Apakah Anak Saya Perlu Divaksin DBD




Indonesia sendiri merupakan negara kedua di dunia dengan jumlah kasus demam berdarah tertinggi setelah Brasil. Selain lewat fogging dan prinsip 3M (Menutup-Menguras-Mengubur), pencegahan demam berdarah harus dimulai dari dalam tubuh lewat perlindungan vaksin dengue. Untungnya, vaksin DBD sudah resmi beredar di Indonesia setelah mendapat persetujuan dari BPOM pada 2016 lalu. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk memberikan vaksin DBD untuk anak?


Sekilas tentang vaksin dengue, imunisasi untuk mencegah sekaligus obat demam berdarah


Virus dengue merupakan penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegyptiVaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh anak Anda mengandung virus DBD yang sudah dimatikan. Ini akan membantu sistem kekebalan tubuh anak untuk membentuk antibodi yang berfungsi untuk mengenali potensi zat asing dan melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuhnya.


Virus dengue itu sendiri memiliki 4 serotipe yang berbeda: DEN-1, DEN-2, DEN-2, dan DEN-4. Nah, biasanya Anda hanya terkena satu serotipe virus saja pada satu kali infeksi. Lewat vaksin dengue, tubuh Anda dapat membangun kekebalan terhadap semua serotipe virus DBD. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali dengan berjarak per 6 bulan.


Untuk mendapatkan vaksin dengue, Anda bisa datang langsung ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat dan tanyakan ketersediannya. Sayangnya vaksin ini belum ada di Puskesmas karena belum masuk ke dalam program imunisasi nasional. Saat ini harganya pun masih tergolong cukup mahal yaitu sekitar 1 juta rupiah per 1 kali suntik vaksin.


Akan tetapi, Anda perlu ingat bahwa komplikasi dari demam berdarah ini sangatlah berbahaya. Maka dari itu, pencegahan berupa vaksinasi tetap diperlukan.


Kapan bisa mendapatkan vaksin DBD untuk anak?


Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa vaksin dengue sebagai cara mencegah dan obat demam berdarah dapat diberikan pada orang-orang yang berusia 9-45 tahun, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan DBD. Namun berdasarkan penelitian, efektivitas vaksin DBD untuk anak akan paling manjur jika diberikan pada usia 9-16 tahun.


Menurut penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, vaksin DBD untuk anak yang berusia 9-16 tahun dapat mengurangi risiko tertular demam berdarah hingga 65,6 persen. Hal ini juga dapat mencegah tingginya kasus demam berdarah yang harus dirawat inap di rumah sakit hingga 80 persen, dan kasus demam berdarah berat sebesar 93 persen.


Meski begitu, tahan dulu niat Anda untuk memberikan vaksin dengue jika si kecil belum mencapai batas usia ini. Pasalnya, jika vaksin dengue diberikan terlalu dini pada anak di bawah usia 9 tahun, vaksin ini dapat meningkatkan risiko anak menjalani opname yang membutuhkan waktu lama. Risikonya untuk menderita DBD berat juga dapat meningkat. Ini tentu membawa risiko bahaya dan komplikasinya tersendiri.



Baca ini dulu sebelum memberikan vaksin untuk anak Anda


Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin dengue yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia.


Dengvaxia adalah vaksin dengue pertama keluaran perusahaan farmasi Sanofi yang mendapat izin untuk dipasarkan kepada masyarakat luas. Baru-baru ini, dilansir dari NYtimes, perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa vaksin Dengvaxia dapat mencegah infeksi kambuhan pada seseorang yang telah terinfeksi dengue sebelumnya. Meski begitu, jika anak pernah belum pernah terinfeksi DBD sebelumnya, pemberian vaksin DBD untuk anak justru dapat meningkatkan risikonya terinfeksi dengue di kemudian hari.


Klaim tersebut membuat pemerintah Filipina secara serentak menghentikan program vaksin DBD nasional setelah memberikannya pada lebih dari 740.000 siswa sekolah dasar di Filipina. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pemerintah Filipina terhadap kemungkinan risiko kesehatannya.


Masih belum tahu vaksin ini akan diberhentikan sampai kapan. Selama diberhentikan, berbagai profesional kesehatan akan terus mengulik lebih lanjut seputar efektivitas dan keamanannya.


0 Response to "Apakah Anak Saya Perlu Divaksin DBD"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...