6 Cara Bijak Menghadapi Campur Tangan Keluarga Keluarga Setelah Didiagnosis Penyakit




Tidak mudah untuk menghadapi kenyataan setelah menerima diagnosis penyakit tertentu. Misalnya divonis kanker, positif HIV, penyakit jantung, atau penyakit serius lainnya. Selain harus menghadapi gejolak emosi yang campur aduk, Anda juga tentu ingin segera memutuskan jenis pengobatan terbaik untuk dijalani. Namun kadang, campur tangan keluarga dan kerabat dekat justru membuat Anda makin stres. Akibatnya, kondisi Anda malah memburuk.


Lantas, bagaimana cara terbaik untuk menghadapi tekanan tersebut?


Cara bijak menghadapi tekanan dari keluarga dan teman setelah Anda menerima diagnosis penyakit


Sebelum memutuskan jenis pengobatan terbaik untuk dijalani, kebanyakan dokter menyarankan pasiennya untuk berdiskusi dan meminta persetujuan dari pihak keluarga terlebih dahulu. Ini yang kadang membuat saran dan nasihat anggota keluarga jadi terlalu mendominasi rencana Anda. Misalnya, menyarankan untuk ke pengobatan alternatif ini-itu saja yang lebih murah daripada harus rawat inap di rumah sakit. Atau minum racikan jamu A dan B saja karena takut risiko efek samping obatnya.


Tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan semua saran tersebut. Peran keluarga memang penting untuk mendukung kesembuhan Anda, tapi yang perlu diingat keputusan terbaik tetap ada di tangan Anda sebagai orang yang menjalaninya. Jadi, pastikan bahwa Anda tidak sedang merasa tertekan saat memberikan keputusan untuk pengobatan Anda.


Berikut ini adalah cara bijak untuk menghadapi berbagai tekanan yang datang tanpa harus drama tarik urat.


1. Pahami bahwa keluarga Anda sangat perhatian dan ingin membantu


Adu pendapat merupakan hal yang wajar terjadi ketika Anda melibatkan banyak orang dalam merencanakan suatu hal, termasuk rencana pengobatan.


Misalnya, mereka menyarankan untuk minum suplemen herbal keladi tikus atau daun belalai gajah untuk mengobati kanker. Cukup ujarkan terima kasih atas perhatian mereka dan sampaikan bahwa Anda akan mempertimbangkan sarannya.


Apabila Anda merasa kurang sreg dengan saran tersebut setelah mendalaminya lebih lanjut, jangan lantas melampiaskannya dengan amarah atau menolaknya mentah-mentah. Berikan pengertian dengan cara halus tanpa menyinggung perasaan mereka. Anda dapat mengatakan Pak/Bu, dari yang aku sudah baca, pengobatan alternatif ini hanya meredakan sakitnya saja, belum terbukti ampuh untuk menyembuhkan kanker.


Percayalah bahwa semua saran dan nasihat dari keluarga adalah bentuk kasih sayang dan perhatian mereka terhadap Anda.


2. Bersikap tegas


Jika pihak keluarga masih bersikeras menentang keputusan Anda, jangan merasa terpaksa untuk mengabulkan permintaannya. Ingatlah bahwa yang sakit dan akan menjalani pengobatan tersebut adalah Anda sendiri, bukanlah keluarga. Anda tentu ingin yang terbaik untuk menjamin kesehatan diri sendiri.


Katakan secara baik-baik bahwa Anda menghargai saran mereka dan tetap akan menjalani pengobatan sesuai keputusan Anda meski berbeda dari apa yang mereka sarankan. Anda juga tidak perlu menjelaskan secara detil mengenai jenis pengobatan yang Anda pilih. Ini hanya akan memperpanjang perdebatan dan memicu konflik di antara pihak keluarga.


3. Abaikan mereka yang tidak bisa menghargai keputusan mereka


Fokuskan diri Anda hanya untuk memulihkan kesehatan Anda sendiri. Bila pihak keluarga terus menekan hingga membuat Anda stres, tidak ada salahnya sedikit mengambil jarak dengan mereka untuk sementara waktu. Tegaskan bahwa Anda ingin konsentrasi terapi dulu agar bisa cepat sembuh.


Hal ini sah-sah saja untuk dilakukan agar Anda terhindar dari stres. Stres berkepanjangan hanya akan memperburuk kondisi kesehatan Anda.


Meski demikian, menghindar tidak selalu menjadi cara yang tepat untuk menghadapi gejolak emosi menghadapi diagnosis penyakit. Sebab bagaimanapun, menerima segala bentuk tekanan akan membuat Anda belajar untuk lebih kuat menghadapi penyakit yang diderita.


Maka itu, upayakan diri Anda untuk tetap tenang setelah didiagnosis penyakit. Pikiran yang positif akan mempermudah jalan Anda mencapai kesembuhan.


4. Fokus terhadap kesehatan Anda sendiri


Ingat, tidak ada satupun orang yang bisa menyenangkan semua orang. Ini juga berlaku untuk diri Anda saat merencanakan dan mengambil keputusan untuk berobat. Ketika merasa tertekan oleh keputusan pihak keluarga, maka Anda tak perlu bersusah payah untuk menyenangkan orang lain dengan mengorbankan kesehatan Anda sendiri.


Bila Anda merasa sulit untuk mengatakan tidak kepada keluarga, mintalah bantuan dokter yang berwenang untuk menjelaskan keputusan Anda.


5. Alihkan perhatian mereka


Ketimbang harus ikut repot mengurusi jenis pengobatan untuk Anda, ajaklah keluarga untuk memberikan bantuan dengan cara yang lain.


Misalnya dokter menyarankan Anda untuk menjalani diet Mediterania atau diet DASH selama sedang pengobatan. Nah, mintalah bantuan keluarga untuk menyiapkan menu makanan yang sesuai untuk diet tersebut.


Dengan demikian, keluarga Anda tetap terlibat aktif untuk mendukung kesembuhan Anda tanpa harus campur tangan dalam pengobatan utama Anda. Anda juga tak perlu repot-repot tarik urat yang justru bisa menimbulkan masalah baru untuk kesehatan Anda.


6. Tetaplah bersama orang-orang yang mendukung keputusan Anda


Dukungan dari kerabat dekat adalah kunci utama untuk mempercepat kesembuhan setelah mendapat diagnosis penyakit. Dukungan ini bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dukungan secara moral dan emosional.


Jika mulai terasa berat, bersandarlah pada orang yang bisa Anda percaya dan selalu mendukung apapun keputusan Anda. Nasihat-nasihat penyemangat serta kata-kata mutiara yang memotivasi sangat bermanfaat untuk membuat Anda lebih tenang selama menjalani pengobatan.


0 Response to "6 Cara Bijak Menghadapi Campur Tangan Keluarga Keluarga Setelah Didiagnosis Penyakit"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...