5 Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Ortu Saat Memberi Obat Pada Anak




Saat anak sakit, orangtua pasti khawatir dengan keadaannya dan mencari pengobatan untuk memulihkan kesehatan sang anak. Walaupun diobati, ternyata ada beberapa kesalahan minum obat yang diberikan orangtua kepada anak. Bukannya menyembuhkan, bisa jadi kondisi kesehatan anak malah semakin memburuk. Apa saja kesalahan minum obat yang sering dilakukan orangtua pada anak? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut.


Kesalahan minum obat pada anak


Dilansir dari Parents, setiap tahun diperkirakan 71.000 anak dirawat di ruang gawat darurat karena keracunan obat yang tidak disengaja. Para ahli mengatakan bahwa banyak orangtua yang tidak sengaja melakukan kesalahan saat memberi obat pada anak-anak. Kesalahan dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan serta efek samping bisa berpotensi serius, terutama pada bayi dan balita.


Daniel Frattarelli, M.D., mantan ketua komite American Academy of Pediatric di Dearborn, Michigan, mengatakan bahwa metabolisme anak-anak masih belum matang dan sempurna sehingga mereka lebih rentan berisiko terhadap kesalahan pengobatan. Langkah yang paling tepat adalah meminta kembali penjelasan dokter atau apoteker bila Anda masih belum paham mengenai obat-obatan yang diberikan. Kemudian, jangan lupa untuk membaca kembali label atau petunjuk dosis obat yang Anda dapat dari apotek sebagai panduan. Sebab, kesalahan bisa terjadi saat obat diberikan. Bila orangtua membaca kembali obat tersebut dengan teliti, kesalahan pemberian jenis obat atau dosis bisa dihindari.


Berikut kesalahan minum obat yang umumnya sering dilakukan orangtua pada anaknya dan cara menghindarinya, seperti:


1. Memberi obat secara berlebihan


Anak-anak sering kali terserang pilek dan Anda pasti merasa tidak tega melihatnya terus menerus tersiksa akibat hidungnya tersumbat. Mungkin Anda akan membeli obat pilek di toko untuk menyembuhkannya. Namun, perlu Anda ketahui bahwa banyak obat pilek di pasaran yang sebenarnya mengandung bahan yang sama, yaitu acetaminophen (paracetamol). Kandungan obat tersebut memang berguna sebagai penghilang rasa sakit saat demam, yang ternyata ditemukan juga pada obat tylenol. Ini berarti anak akan minum dua dosis acetaminophen jika Anda mengobatinya bersamaan dengan tylenol.


Saat demam sudah mereda, sebaiknya hentikan penggunaan obat. Ini memberi kesempatan pada tubuh untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan infeksi. Sebaiknya, berikan kompresan air hangat suam-suam kuku di daerah ketiaknya untuk membantu menurunkan demam.


Kemudian, tidak diperkenankan untuk memberikan obat lebih dari dosis jika gejalanya tidak membaik; biasanya obat pilek memiliki durasi enam jam untuk diminum kembali.


2. Menggunakan obat alami tanpa izin dokter


Jangan menggunakan obat alami bersamaan dengan obat resep dokter, apalagi tanpa sepengetahuan dokter. Sebab, kedua jenis obat tersebut memiliki proses yang berbeda dalam tubuh. Kemungkinan fungsi keduanya saling bertolak belakang pada kondisi tertentu sehingga menyebabkan reaksi yang membahayakan pada tubuh.


3. Memberikan antibiotik pada kondisi yang tidak sesuai


Mungkin terpikir oleh Anda bahwa antibiotik bisa membantu sistem kekebalan tubuh anak semakin kuat dan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Namun, tidak semua penyakit disebabkan oleh bakteri. Jadi, penggunaan obat antibiotik justru tidak tepat.


Selain itu, memberikan antibiotik tanpa saran dokter dan digunakan dalam jangka panjang bisa membuat bakteri menjadi resisten terhadap pengobatan. Sebaiknya, tanyakan kemablai kepada dokter apakah anak memerlukan antibiotik atau tidak. Sebagian besar antibiotik tidak digunakan ketika keadaan anak sudah semakin membaik.


4. Tidak menggunakan sendok obat yang disediakan


Sering kali orangtua tidak memerhatikan atau mengabaikan sendok yang disediakan di dalam kemasan obat sirup. Ini bisa menyebabkan obat sirup yang diminum tidak sesuai dengan dosis. Pada kemasan obat, akan disediakan sendok takar atau cangkir bening bertakaran milimeter yang ukurannya telah disesuaikan dengan dosis.


Maka gunakanlah sendok  tersebut. Jangan tuangkan sirup dengan sendok makan atau sendok teh yang ukurannya jelas berbeda dan tidak akurat. Ini menghindari obat kelebihan atau kekurangan dosis yang disarankan.


5. Memilih dosis obat berdasarkan umur anak, bukan berat badan


Setiap anak memiliki berat badan yang berbeda walaupun usianya sama. Anak yang memiliki kelebihan berat badan, rata-rata membutuhkan obat lebih dari dosis yang disarankan pada label kemasan ketika memetabolisme kefein dan dekstrometorfan pada obat batuk. Ini memang berpengaruh dengan efektivitas obat. Begitu juga kalau anak kekurangan berat badan. 


Namun, perlu Anda perhatikan bahwa bila Anda ingin melebihkan dosis, konsultasikan dulu kepada dokter. Pada intinya, kesalahan minum obat pada anak bisa dihindari apabila Anda sudah terlebih dulu minta saran dokter atau apoteker dan mematuhi aturan minumnya. 


0 Response to "5 Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Ortu Saat Memberi Obat Pada Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...