6 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Anak Pengidap ADHD




Kebutuhan gizi anak ADHD sedikit berbeda dari anak pada umumnya. Nutrisi yang paling dibutuhkan anak dengan ADHD adalah yang baik untuk kesehatan otak demi membantu mengurangi berbagai gejalanya seperti kurang fokus, banyak bergerak, dan mudah lupa. Lantas, apa saja makanan untuk anak ADHD yang perlu dihindari?


Makanan untuk anak ADHD yang sebaiknya dihindari


Makanan bukanlah penyebab ADHD. Oleh karena itu, sejauh ini belum ada kasus ADHD yang disebabkan hanya karena pola makan anak yang kurang sehat. Gejala ADHD juga tidak akan bertambah parah hanya karena masalah pola makan dan nutrisi anak. Akan tetapi, bukan berarti anak ADHD boleh makan sembarangan.


Ada beberapa jenis makanan dan minuman yang harus dihindari supaya gejala ADHD anak lebih mudah dikendalikan. Berikut berbagai kandungan makanan yang sebaiknya dihindari, yaitu:


1. Makanan tinggi gula


Anak-anak suka makanan manis, seperti permen dan kue serta biskuit. Meski sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan gula dapat menyebabkan anak hiperaktif, tapi gula termasuk karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh. Kebanyakan makan gula menyebabkan kadar gula darah naik dengan cepat. Peningkatan gula darah kemudian memengaruhi produksi adrenalin yang lebih tinggi, yang dapat memberi efek perilaku hiperaktif pada anak.


Beberapa orangtua yang memiliki anak dengan ADHD menyatakan bahwa menerapkan diet gula untuk anak mereka dapat membuatnya lebih tenang. Dr. David Williams dan dokter naturopati John M. Dye dari The Healing Center On-Line mengatakan bahwa beberapa anak ADHD menunjukkan reaksi positif saat diberikan diet rendah gula.


Maka, sebaiknya mulai kurangi konsumsi gula anak dan ganti dengan karbohidrat kompleks, seperti umbi-umbian (kentang, ubi, jagung, dan labu), kacang dan biji-bijian, serta sayur dan buah-buahan seperti apel, pir, dan jeruk yang juga tinggi serat.


2. Soda


Minuman bersoda kaya akan gula, sirup jagung fruktosa, pemanis buatan, kafein, dan zat pewarna. Sebuah penelitian di tahun 2013 menyatakan bahwa asupan gula dan kafein yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko gejala hiperaktif pada anak.


Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School menunjukkan bahwa zat pewarna makanan, terutama yang berwarna terang (merah, kuning, atau oranye) dapat memperburuk gejala hiperaktivitas anak yang memiliki ADHD.


Selain itu, penelitian menyimpulkan bahwa anak ADHD berusia 5 tahun yang rajin minum soda cenderung lebih sering tantrum dan mengisolasi diri dari sekitar.


3. Makanan kemasan dan olahan


Makananan kemasan dan olahan mengandung berbagai zat tambahan seperti penyedap (MSG), pengawet (sodium benzoat), perasa, dan pewarna buatan. Kandungan-kandungan zat aditif ini dapat berdampak negatif pada gejala ADHD.


David Perlmutter, M.D., seorang ahli saraf sekaligus penulis buku Raise a Smarter Child by Kindergarten mengatakan zat aditif dalam makanan dapat meningkatkan hiperaktifitas dan mengurangi kemampuan anak untuk berkonsentrasi.


Oleh karena itu, ada baiknya untuk memilih makanan organik dan mengolahnya sendiri di rumah untuk menghindari efek negatif dari makanan kemasan pabrik.


4. Makanan tinggi gluten


Sejumlah penelitian melaporkan bahwa asupan makanan tinggi gluten dapat memperburuk gejala ADHD pada anak. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh sensitivitas tubuh anak terhadap gluten, protein khusus yang ditemukan dalam gandum dan biji-bijian utuh seperti jelai, dan couscous.


Oleh karena itu, ada baiknya untuk menghindari berbagai jenis makanan yang berbahan dasar gandum seperti roti, pasta, dan sereal gandum.


5. Produk susu sapi


Sebagian besar produk susu sapi mengandung kasein A1 yang dapat memicu reaksi negatif pada anak ADHD. Jika anak menunjukkan gejala negatif setelah mengonsumsi produk susu maka hentikan pengonsumsiannya. Produk susu lain selain susu sapi, seperti susu kambing atau susu domba tidak mengandung protein tersebut sehingga bisa menjadi sumber protein yang lebih baik untuk anak ADHD.


6. Makanan yang mengandung merkuri


Tubuh anak sangat sensitif terhadap racun, seperti merkuri. Senyawa ini biasa ditemukan dalam daging ikan dan produk makanan laut lainnya. Merkuri yang menumpuk dalam tubuh dapat menjadi racun bagi sistem saraf otak yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan anak, seperti penurunan konsentrasi.


Sejumlah pakar kesehatan anak merekomendasikan orangtua yang memiliki anak ADHD untuk menghindari ikan dengan kadar merkuri tinggi seperti makarel raja, ikan todak atau ikan pedan, ikan hiu, ikan tuna sirip kuning, dan ikan tilefish.


Namun, ini bukan berarti anak ADHD harus sama sekali pantang makan makanan laut. Pasalnya, seafood termasuk sumber makanan tinggi omega-3 yang baik untuk kesehatan otak. Untuk menghindari keracunan merkuri, dianjurkan untuk mengonsumsi ikan maksimal sebanyak dua porsi per minggu. Ikan laut yang diperbolehkan adalah ikan salmon, udang, ikan sarden, ikan teri, dan ikan trout.


0 Response to "6 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Anak Pengidap ADHD"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...