Bells Palsy, Penyakit Apakah Itu

Belum lama ini aktor senior Rano Karno dikabarkan menderita penyakit bells palsy, yang akibatnya membuat wajah sebelah kirinya menyon, layaknya terkena stroke, serta nada bicaranya pun terdengar gemetar. Penyakit serupa, juga pernah dialami oleh aktor tampan Samuel Zylgwyn beberapa tahun lalu.
Bells palsy adalah kelumpuhan atau kelemahan yang terjadi pada otot-otot di satu sisi wajah, atau sindrom yang menyerang bagian syaraf, dan menyebabkan tubuh menjadi lumpuh. Syaraf tersebut, memasuki tenggorokan melalui lubang kecil di tulang temporal kaku yang berada di dasar tenggorokan.
Bells palsy dapat menyerang siapa saja, baik orangtua maupun anak muda. Kelumpuhannya pun dapat bersifat parsial atau kelumpuhan total. Penyebabnya adalah adanya infeksi virus atau respon sistem autoimun. Faktor utamanya adalah kelembapan udara atau ruangan ber-AC.
Bells palsy ditandai dengan adanya perubahan di sekitar mata dan mulut. Hal itu disebabkan, karena adanya pembengkakakan dan terjepitnya syaraf yang menyebabkan terjadinya peradangan dan mengganggu fungsi syaraf tersebut.
Gejala biasanya mulai membaik dalam beberapa minggu, dengan proses pemulihan dalam kurun waktu enam bulan. Namun, untuk mengurangi tingkat keparahan, disarankan Anda melakukan pengobatan kortikosteroid. Selain itu, pengobatan ditujukan agar penyakit bells palsy tidak berkembang menjadi stroke.
Gejala bells palsy, antara lain:
1. Terjadinya kelumpuhan atau kelemahan pada satu sisi wajah
2. Mati rasa
3. Nyeri di bagian rahang dan sekitar telinga
4. Peningkatan sensitivitas pada sisi yang terserang
5. Sakit kepala
6. Mata tidak dapat menutup sepenuhnya
7. Mulut terkulai
8. Kesulitan membuat ekspresi wajah
9. Rasa makanan sedikit berbeda atau penurunan kemampuan untuk mencicipi.
10. Perubahan jumlah air mata dan air liur yang dihasilkan.
Hingga saat ini, belum diketahui dengan jelas apa penyebab bells palsy. Tapi, penyakit tersebut seringkali dikaitkan dengan infeksi virus. Walaupun dapat menyerang siapa saja, tetapi yang paling berisiko terserang bells palsy adalah sebagai berikut:
1. Wanita hamil, terutama selama trimester ketiga atau minggu pertama setelah melahirkan.
2. Seseorang yang mengalami masalah saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek.
3. Penderita diabetes.
4. Memiliki riwayat keluarga yang menderita bells palsy.
Tidak ada tes khusus untuk mengetahui, apakah Anda menderita bells palsy atau tidak. Tapi, biasanya dokter hanya akan melihat wajah Anda dan meminta Anda untuk menggerakkan otot-otot wajah Anda dengan melakukan beberapa cara yaitu menutup mata, mengangkat alis, menunjukkan gigi dan merengut, serta gerakan lainnya.
Jenis pengobatan
Walaupun bells palsy dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan, untuk mempercepat proses pemulihan, biasanya dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa pengobatan, seperti berikut:
1. Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu Anda dalam mengurangi pembengkakan pada syaraf wajah dan juga dapat membuat Anda merasa nyaman terutama di sekitar wajah. Namun, kortikosteroid baru dapat bekerja dengan baik jika gejala mulai muncul pada beberapa hari.
2. Terapi fisik
Terapi fisik dilakukan jika Anda sudah mengalami lumpuh pada otot. Hal itu disebabkan, otot yang lumpuh dapat menyusut dan menyebabkan kontraktur permanen. Biasanya Anda akan diajarkan untuk memijat dan latihan otot-otot wajah untuk mencegah terjadinya keparahan pada wajah.
3. Operasi
Operasi biasanya digunakan untuk meringankan tekanan pada syaraf wajah, dengan cara membuka bagian tulang yang dilalui oleh syaraf. Namun, operasi dekompresi dapat berisiko cedera pada syaraf wajah dan gangguan pendengaran permanen.
Nah, jika Anda mengalami gejala bell's palsy, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga membantu! (PR)
Ditinjau oleh: dr. Rahajeng A.P
0 Response to "Bells Palsy, Penyakit Apakah Itu"
Post a Comment