Kenali dan Atasi Gejala Pneumonia
loading...
Read Also
Gejala pneumonia bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai kegagalan pernapasan dan tekanan darah yang sangat rendah atau dikenal dengan istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan timbul secara bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh.
Namun, umumnya gejala pneumonia adalah demam, batuk, sesak napas, serta napas dan nadi cepat. Seperti gejala penyakit standar, bukan? Ya, itu sebabnya Anda harus memastikan dengan meminta diagnosa dari dokter anak.
Diagnosa pneumonia akan jelas apabila:
- Terdengar napas yang kasar, dan jika diperiksa dengan stetoskop akan terdengar suara yang lemah.
- Hasil Rontgen dada menunjukkan ada bagian yang berwarna putih-putih di bagian kiri atau kanan paru.
- Terdeteksi ada bakteri atau jamur pada pengujian sampel dahak (sputum). Sayangnya pengujian ini sulit sekali dilakukan pada anak.
- Hasil tes darah menunjukkan peningkatan sel darah putih dengan dominasi netrofil untuk pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri. Bila peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit, sangat mungkin pneumonia karena virus.
- Pneumonia berat ditandai dengan batuk yang disertai kesulitan bernapas. Napas sesak, bayi tampak menarik perut dalam-dalam saat bernapas.
- Pneumonia sangat berat ditandai dengan batuk dan kesulitan bernapas disertai gejala sianosis sentral, yakni dada atau perut, bibir dan lidah bayi berwarna kebiruan, bahkan sampai sulit minum.
Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)
Usia anak Napas Normal Napas Cepat
02 bulan 3050 per menit > 60 per menit
2-12 bulan 25-40 per menit > 50 per menit
1-5 tahun 20-30 per menit > 40 per menit
Selama rawat inap, bayi akan diberi oksigen dan antibiotik, juga dipasang infus untuk makanan dan cairan. Pemberian oksigen harus dilakukan untuk membantu aliran oksigen yang kurang ke paru. Sedangkan pemberian jenis antibiotikanya, tergantung kemungkinan bakteri dan jenis pola kuman di rumah sakit tempat dia dirawat. Untuk pneumonia yang dicurigai karena jamur maka diberikan anti-jamur.
Cegah tangkal! Faktor risiko pneumonia terjadi karena daya tahan tubuh bayi kurang baik, lingkungan kurang sehat, gizi kurang atau buruk, serta kurangnya imunisasi. Itu sebabnya, untuk mencegah pneumonia diperlukan perbaikan yang menyeluruh. Artinya, kita harus membentuk kekebalan tubuh anak sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan menjaga keseimbangan nutrisi, cukup istirahat dan rutin olah tubuh. Pemberian ASI terbukti mampu menurunkan angka terkena penyakit pneumonia pada bayi dan balita. Selain itu, pada anak di bawah usia satu tahun diperlukan imunisasi dasar yang lengkap sehingga daya tahan tubuhnya baik. Dahulukan imunisasi wajib daripada imunisasi anjuran. Salah satu imunisasi yang dianjurkan adalah imunisasi yang khusus untuk menangkis pneumonia, yaitu HiB (Haemophilus Influenzae type B) dan pneumokokus. Imunisasi ini diberikan sebanyak tiga kali dalam kurun waktu satu tahun.
loading...
0 Response to "Kenali dan Atasi Gejala Pneumonia"
Post a Comment