Biaya Bayi Tabung Versi 4 Bunda yang Sukses
loading...
Tidak murah, sudah pasti, tapi baca dulu cerita 4 bunda berikut tentang suksesnya program bayi tabung yang mereka jalani.
1. Lisa Kumala
Read Also
Pilihan kami jatuh pada Rumah Sakit Lam Wah Ee, Penang. Di sana saya ditangani oleh Dr Ng Peng Wah dan tim. Tahun 2015, di usia 32 tahun, saya pun bertekad mengikuti program ini. Prosesnya dari November 2014-Januari 2015. Kini, Dilan Albi Sanwasi (4 bulan), hadir mewarnai kehidupan kami sebagai orangtua baru.
Total biaya yang dikeluarkan untuk program ini sekitar Rp.50.000.000.
Biaya itu dibutuhkan untuk:
Bayi tabung Rp.16.000.000. Di rumah sakit ini tidak ada sistem paket. Biaya tersebut digunakan antara lain untuk tindakan pengambilan sel telur (OPU) dan transfer embrio ke rahim (ET).
Transportasi Jakarta Penang. Rp.5.500.000 untuk tiket Jakarta-Penang-Jakarta. Saya kadang pergi sendiri dan kadang ditemani oleh suami.
Tempat tinggal Rp.4.000.000. Selama program bayi tabung, saya tinggal hampir 3 minggu di Penang. Saya menyewa apartemen di daerah Mewah Court, yang dekat dari rumah sakit. Jadi, ke rumah sakit cukup jalan kaki saja.
2. Imelda Suryaningsih
Memasuki usia kedua pernikahan, saya dinyatakan positif hamil. Namun kabar gembira ini meredup ketika dokter mengatakan saya memiliki kista, meski masih ada kemungkinan bisa hamil normal. Kata dokter, kista kemungkinan bisa mengecil seiring berkembangnya janin. Nyatanya, memasuki usia kehamilan 10 minggu, hasil pemeriksaan dokter menyatakan, janin saya tidak berkembang. Jadilah janin dan kista diangkat.
Setahun berselang, saya kembali hamil. Kali ini ditemukan selaput di tengah rahim yang menghalangi asupan nutrisi. Janin pun kembali tidak berkembang. Dokter juga mendiagnosa, kekebalan tubuh saya terlalu tinggi, yang membuat janin di rahim dianggap sebagai makhluk asing yang kemudian dilawan oleh tubuh saya sendiri.
Semenjak itu, saya memutuskan untuk beristirahat dan mulai menjaga kesehatan tubuh selama satu tahun berikutnya.
Akhirnya, didasarkan pada saran dokter juga mengingat usia yang saat itu sudah 36 tahun, saya dan suami, Lukman Saman, memutuskan ikut program bayi tabung. Setelah mensurvey beberapa rumah sakit di Jakarta, saya memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak Family, Jakarta Utara dan ditangani oleh Dr. Muchsin Jaffar, Sp.PK, dan tim.
Saya melewati proses bayi tabung hingga hamil sekitar 3 bulan. Dan dari total enam telur yang diambil, hanya empat embrio yang kembali ditanam dan satu yang berhasil! Kini, Gendhis Malaika berusia (1,5 tahun), sedang aktif-aktifnya dan menirukan apa yang saya dan suami ucapkan.
Total biaya yang dikeluarkan pada tahun 2013, kurang lebih Rp. 100.000.000.
Biaya itu dibutuhkan untuk:
Rumah sakit dan check up. Pemeriksaan awal dan administrasi rumah sakit, sekali datang sekitar Rp 200.000.
Labolatorium. Pemeriksaan untuk suami istri. Suami diperiksa kualitas dan kecepatan sperma. Istri diperiksa apakah ada perlekatan di rahim, kadar hormon, dan lainnya. Satu kali pemeriksaan labolatorium sekitar Rp 1.000.000.
Biaya paket bayi tabung: Paket bayi tabung Rp.50.000.000. Paket ini untuk biaya pengambilan telur dan sperma, inkubasi telur dan dimasukkan kembali ke dalam rahim. Tapi karena usia saya udah di atas 35 tahun dengan risiko keberhasilan lebih rendah, saya membutuhkan obat-obatan hormon dengan biaya tambahan sekitar Rp.5.000.000.
