Jenis Imunisasi

Imunisasi adalah salah satu upaya pencegahan primer terhadap penyakit, selain gizi dan sanitasi yang baik. Pencegahan primer yang dimaksud adalah semua upaya untuk menghindari terjadinya sakit atau kejadian yang dapat mengakibatkan seseorang sakit, cedera ataupun cacat.

Upaya imunisasi di indonesia telah dilakukan sejak tahun 70-an. Imunisasi merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak Anak PBB yang meliputi survival, development, protection dan participation, sehingga pemerintah dan orang tua berkewajiban untuk memberikan upaya kesehatan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak, meliputi pemberian imunisasi.

Jadwal imunisasi IDAI secara berkala dievaluasi untuk penyempurnaan. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan perubahan epidemiologis penyakit, kebijakan kementerian kesehatan/WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia. Sejak tahun 2011. Tidak dibedakan lagi imunisasi yang diwajibkan dan yang dianjurkan. Mengingat semua imunisasi harus diberikan pada bayi dan anak.

BCG
Berisi suspensi M.Bovis hidup yang sudah dilemahkan. Imunisasi BCG tidak mencegah infeksi Tuberkulosis (TB) tetapi mengurangi resiko terjadinya TB berat seperti meningitis TB dan TB milier.

Hepatitis B
Tersedia vaksin kombinasi HepB dan DTP yang berdasarkan hasil penelitian Biofarma, dapat memberikan respon antibodi lebih baik daripada yang diberikan secara terpisah.

Polio

DPT
Terdapat jenis vaksin DtaP (pertusis aselular) atau yang pada orang awam dianggap sebagai vaksin DTP yang tidak menimbulkan demam. Meskipun reaksi paska imunisasi DtaP baik lokal maupun sistemik lebih rendah dibanding DTP biasa, namun vaksin tersebut masih dapat menimbulkan reaksi demam dan pembengkakan seperti jenis vaksin lainnya.

Campak

HIB
Tersedia vaksin kombinasi DTP dan HIB dengan daya imunogenitas yang tetap tinggi tanpa mempengaruhi respon imun satu sama lainnya.

PCV
Bayi yang berisiko tinggi mengalami kolonisasi pneumokokus antara lain: bayi dengan infeksi saluran napas atas, menjadi perokok pasif, tidak mendapatkan ASI dan bayi yang tinggal di negara 4 musim (pada musim dingin).

ROTAVIRUS
Di Indonesia, diare menyumbang 28% penyebab kematian pada balita dan lebih tinggi dibanding dengan pneumonia (20%). Tersedia vaksin monovalen (Rotarix) dan pentavalen (Rotareq)

INFLUENZAz

  • Rekomendasi IDAI, imunisasi influenza diberikan pada :
  • Anak sehat yang berusia 6 bulan 2 tahun.
  • Anak dengan penyakit jantung kronik, asma, diabetes, penyakit ginjal kronis dan HIV.
  • Anak yang tinggal ditempat seperti asrama, panti asuhan atau pesantren.
  • Orang yang dapat menularkan virus influenza terhadap seseorang yang berisiko tinggi, contoh : pengasuh anak usia 6-23 bulan, petugas kesehatan, dll.

VARISELA
Tidak boleh diberikan pada anak yang sedang demam tinggi, hitung limfosit yang rendah, alergi terhadap neomisin dan adanya defisiensi imun seluler

MMR
Imunisasi MMR tetap diberikan meskipun anak memiliki riwayat infeksi campak, gondongan maupun rubela. Tidak ada efek imunisasi yang terjadi pada anak yang sebelumnya telah mendapat imunitas terhadap salah satu atau lebih dari ketiga penyakit ini. Imunisasi ini juga tidak berhubungan dengan autisme.

TIFOID

HEP A

HPV
Jadwal pemberian imunisasi HPV tergantung dari jenis vaksin yang akan digunakan. Imunisasi ini dapat diberikan pada pasien sejak usia 10 tahun. Jika menggunakan vaksin HPV bivalen, diberikan 3 dosis, yaitu dosis 1, dosis 2 pada 1 bulan setelah dosis 1 dan dosis 3 pada 6 bulan setelah dosis 1. Sedangkan vaksin HPV tetravalen, juga diberikan 3 dosis yaitu dosis 1, dosis 2 pada 2 bulan setelah dosis 1 dan dosis 3 pada 6 bulan setelah dosis 1.

Sejalan dengan peningkatan pendidikan dan pengetahuan masyarakat, serta kesadaran konsumen tentang hak-haknya, maka dokter dihimbau memberikan penjelasan kepada orang tua tentang imunisasi yang akan diberikan. Penjelasan tersebut meliputi bahaya penyakit, manfaat imunisasi, serta reaksi yang mungkin dapat timbul paska imunisasi.

Sebaliknya, bagi orang tua atau pengantar bayi, dianjurkan juga mengingat dan memberitahukan kepada dokter, hal-hal yang berkaitan dengan risiko dan kontraindikasi yang mungkin pernah terjadi sebelum imunisasi diberikan, contoh , riwayat penyakit anak, adakah alergi terhadap neomisin, riwayat imunisasi sebelumnya, terapi yang sedang digunakan dan sebagainya. Hal ini berguna untuk mengantisipasi reaksi paska imunisasi.

 

Untuk jadwal imunisasi tahun 2013 masih belum dipublikasikan oleh IDAI hingga saat ini.

 

Direview oleh dr. Vinny Yoanna, Sp.A

0 Response to "Jenis Imunisasi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...