Vaksin Demam Berdarah Dengue Pertama di Dunia

loading...

Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang sering ditemukan di negara tropis, salah satunya Indonesia. Selain dapat menyebabkan kematian, beberapa periode lalu, ramai diperbincangkan kasus ensefalopati dengue (radang otak yang disebabkan oleh virus Dengue) di Indonesia. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya pencegahan DBD, salah satunya dengan vaksin.

Apa itu DBD?

Demam berdarah dengue atau DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ditularkan dari manusia melalui perantara nyamuk.

Demam berdarah dengue berbeda dengan demam dengue. Demam berdarah dengue merupakan kondisi yang lebih parah dibandingkan demam dengue.

Apa saja gejalanya?

Gejala demam dengue lebih ringan dibandingkan demam berdarah dengue, yaitu :

  1. Demam yang diikuti nyeri sendi, nyeri kepala, atau nyeri otot.
  2. Penurunan trombosit.

Gejala demam berdarah dengue lebih kompleks, yaitu :

  1. Demam diikuti nyeri sendi
  2. Mimisan, sesak, muntah darah, atau berak hitam
  3. Pembengkakan hati
  4. Penurunan trombosit hingga di bawah 100.000 sel/mm3

Jika Anda memiliki gejala demam lebih dari 3 hari hendaknya segera memeriksakan diri, untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi dengue. Pasien dengan demam dengue masih bisa dirawat di rumah, dengan catatan harus memperbanyak cairan, makan makanan yang bergizi, dan kontrol rutin untuk menilai kadar trombosit.

Berbeda dengan DBD, dokter akan menyarankan anda untuk rawat inap karena kondisi pasien sewaktu-waktu dapat memburuk karena kebocoran pembuluh darah.

Diagnosis Dengue

Diagnosis dengue dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah. Dokter akan menganjurkan pemeriksaan trombosit pada demam hari ke-3 atau ke-4. Pada demam hari pertama atau kedua jarang ditemukan adanya penurunan trombosit, jika memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan NS1.

Kekurangan dari NS1 ialah harganya yang lebih mahal. NS1 positif merupakan tanda Anda harus waspada, bukan merupakan indikasi untuk rawat inap. Pasien dengan NS1 yang positif akan dianjurkan untuk cek ulang trombosit pada demam hari ke-3.

Pengobatan DBD

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, sehingga tidak ada pengobatan yang spesifik, seperti antivirus. Terapi untuk DBD biasanya melalui infus untuk mencegah komplikasi kebocoran pembuluh darah, istirahat cukup, obat penurun demam, dan peningkatan asupan gizi.

Cara Mencegah DBD

DBD dapat dicegah dengan gerakan 3M, yaitu mengubur (semua barang bekas yang dapat menampung air hujan), menutup (semua tempat penampungan air), dan menguras (tempat-tempat penampungan air, semisal bak mandi, vas bunga, tempat minum hewan peliharaan, dan lainnya).

Meskipun program 3M telah digencarkan, kasus kematian akibat DBD masih tinggi. Oleh karenanya saat ini telah dikembangkan pencegahan DBD melalui vaksin.

Vaksinasi DBD

Vaksin Dengue pertama di dunia telah mendapat izin edar pada tanggal 9 Desember 2015. Vaksin Dengue diproduksi oleh Sanofi Pasteur setelah dikembangkan selama lebih dari 20 tahun. Penemuan vaksin Dengue dianggap sebagai salah satu pencapaian historis dalam sejarah vaksinologi dan diyakini akan menurunkan angka kejadian demam Dengue/demam berdarah Dengue.

Penelitian vaksin Dengue fase III sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di 2 tempat yaitu Amerika Latin dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada fase ini uji klinis dilakukan pada anak-anak dengan populasi besar. Di Asia Tenggara penelitian fase III akan berakhir tahun 2017, namun efikasi dan keamanan sudah dapat dilihat sejak tahun 2015.

Berdasarkan penelitian terakhir tersebut didapatkan bahwa vaksin Dengue dapat menurunkan risiko perawatan rumah sakit sebanyak 80% serta mengurangi resiko menderita Dengue yang berat sebesar  93% bila diberikan pada anak di atas usia 9 tahun. Selain itu, vaksin ini juga memiliki keamanan yang baik terbukti dengan tidak ditemukannya efek samping yang berat.

Pada bulan September tahun 2016 lalu, vaksin Dengue pertama di dunia tersebut mendapat persetujuan dari BPOM. Sejak saat itu, vaksin Dengue tetravalen sudah resmi beredar di Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang BPOMnya telah memberi ijin edar vaksin dengue.

Jadwal Pemberian Vaksin

Berdasarkan hasil penelitian, vaksin dengue memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9-16 tahun. Apabila diberikan di bawah usia 9 tahun akan meningkatkan risiko untuk dirawat karena infeksi dengue dan meningkatkan risiko mendapatkan dengue yang berat, khususnya pada anak dengan kelompok usia 2-5 tahun.

Vaksin Dengue dapat diberikan pada anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan.

Perlukah Vaksin Dengue Jika Sudah Pernah DBD?

Berdasarkan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), vaksin Dengue tetap dapat diberikan walaupun anak sudah pernah mengalami infeksi Dengue. Mengapa? Saat anak terinfeksi Dengue, hampir tidak mungkin anak terinfeksi 4 serotipe virus dengue sekaligus. Anak hanya terkena satu serotipe virus pada satu kali infeksi.

Vaksin Dengue mengandung 4 serotipe virus, sehingga anak yang sudah terinfeksi dapat memiliki kekebalan terhadap serotipe lainnya.

Bagaimana Mendapatkan Vaksin Dengue?

Vaksin Dengue terdapat pada rumah beberapa rumah sakit atau klinik dokter anak swasta. Vaksin Dengue belum masuk ke dalam program imunisasi nasional sehingga belum terdapat di Puskesmas. Harga vaksin masih cukup mahal yaitu sekitar 1 juta rupiah per 1 kali pemberian vaksin. Namun, harga tersebut relatif lebih murah bila dibanding dengan biaya perawatan anak di RS jika terkena demam berdarah apalagi jika harus dirawat intensif di ICU.


Ditinjau Oleh: dr. Nurul Attikah

loading...

Related Posts

0 Response to "Vaksin Demam Berdarah Dengue Pertama di Dunia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel