Maksimal Berapa Kali Dicaesar
Secara umum yang dimaksud bedah caesar adalah pengeluaran bayi melalui rahim, atau tidak melalui jalan alami. Maksimal berapa kali ibu hamil di operasi caesar?
Perut ibu dibedah, kemudian rahimnya dibedah karena bayi letaknya di dalam rahim yang terletak di dalam perut. Tindakan ini biasanya dilakukan saat usia kehamilan paling tidak 37 minggu, terutama bagi bedah caesar yang terencana.
Di beberapa negara maju, misalnya di Belanda, prosentase bedah caesar kecil yaitu sekitar 9 - 13 persen Di Amerika, sekitar 22 persen. Sayangnya, di Indonesia, prosentasenya masih besar, yaitu lebih dari 50 persen, terutama di rumah sakit-rumah sakit swasta.
Sebetulnya, penyebab perlu dilakukannya bedah caesar tidak banyak, yaitu: bayi besar (sehingga tidak bisa lewat rongga panggul ibu), bayi melintang (kepala di kiri atau kanan) dan tidak bisa diperbaiki, bayi sungsang (tidak semua sungsang, ada kriteria tertentu, sebagian besar sungsang lahir alami), letak ari-ari di bawah (plasenta previa ), dan ibu yang bersangkutan sudah dua kali menjalani bedah caesar. Faktor penyebab terakhir, karena sudah dua kali diiris, risikonya terlalu besar bagi rahim untuk robek. Atau, kemungkian ibu yang bersangkutan bisa melahirkan secara alami hanya 1 - 2 persen
Kalau ibu baru satu kali bedah caesar, silakan saja melahirkan alami. Umumnya keberhasilannya 70 - 80 persen. Jadi, sekali dibedah caesar tidak selalu harus caesar lagi. Biasanya, kita lihat saat proses persalinan. Kalau lancar, silakan melahirkan normal, toh ada keberhasilan 70 persen. Kalau macet, baru bedah caesar. Tidak terlambat, masih ada waktu. Kegagalan memang bisa terjadi, misalnya karena proses persalinan tidak maju atau macet akibat tali pusat pendek.
Alasan seperti bayi terlilit tali pusat bukan indikasi harus dilakukan bedah caesar . Satu dari tiga ibu bersalin mengalami bayinya terlilit tali pusat. Pada dasarnya dokter harus jujur; benar-tidak perlu dibedah caesar ?
Jarak yang dekat antara kehamilan satu dengan yang lain juga bukan indikasi harus bedah caesar. Dulu, lima tahun setelah bedah caesar, ibu bersangkutan diminta tidak hamil dahulu. Kemudian, waktu berkurang menjadi tiga tahun, dua tahun, dan akhirnya, sekarang, setelah setahun ibu boleh hamil lagi.
Bedah caesar berulang bisa terjadi. Misalnya, bayi besar dan panggul ibu sempit sehingga setiap kali melahirkan harus bedah caesar . Umumnya, bedah caesar dibatasi sampai tiga kali. Namun, tidak berarti tidak boleh lebih dari tiga kali. Kalau bisa, janganlah. Semakin sering dibedah, keadaan di dalam tubuh ibu semakin semrawut. Di luarnya sih bagus, tapi di dalam bisa terjadi banyak perlekatan. Ibaratnya, kalau jalan itu banyak alang-alangnya. Akibatnya, ada risiko memotong kandung kemih atau organ lain.
Dokter pun harus ekstra hati-hati pada ibu-ibu yang sudah menjalani bedah caesar berulang, karena tidak lagi leluasa melakukan tugasnya. Seandainya pasien tahu akan terjadi keadaan ini, sangat sedikit yang ingin menjalani bedah caesar.
Perlekatan di dalam tubuh sulit didiagnosa. Sulit mengukur apakah penyembuhannya bagus atau tidak, selain perutnya dibuka lagi untuk dilihat. Tapi siapa yang mau?
Hal yang penting diingat agar cepat pulih dari bedah caesar, juga proses persalinan alami, adalah kondisi ibu harus prima. Misalnya, kadar haemoglobin atau Hb-nya antara 11-12 mm/Hg. Jadi, persiapkanlah diri dengan baik sebelum persalinan.
Selain itu indikasi bedah caesar harus tepat. Jangan, sedikit-sedikit bedah caesar. Cobalah dari awal jeli memilih dokter dan rumah sakit. Kalau memang ada indikasi tepat, silakan bedah caesar. Dokter harus jujur, apa yang sebenarnya terjadi, ya itu yang dikatakan pada pasien.
Pasien pun harus dididik agar tahu seperti apa indikasi bedah caesar yang tepat itu. Kalau perlu, carilah second opinion, atau bahkan third opinion. Memang tidak mudah. Soalnya, kalau second opinion -nya salah, ya bedah caesar juga akhirnya.
