Apakah Remaja Anda Sudah Siap Punya SIM dan Bawa Kendaraan Sendiri

Kecelakan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab kematian pada remaja. Mirisnya, walaupun kecelakaan terus terjadi, jumlah pengendara di bawah umur justru semakin banyak. Lihat saja, banyak anak SD dan SMP sudah berangkat ke sekolah dengan sepeda motor. Padahal, syarat anak boleh bawa kendaraan sendiri adalah sudah berusia 17 tahun sekaligus memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Read Also
Nah, untuk menghindari peristiwa merugikan tersebut, orangtua harus jeli melihat kesiapan anak dalam mengemudikan kendaraan. Agar lebih jelas, simak tipsnya berikut ini.
Anak boleh bawa kendaraan sendiri, asal
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia tahun 2016 sudah melebihi angka 80 ribu kasus. Sebagian besar didominasi oleh kendaraan bermotor dengan rata-rata usia 15 sampai 19 tahun. Ini menunjukkan bahwa remaja yang masih duduk di bangku SMP, SMA, dan perguruan tinggi sangat berisiko mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan.
Salah satu syarat berkendara adalah sudah berusia 17 tahun dan memiliki SIM. Namun, bukan cuma itu saja. Perlu peran orangtua untuk melihat kesiapan anak dalam mengemudikan kendaraan. Bila orangtua menilai kesiapan anak untuk mengemudi hanya dari sisi usia, rasanya belum cukup. Pasalnya, meskipun usianya sama setiap anak punya kemampuan dan kesiapan yang berbeda-beda.
Dilansir dari We Have Kids, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipahami oleh orangtua tentang apakah anak sudah siap membawa kendaraan sendiri atau tidak. Ini dia pertimbangannya.
1. Memahami perkembangan otak anak
Penelitian menunjukkan bahwa kematian akibat kecelakaan atau cedera 6 kali lebih mungkin terjadi pada anak berusia 15 sampai 19 tahun dibanding dengan anak usia 10 sampai 14 tahun. Mengapa demikian? Peneliti sepakat bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan otak remaja yang belum sempurna. Perkembangan otak mereka baru mencapai 80 persen sehingga fungsi otak belum sepenuhnya maksimal.
Perkembangan otak yang belum sempurna itulah yang menjadi penyebab remaja masih mudah terpengaruh dan belum bisa mengambil keputusan secara tepat dan cepat. Mereka rentan melakukan hal-hal yang berisiko dalam berkendara, misalnya menerobos lampu merah atau kebut-kebutan. Itulah sebabnya dibuat peraturan mengenai batasan umur dan juga tes uji berkendara untuk menentukan apakah seseorang sudah layak membawa kendaraan sendiri atau tidak.
2. Memperlihatkan kedewasaan dengan rasa tanggung jawab
Sebagian besar orangtua mungkin tidak menanyakan secara langsung apakah anak sudah siap untuk mengemudikan kendaraan atau tidak. Orangtua mungkin hanya melihat dari bagaimana kemahiran Anda dalam membawa kendaraan. Padahal, Anda juga harus menilai kesiapannya dari kedewasaan dan tanggung jawab anak.
Walaupun sudah melewati usia 17 tahun, belum tentu anak menunjukkan sikap yang dewasa. Jadi, perhatikan bagaimana keseharian anak saat mengerjakan tugas sekolah, membagi waktu dengan aktivitas yang dilakukan, dan dalam memilih teman.
Bila anak sudah menguasai hal tersebut, artinya anak bisa diberi tanggung jawab untuk membawa kendaraan sendiri dengan aman tanpa melanggar peraturan lalu lintas atau membahayakan siapa pun.
3. Pengetahuan anak dalam berkendara
Supaya anak lebih terampil dalam berkendara, latihan itu perlu. Anda harus beri contoh dulu bagaimana cara mengemudi kendaraan, baik mobil atau sepeda motor, dengan baik. Misalnya:
- Menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm, sarung tangan, dan sabuk pengaman.
- Tidak sambil makan, minum, apalagi bermain ponsel saat mengendarai kendaraan.
- Mengemudi dengan kecepatan yang normal dan sesuai situasi. Bila sedang hujan dan jalanan licin, maka pelankan kecepatan.
- Tidak mengemudi saat mengantuk atau kondisi tubuh tidak sehat.
Setelah anak memahami hal tersebut, berikan kesempatan anak untuk belajar mengemudi. Latihan bisa dilakukan di jalan yang lingkungannya sepi. Ini supaya anak tidak grogi sekaligus mencegah anak menabrak kendaraan lain. Selama berlatih, pelajari juga aturan dasar mengemudi sekaligus peraturan rambu-rambu lalu lintas.
Selama Anda menemani anak untuk berlatih, pastikan untuk memberikan intruksi dengan jelas dan tetap tenang. Dengan terus berlatih, akan memudahkan anak untuk mengikuti tes mengemudi dengan lancar dan mendapatkan SIM.
Namun, Anda perlu memperhatikan jika anak cenderung terlalu aktif selama sesi latihan atau menunjukkan gejala yang tidak normal dilakukan. Dilansir dari Science Daily, sebuah penelitian yang dilakukan University of Pennsylvania of Nursing, menunjukkan bahwa remaja yang memiliki ADHD, gangguan perilaku, dan depresi berisiko tinggi mengalami kecelakaan dalam berkendara. Anak dengan kondisi demikian tidak dianjurkan untuk bawa kendaraan sendiri.
0 Response to "Apakah Remaja Anda Sudah Siap Punya SIM dan Bawa Kendaraan Sendiri"
Post a Comment