3. Zeniah Nareswari
Di usia pernikahan 3 tahun, saya berkonsultasi ke dokter di Bandung dan didiagnosa kurang subur dan diberi obat penyubur. Satu tahun kemudian, tubuh saya justru semakin gemuk, tapi tidak kunjung hamil. Akhirnya saya dan suami, Panangean Ali Phasa, memutuskan berobat ke Jakarta. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada saluran rahim yang tersumbat. Saat kondisi tubuh sudah pulih, saya melihat sebuah acara di TV yang membahas tentang bayi tabung bersama Dr. Caroline Hutomo, SpOG dari Morula IVF Indonesia. Akhirnya saya memutuskan ikut bayi tabung di Morula dan pindah sementara ke Jakarta.
Prosenya kurang dari satu tahun, karena sempat 2 kali gagal. Di awal proses penggabungan, ada 8 embrio yang bagus. Tiga embrio dimasukkan ke dalam rahim dan gagal. Dua embrio kembali dimasukkan pada program kedua dan gagal lagi. Pada program ketiga, saya katakan pada Dr. Caroline untuk memasukkan sisa tiga embrio terakhir. Ternyata berhasil! Di usia 30 tahun saya melahirkan bayi kembar, meski tidak identik; Axton Salim Quddus Mangunsidi dan Garibaldi Thohir Quddus Mangunsidi, yang kini berusia 1 tahun.
Total biaya yang saya keluarkan sekitar Rp 100.000.000.
Biaya itu dibutuhkan untuk:
Rumah sakit, check up, dan labolatorium. Di awal program, saya check up ke dokter sebulan sekali. Biaya sekali datang sekitar Rp 200.000 Rp.250.000. Mendekati hari pengambilan telur, seminggu bisa 2-3 kali datang check up. Saya sempat grogi ketika menjalani pemeriksaan lab, sehingga hasilnya tidak kelihatan. Akhirnya saya harus menjalani pemeriksaan lab untuk yang kedua kalinya. Biaya satu kali pemeriksaan sekitar Rp 1.000.000.
Biaya bayi tabung. Pada saat mendafftar program kebetulan sedang ada promo di Morula IVF Indonesia. Jadi saya bisa ambil paket dengan harga yang lebih murah, yaitu Rp 45.000.000. Paketnya terdiri dari tindakan stimulasi awal, OPU (Ovum Pick Up), dan ET (Embrio Transfer).
Tempat tinggal. Selama progam, saya pindah sementara dari Garut ke Jakarta selama satu tahun dengan menyewa sebuah rumah. Biayanya Rp 2.000.000 per bulan.
4. Andi Puspita
Menurut diagnosa dokter, saya memiliki masalah dengan antibodi tubuh. Itulah yang membuat saya sulit hamil di usia perkawinan 8 tahun. Saya kemudian diberi obat dan vitamin. Selang enam bulan, kondisi tubuh saya sudah normal, namun saya tak kunjung hamil juga. Lima kali ganti rumah sakit dan sempat melakukan laparoskopi, akhirnya ketahuan jika saya memiliki kista di dalam rahim yang kemudian diangkat.
Setelah kondisi tubuh pulih, saya dan suami Budi Santoso, akhirnya memutuskan untuk ikut program bayi tabung. Awalnya saya ikut program di RSCM. Namun kemudian saya dirujuk ke Klinik Daya Medika. Jadilah kami mengikuti program bayi tabung di sana dan ditangani oleh Dr dr Budi Wiweko SpoG (K) dan Dr. dr. H.R. Muharam Natadisastra. SpOG(K).
Akhir tahun 2014 saya mulai proses pemeriksaan. Tanggal 30 Januari 2015 saya mulai stimulasi awal. Seminggu kemudian dilakukan OPU. Proses OPU ke ET memakan waktu 3-5 hari. Dalam waktu dua minggu saya dinyatakan positif hamil oleh dokter. Waktunya cukup singkat dan cepat. Dan di usia a 35 tahun saya melahirkan Fadhil ( 6 bulan).
Total biaya yang saya keluarkan sekitar Rp 42.000.000. Biaya itu dibutuhkan untuk;
Rumah sakit, check up, dan Labolatorium. Biaya konsultasi dengan dokter sekitar Rp 200.000. Sebelum pelaksanaan program, saya dan suami harus ikut pemeriksaan lab dengan biata sekitar Rp 2.000.000. Biaya USG Transvaginal Rp 150.000 dan Abdominal Rp 100.000.
Biaya bayi tabung. Waktu itu saya ambil paket bayi tabung seharga Rp 30.000.000 yang terdiri dari tindakan stimulasi awal, OPU, dan ET. Untungnya kondisi tubuh saya cukup sehat sehingga tidak memerlukan tambahan obat lain di luar paket.
loading...
0 Response to "Biaya Bayi Tabung Versi 4 Bunda yang Sukses"
Post a Comment