Pemeriksaan Dasar Fertilitas Dinikmati atau Dikeluhkan

Pemeriksaan Dasar Fertilitas : Dinikmati atau Dikeluhkan?

Mendapatkan buah hati merupakan salah satu dambaan dan tujuan dari pasangan yang berkeluarga. Namun, tidak semua pasangan bisa segera mendapatkan anak. Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 % pasangan akan mendapatkan anak pada tahun pertama dan 90 % sudah memiliki anak pada tahun kedua. Berdasarkan hal tersebut, infertilitas didefiniskan sebagai keadaan dimana pasangan belum memiliki keturunan setelah sudah berhubungan teratur selama satu tahun tanpa proteksi atau kontrasepsi.

Beberapa dokter dan literatur menyebut subfertilitas, namun secara definisi sebenarnya kedua hal ini adalah keadaan yang sama. Dari definisi tersebut, ada beberapa penekanan yang harus pasangan perhatikan. Pertama, infertilitas ini merupakan keadaan atau situasi, bukan merupakan penyakit. Kedua adalah keterlibatan pasangan. Keadaan ini bukan hanya tanggung jawab dari klien perempuan tapi juga tanggung jawab klien pria pasangannya. Maka pada penanganan infertilitas, pemeriksaan akan dikerjakan baik pada klien perempuan dan juga laki-laki pasangannya. Sekitar 40 - 45 % penyulit dapat ditemukan pada klien perempuan, dan 40 - 45 % penyulit dapat ditemukan pada klien lelaki. Sementara sisanya, sekitar 10 - 20 % tidak diketahui penyebabnya atau lebih sering dikatakan unknown infertility. Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah hubungan seksual yang teratur. Yang dimaksud teratur adalah hubungan seksual dengan frekuensi dua sampai tiga kali per minggu selama satu tahun.

Untuk sebagian besar pasangan yang mengalami masalah infertilitas, pemeriksaan merupakan keadaan yang tidak menyenangkan. Pasangan mungkin merasa selain dibebani dengan keinginan memiliki anak, pasangan juga merasa dibebani dengan urusan pemeriksaan yang pastinya berhubungan dengan daerah sensitif. Perasaan ini merupakan hal sangat wajar, apalagi jika pasangan tidak tahu apa dan mengapa dirinya dan pasangannya diperiksa. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana pemeriksaan yang dikerjakan sehingga apabila memang diperlukan pemeriksaan, pasangan dapat mengantisipasi keadaan yang kurang menyenangkan tersebut.


Pemeriksaan Klien Pria

Secara prinsip, pemeriksaan yang dikerjakan baik pada lelaki atau perempuan bertujuan untuk mengevaluasi bentuk dan fungsi terutama organ reproduksi. Untuk evaluasi ini, rangkaian pemeriksaan pada perempuan biasanya lebih banyak. Untuk laki laki, pemeriksaan awal untuk mengevaluasi bentuk dan fungsi cukup dengan pemeriksaan Analisa Sperma.

Pemeriksaan Analisa Sperma dikerjakan setelah klien berpuasa hubungan seksual selama tiga sampai lima hari. Tujuannya adalah mendapatkan hasil yang optimal. Puasa hubungan terlalu lama akan menghasilkan informasi banyaknya sperma yang sudah mati, sementara bila terlalu cepat akan menghasilkan informasi banyak sperma yang terlalu muda. Biasanya, klien akan diminta untuk mengeluarkan sperma di laboratorium. Beberapa laboratorium yang baik mungkin menyediakan tempat yang cukup nyaman untuk mengeluarkan sperma. Untuk sebagian klien, pemeriksaan ini tidak menyenangkan namun dengan penjelasan bahwa waktu pemeriksaan maksimal adalah 30 menit setelah dikeluarkan, biasanya klien dapat menerimanya.


Pemeriksaan Perempuan

Seperti dijelaskan sebelumnya, pemeriksaan perempuan biasanya lebih banyak sehingga tentunya lebih menyita waktu. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal merupakan pemeriksaan awal yang paling sederhana yang perlu dikerjakan. Dengan pemeriksaan ini, dokter atau tim medis dapat menilai ada tidaknya kelainan bentuk pada organ perempuan. Kelainan bentuk mungkin dapat ditemukan pada rahim, indung telur, atau saluran telur. Kelainan bentuk pada rahim terutama pada dinding dalam rahim atau endometrium dapat mengganggu kesuburan. Kelainan ini antara lain kelainan bawaan, polip, mioma, atau adenomiosis. Biasanya akan dicari juga adanya kelainan di indung telur dan saluran telur seperti kista dan pembengkakan saluran telur. Pemeriksaan ini paling baik dikerjakan pada masa haid karena dapat juga menilai jumlah sel telur muda (folikel antral). Pemeriksaan yang dikerjakan pada saat haid sangat aman dan mudah walaupun kadang tidak nyaman untuk klien.

Pemeriksaan berikutnya yang diperlukan adalah evaluasi saluran telur. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling kurang nyaman diantara yang lainnya. Evaluasi saluran telur dikerjakan pada hari ke sembilan haid dengan bantuan rontgen atau ultrasonografi. Klien akan dimasukkan cairan ke dalam rongga rahim dengan tujuan untuk melihat adanya tumpahan cairan tersebut ke dalam rongga perut yang berarti bahwa tidak ada hambatan pada saluran telur.

Pemeriksaan darah mungkin diperlukan pada klien. Pemeriksaan ini salah satunya bertujuan untuk melihat kadar Anti Mulerian Hormon (AMH), suatu substansi yang bisa memberikan gambaran kepada tim medis mengenai perkiraan cadangan sel telur perempuan. Pemeriksaan laboratorium darah perifer lengkap, penapisan kencing manis, hepatitis B, hepatitis C, dan HIV juga biasanya diperlukan. Ada beberapa pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan seperti hormon, namun biasanya berdasarkan kebutuhan.

Pemeriksaan dan evaluasi di atas merupakan usaha awal untuk melihat ada tidaknya kelainan pada pasangan yang mengalami masalah infertilitas. Pasangan yang memiliki masalah infertilitas biasanya sudah merasakan beban dan mungkin tuntutan keluarga. Pemeriksaan yang diperlukan dapat juga menambah beban bagi pasangan. Namun, pemeriksaan ini merupakan bagian dari usaha untuk memperoleh keturunan. Memiliki keturunan yang baik merupakan mukjizat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, pemeriksaan ini adalah usaha supaya mukjizat bisa datang lebih cepat.


Dr. Ferry Darmawan, SpOG

RSPAD Gatot Soebroto

0 Response to "Pemeriksaan Dasar Fertilitas Dinikmati atau Dikeluhkan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...