Demam Tifoid, Apakah Itu
Demam tifoid merupakan infeksi akibat bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman atau makan dari alat makan dan wadah minum yang menjadi satu dengan seseorang yang sudah terlebih dulu terinfeksi bakteri tipus. Meski di masa kini penyakit ini sudah lebih tertanggulangi, namun tetap ada risiko komplikasi, hingga mengakibatkan kematian jika penyakit ini terlambat ditangani, terutama pada anak-anak. Penyakit ini banyak terjadi di negara berkembang yang memiliki tingkat higienitas rendah.
Berikut ini beberapa gejala demam tifoid yang berkembang dari minggu pertama:
1. Minggu pertama, akan terjadi demam yang meningkat suhunya bahkan hingga mencapai 40 derajat C. Sakit kepala, tubuh terasa lemas dan tidak berenergi, batuk kering, hilangnya nafsu makan. Rasa sakit pada perut, diare atau sembelit hingga ruam yang muncul pada kulit.
2. Jika gejala minggu pertama tidak segera memperoleh perawatan, maka gejala dapat berkembang hingga memasuki minggu kedua. Akan terjadi demam tinggi, tetap mengalami diare atau sembelit, penurunan bobot tubuh hingga perut yang sangat membuncit.
3. Jika kondisi terus berlanjut, maka pada minggu ketiga penderita demam tifoid mulai mengigau dan hanya dapat terbaring tanpa banyak bergerak dengan separuh mata tertutupi- dikenal sebagai fase tifoid. Pada minggu ketiga, penderita biasanya dapat mulai mengalami gejala yang berisiko kematian.
4. Pada minggu keempat setelah melewati masa kritis, biasanya kondisi sudah akan lebih membaik. Demam sudah secara bertahap menurun, hingga suhu tubuh kembali normal seminggu kemudian, atau 10 hari kemudian. Meski demikian, gejala penyakit tifoid masih dapat kembali dua minggu setelah demam sudah turun.
Penularan bakteri yang menyebabkan penyakit ini biasanya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri. Jika Anda tinggal di lingkungan yang tergolong tidak bersih, maka rute feses yang dapat kembali berputar, hingga dapat mengontaminasi makanan dan minuman yang Anda makan dan menularkan bakteri demam tifoid.
Bakteri tifoid, meski sudah dilumpuhkan dengan konsumsi antibiotik, seringkali tetap tinggal di dalam saluran pencernaan dan di kantung empedu selama bertahun-tahun lamanya. Mereka yang mengalami hal ini masih dapat menulari orang lain melalui feses, meski sebagai pembawa bakteri mereka tidak lagi mengalami gejala ini.
Berbagai komplikasi yang dapat terjadi akibat kondisi demam tifoid antara lain adanya pendarahan usus, lubang pada usus, yang dapat terjadi memasuki minggu ketiga demam tifoid. Perdarahan usus biasanya dapat dideteksi dari tekanan darah yang mendadak turun dan syok, diikuti dengan adanya darah pada feses. Sementara itu, lubang pada usus kecil maupun usus besar mengakibatkan kebocoran isi pencernaan ke dinding perut dan menimbulkan rasa sakit perut, mual, muntah dan infeksi aliran darah atau sepsis. Kondisi ini membahayakan nyawa dan perlu segera ditangani.
Komplikasi lainnya yang mungkin terjadi berupa berbagai radang. Mulai dari radang otot jantung atau myocarditis, radang dinding jantung dan katupnya atau endocarditis. Pneumonia, radang pankreas, radang kantung empedu, infeksi ginjal, hingga infeksi kandung kemih. Infeksi membran dan cairan otak serta tulang belakang atau meningitis serta munculnya halusinasi dan mengigau.
Bagi para penderita yang sedang terjangkit penyakit ini, selain meminum antibiotik, diperlukan juga penyesuaian gaya hidup seperti lebih banyak minum air agar tidak terjadi dehidrasi dan memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan yang tidak menggumpal dan tinggi kalori.
Untuk mencegah penularan penyakit ini, yang dapat Anda lakukan, yaitu:
-Vaksin
-Meminum obat berbentuk kapsul yang diminum setiap hari
-Mencuci tangan saat berada di area yang tergolong kotor menggunakan air panas dan sabun, serta saat menyiapkan makanan dan setelah menggunakan toilet
-Mempersiapkan pembersih tangan yang mengandung alcohol
-Tidak mengonsumsi air yang belum masak atau buah dan sayuran yang mentah
-Hindari mengonsumsi makanan yang panas
Untuk menjaga lingkungan sekitar dari penularan penyakit ini, bersihkan perabotan rumah secara lebih rutin, terutama barang-barang yang sempat tersentuh selama Anda sakit, jangan mempersiapkan makanan selama beberapa saat dan pisahkan barang-barang yang menyentuh diri Anda dari barang-barang yang dipakai orang lain serta cucilah dengan air panas. (PA)
Ditinjau oleh: dr. Nina Amelia Gunawan
0 Response to "Demam Tifoid, Apakah Itu"
Post a Comment