Jangan Percaya 5 Mitos Terapi Kesuburan Ini!

Tigapuluh tujuh tahun lalu bayi tabung pertama dilahirkan. Sekarang, ada sekitar lima juta bayi dilahirkan sebagai hasil teknologi in vitro. Ini adalah gambaran bahwa masalah ketidaksuburan adalah masalah yang besar, setidaknya dari sisi kuantitas. Konsekuensinya, informasi-informasi mengenai terapi kesuburan banyak beredar di mana-mana. Dari sekian banyak informasi tersebut, tahukah Anda mana yang mitos dan mana yang akurat? Mari kita telusuri lima di antaranya di sini.
Mitos 1: Akan ada desainer bayi
Yang dimaksud di sini bukan desainer baju bayi tapi orang yang berprofesi mengatur rupa anak Anda kelak. Sampai saat ini, metode in vitro tidak dapat menentukan bagaimana wajah dan bentuk tubuh calon bayi. Belum ada teknologi yang mengatur hal artifisial yang demikian, kata Sarah Franklin, peneliti, pengarang dan juru bicara konferensi The Politics of Reproduction di Barnard College.
Seleksi genetik dan diagnosa genetik pra-implantasi atau pre-implantation genetic diagnosis (PGD), bukan metode seperti membolak-balik katalog dan memilih gen favorit. Bahkan, gen individu tidak dipilih sama sekali. Yang dipilih adalah embrio.
"Satu-satunya yang bisa dirancang adalah jenis kelamin bayi Anda - jika Anda bersedia untuk membuang embrio dari jenis kelamin yang tidak diinginkan," kata Bonnie Steinbock, seorang profesor etika biomedis di Albany University yang mengkhususkan diri mendalami bidang reproduksi.
PGD dikembangkan untuk mendeteksi kemungkinan beberapa penyakit yang dapat diidentifikasi dari gen tunggal, kata Franklin, tapi tidak ada yang mau melakukan PGD. Ini karena para dokter memertimbangkan kemungkinan komplikasi, seperti kontaminasi, kesalahan diagnosa dan risiko untuk embrio.
Menyeleksi multi-gen yang kompleks, seperti tinggi badan atau level kecerdasan, pada prinsipnya tidak mungkin dilakukan. Salah satu halangan adalah mekanisme di balik ekspresi gen, yang dipengaruhi oleh banyak aspek lingkungan di sekitar sel yang dapat berubah setiap menit. "Para ahli telah mencoba melakukan kloning pada anjing dan kucing. Hasilnya, anak yang lahir tidak pasti sama dengan induknya bahkan warna matanya pun tidak, kata Franklin lagi.
Mitos 2: Teknik bayi tabung mudah dilakukan
Ya, ilmu pengetahuan masa kini dapat meningkatkan keberhasilan bayi lahir dari teknik in vitro tapi kegagalan dalam proses in vitro juga sesuatu yang normal, jelas Debora Spar, presiden Barnard College dan penulis buku "The Baby Business".
Menurut American Fertility Association, efektivitas terapi kesuburan menurun setelah usia 32 dan wanita di awal usia 40-an yang menggunakan sel telurnya sendiri, hanya memiliki kesempatan lima persen mengalami kehamilan yang sehat melalui IVF. Itulah sebabnya mengapa dokter memasukkan beberapa embrio sekaligus ke dalam rahim pasien, yaitu untuk meningkatkan angka keberhasilan.
"Tapi tidak ada yang akan merekomendasikan menginjeksi enam embrio sekaligus," kata Steinbock. Di Inggris, di mana teknologi reproduksi diatur dengan lebih ketat daripada di Amerika Serikat, dokter tidak boleh memasukkan lebih dari dua embrio ke dalam satu rahim sekaligus.
Mitos 3: Calon ibu harus istirahat total di tempat tidur setelah transfer embrio
Mitos 4: Metode IVF dapat meningkatkan kesuburan
Sebenarnya, wanita yang menjalani IVF pertama, menjalani terapi kesuburan dengan suntikan hormon sintetis untuk memperkuat produksi telu dan sinkronisasi siklus menstruasi, kata Franklin. Terapi hormon terus berlanjut sepanjang implantasi dan tahap awal kehamilan. Teknik ini, yang pertama kali dikembangkan di bidang pertanian, menghasilkan efek samping rasa tidak nyaman yang berkisar dari ringan sampai berat.
Mitos 5: Semua bayi hasil in vitro terlahir sehat
Read Also
Yang jelas, terapi kesuburan meningkatkan angka kelahiran kembar dan ini mungkin dapat menimbulkan implikasi kesehatan tapi mungkin juga tidak, tergantung pada perkembangan embrio di dalam rahim dan perawatan kehamilan yang dilakukan calon ibu.
Ditinjau oleh:dr. Nina Amelia Gunawan
0 Response to "Jangan Percaya 5 Mitos Terapi Kesuburan Ini!"
Post a Comment