Perut ibu dibedah, kemudian rahimnya dibedah karena bayi letaknya di dalam rahim yang terletak di dalam perut. Tindakan ini biasanya dilakukan saat usia kehamilan paling tidak 37 minggu, terutama bagi bedah caesar yang terencana.
Di beberapa negara maju, misalnya di Belanda, prosentase bedah caesar kecil yaitu sekitar 9 - 13 persen Di Amerika, sekitar 22 persen. Sayangnya, di Indonesia, prosentasenya masih besar, yaitu lebih dari 50 persen, terutama di rumah sakit-rumah sakit swasta.
Sebetulnya, penyebab perlu dilakukannya bedah caesar tidak banyak, yaitu: bayi besar (sehingga tidak bisa lewat rongga panggul ibu), bayi melintang (kepala di kiri atau kanan) dan tidak bisa diperbaiki, bayi sungsang (tidak semua sungsang, ada kriteria tertentu, sebagian besar sungsang lahir alami), letak ari-ari di bawah (plasenta previa ), dan ibu yang bersangkutan sudah dua kali menjalani bedah caesar. Faktor penyebab terakhir, karena sudah dua kali diiris, risikonya terlalu besar bagi rahim untuk robek. Atau, kemungkian ibu yang bersangkutan bisa melahirkan secara alami hanya 1 - 2 persen
Kalau ibu baru satu kali bedah caesar, silakan saja melahirkan alami. Umumnya keberhasilannya 70 - 80 persen. Jadi, sekali dibedah caesar tidak selalu harus caesar lagi. Biasanya, kita lihat saat proses persalinan. Kalau lancar, silakan melahirkan normal, toh ada keberhasilan 70 persen. Kalau macet, baru bedah caesar. Tidak terlambat, masih ada waktu. Kegagalan memang bisa terjadi, misalnya karena proses persalinan tidak maju atau macet akibat tali pusat pendek.
Alasan seperti bayi terlilit tali pusat bukan indikasi harus dilakukan bedah caesar . Satu dari tiga ibu bersalin mengalami bayinya terlilit tali pusat. Pada dasarnya dokter harus jujur; benar-tidak perlu dibedah caesar ?
Jarak yang dekat antara kehamilan satu dengan yang lain juga bukan indikasi harus bedah caesar. Dulu, lima tahun setelah bedah caesar, ibu bersangkutan diminta tidak hamil dahulu. Kemudian, waktu berkurang menjadi tiga tahun, dua tahun, dan akhirnya, sekarang, setelah setahun ibu boleh hamil lagi.
Bedah caesar berulang bisa terjadi. Misalnya, bayi besar dan panggul ibu sempit sehingga setiap kali melahirkan harus bedah caesar . Umumnya, bedah caesar dibatasi sampai tiga kali. Namun, tidak berarti tidak boleh lebih dari tiga kali. Kalau bisa, janganlah. Semakin sering dibedah, keadaan di dalam tubuh ibu semakin semrawut. Di luarnya sih bagus, tapi di dalam bisa terjadi banyak perlekatan. Ibaratnya, kalau jalan itu banyak alang-alangnya. Akibatnya, ada risiko memotong kandung kemih atau organ lain.
Dokter pun harus ekstra hati-hati pada ibu-ibu yang sudah menjalani bedah caesar berulang, karena tidak lagi leluasa melakukan tugasnya. Seandainya pasien tahu akan terjadi keadaan ini, sangat sedikit yang ingin menjalani bedah caesar.
Perlekatan di dalam tubuh sulit didiagnosa. Sulit mengukur apakah penyembuhannya bagus atau tidak, selain perutnya dibuka lagi untuk dilihat. Tapi siapa yang mau?
Hal yang penting diingat agar cepat pulih dari bedah caesar, juga proses persalinan alami, adalah kondisi ibu harus prima. Misalnya, kadar haemoglobin atau Hb-nya antara 11-12 mm/Hg. Jadi, persiapkanlah diri dengan baik sebelum persalinan.
Selain itu indikasi bedah caesar harus tepat. Jangan, sedikit-sedikit bedah caesar. Cobalah dari awal jeli memilih dokter dan rumah sakit. Kalau memang ada indikasi tepat, silakan bedah caesar. Dokter harus jujur, apa yang sebenarnya terjadi, ya itu yang dikatakan pada pasien.
Pasien pun harus dididik agar tahu seperti apa indikasi bedah caesar yang tepat itu. Kalau perlu, carilah second opinion, atau bahkan third opinion. Memang tidak mudah. Soalnya, kalau second opinion -nya salah, ya bedah caesar juga akhirnya.
0 Response to "Maksimal Berapa Kali Dicaesar"
Post a Comment