Kanker Serviks Yang Mengintai

Salah satu jenis penyakit yang paling banyak menimpa kaum wanita selain kanker payudara adalah kanker serviks. Kanker serviks terjadi ketika sel abnormal berkembang dan menyebar di dalam serviks wanita yang terletak di bagian bawah rahim. Selama virus penyebab kanker serviks ditemukan sejak dini, kanker serviks merupakan jenis penyakit yang mudah disembuhkan.
Saat sel dalam serviks menjadi abnormal, akan timbul sedikit sekali gejala yang dapat menjadi peringatan. Seiring dengan berkembangnya kanker, gejala yang biasanya muncul antara lain:
1. Perdarahan vagina yang tidak biasa
2. Adanya darah yang keluar di antara masa sebelum dan sesudah menstruasi
3. Perdarahan yang muncul setelah menopause
4. Darah atau rasa sakit yang muncul selama hubungan intim
Penyebab dari kanker serviks adalah human papillomavirus (HPV) yang merupakan sekumpulan besar virus. Terdapat sekitar 40 tipe virus yang dapat menginfeksi area kelamin dan beberapa di antaranya dapat berisiko menjadi kanker serviks. Infeksi HPV di kelamin biasanya akan bersih dengan sendirinya, namun saat menjadi kronis dapat menuntun pada perubahan dalam sel-sel di dalam serviks yang berpotensi menjadi kanker.
Gejala yang dapat timbul yang mengindikasikan adanya infeksi HPV dapat berupa kutil yang tidak parah dan tidak akan berkembang menjadi kanker. Virus HPV yang berbahaya justru dapat tinggal di dalam tubuh tanpa memunculkan gejala apapun.
Yang menyebabkan virus HPV sulit dideteksi adalah betapa umumnya virus ini pasti berada pada mereka yang sudah pernah melakukan hubungan intim, pria maupun wanita. Virus HPV yang benar-benar tidak terdeteksi tetap dapat hidup walaupun sudah lama sekali waktu berlalu sejak hubungan intim terakhir. Penggunaan kondom merupakan pilihan tepat untuk mengurangi risiko terkena virus HPV walaupun tidak menyeluruh. Virus HPV yang diam-diam berbahaya ini juga dapat menimbulkan kanker pada vulva, vagina, penis, hingga ke anus bahkan kanker mulut pada pria maupun wanita.
Kemungkinan terkena kanker serviks lebih besar pada wanita yang merokok, punya banyak anak, mengonsumsi pil KB sejak lama, serta wanita yang positif terkena HIV. Lakukan deteksi dini dari kanker serviks dengan melakukan tes pap-smear. Lakukan semenjak usia 21 tahun dan lakukan secara rutin setiap 3 tahun sekali. Berikan jarak menjadi 5 tahun sekali setelah memasuki usia 30 tahun. Walaupun sudah mendapatkan vaksin HPV, tes pap-smear masih perlu dilakukan sebagai pemeriksaan rutin.
Saat ditemukan keabnormalan, biasanya akan dilakukan tes ulang pap-smear. Biasanya tes juga akan melibatkan colposcopy atau biopsy. Jika memang berpotensi kanker, sel dapat diangkat dengan teknik sampel dan menggunakan bius lokal.
Kanker serviks yang sudah invasif mempunyai 4 stadium. Stadium 1 adalah ketika kanker belum tersebar di luar serviks. Stadium 2, tumor sudah menyentuh bagian atas vagina. Stadium 3, tumor sudah menyentuh bagian bawah vagina dan dapat menghambat laju air seni. Stadium 4, tumor sudah mencapai kandung kemih atau anus, dan sel kanker sudah menyebar ke bagian lain dan membentuk tumor baru.
Saat kanker sudah memasuki stadium 1, operasi dapat menjadi langkah penyembuhan untuk menghilangkan jaringan yang berkanker. Biasanya, histerektomi perlu dilakukan, mengharuskan adanya pengangkatan serviks dan rahim seluruhnya.
Selain operasi, radiasi menggunakan terapi X-ray yang berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel kanker. Radiasi membantu membunuh sel kanker yang tersisa setelah operasi. Radiasinya yang dilakukan di dalam (brachytherapy) menggunakan kandungan radiaktif yang dimasukkan ke dalam tumor dan dilakukan bersamaan dengan kemoterapi. Efek samping dari radiasi ini dapat menurunkan jumlah sel darah, kelelahan, sakit perut, mual, rambut rontok, hilang nafsu makan, dan muntaber.
Tingkat keseriusan kanker serviks bergantung kepada seberapa dini sel virus yang bersarang ditemukan. Semakin cepat ditemukan, penderita dapat melalui trachelectomy yang hanya mengangkat serviks dan beberapa bagian vagina dan membiarkan sebagian besar rahim tetap utuh.
Vaksin bagi virus HPV tersedia dalam beberapa tipe yang perlu diberikan dalam beberapa dosis dalam waktu enam bulan. Vaksin ini bertugas mencegah, bukan menyembuhkan. Vaksin akan semakin efektif jika diberikan sebelum penerima menjadi aktif secara seksual, yaitu pada usia 11 atau 12 tahun, atau vaksin tindak lanjut pada usia 13 hingga 26 tahun.
Reviewed by : dr. Margareta Amelia
0 Response to "Kanker Serviks Yang Mengintai"
Post a Comment