditinggalkan sendirian (sementara orangtuanya sibuk mengerjakan banyak hal).
Mungkin bayi akan dibiarkan sibuk sendiri, agar Mama bisa mencuci baju, menyetrika, atau sekadar istirahat sebentar di sofa ruang tengah. Kalau sudah begini, biasanya bayi tidak diajak bicara, hingga mereka tidak mendapatkan stimulasi verbal yang menunjang kecerdasan bicaranya.
5. Pusing
Para mama milenial biasanya punya kursi ayunan yang secara otomatis mengayun-ayun si Kecil. Namun ternyata, membiarkan bayi duduk di sini selama lebih dari 30 menit bisa membuat bayi pusing.
Mungkin awalnya ayunan ini bisa membuat bayi tertidur, namun lama kelamaan bayi akan pusing karena mereka lebih sulit melihat dengan fokus saat kursi ini sedang berayun. Selain itu, tidur di kursi ayunan juga bisa berpotensi menyebabkan SIDS lho, Ma.
6. Menghambat kemampuan sosial
Walau masih sangat kecil, namun bayi ternyata makhluk sosial yang sangat baik. Mereka selalu menyukai interaksi dengan orang lain, dan inilah yang menjadi sarananya untuk belajar berbicara. Sayangnya, baby container mengganggu proses belajar kemampuannya bersosial, karena bayi di container biasanya kekurangan interaksi sosial.
Terlebih, baby container umumnya dilengkapi mainan dengan cahaya, warna, dan suara yang menarik. Itu mungkin ada manfaatnya, namun tentu saja interaksi dengan Mama adalah stimulan yang terbaik.
Maka, jangan biarkan bayi hanya berinteraksi dengan mainannya saja ya, Ma, karena yang ia butuhkan adalah interaksi dengan manusia sungguhan, terutama Mama.
7. Cedera atau bahkan kematian
Semua perusahaan tentu sudah memastikan kalau produk mereka aman untuk anak. Namun tentu saja tidak ada yang aman jika digunakan terlalu lama dan tidak sesuai dengan fungsinya. Contoh saja car seat yang didesain sangat tepat untuk mengamankan anak di perjalanan. Namun seringkali Mama membiarkan bayi tertidur di car seat hingga berjam-jam (bahkan walau sudah sampai di tujuan!).
Menurut Baby Gaga, car seat bisa menjadi jebakan mematikan jika anak dibiarkan tidur sendirian tanpa pengawasan. Car seat didesain tegak, dan ini membuat posisi kepala bayi bisa jatuh ke depan ketika ia tidur. Akibatnya? Tentu saja saluran napasnya akan lebih sempit atau bahkan tertutup.
Intinya, penggunaan baby container sih boleh-boleh saja, asalkan tetap dalam pengawasan Mama dan tidak membuat bayi kehilangan interaksi dengan orang-orang terkasihnya. Selalu waspada Baby Container Syndrome ya, Ma.
0 Response to "Bikin Obesitas dan Telat Bicara! Ini 7 Bahaya Container Baby Syndrome"
Post a Comment