3 Tanda Penyakit Jantung yang Sudah Mengintai di Usia Muda




Salah satu penyebab terjadinya pergeseran usia dalam kejadian penyakit kardiovaskuler adalah perkembangan penyakit yang dimulai lebih awal. Kerusakan pembuluh darah memerlukan waktu yang lama untuk menimbulkan suatu gejala penyakit jantung, tetapi hal ini dapat dimulai dari usia remaja bahkan anak-anak. Faktor risiko seperti obesitas dan gaya hidup tidak sehat sudah dapat ditemukan pada usia muda. Akibatnya, kerusakan pembuluh darah sudah terjadi secara perlahan dan penyakit kardiovaskuler akan lebih cepat terjadi pada usia dewasa.


Berikut beberapa tanda perkembangan penyakit kardiovaskuler yang harus diwaspadai pada usia muda.


1. Tekananan darah tinggi


Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu gangguan yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.  Mendeteksi hipertensi pada usia muda cenderung sulit karena dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Tekanan darah sistolik normal pada bayi dan balita sekitar 80-110, usia anak-anak sekitar 85-120 sedangkan pada usia remaja sekitar 95-140. Seorang anak dikatakan mengalami hipertensi jika konsisten memiliki tekanan darah mendekati batas atas atau lebih tinggi dari batas normal tersebut setelah tiga kali pengukuran dalam waktu yang berbeda.  


Hipertensi primer sering ditemukan pada usia remaja dan memiliki faktor risiko yang sama pada umumnya; obesitas, pola konsumsi dan gaya hidup tidak sehat. Namun pada usia anak-anak atau lebih muda, terdapat kemungkinan penyebab hipertensi sekunder seperti gangguan endokrin, penyakit ginjal, kelainan jantung bawaan, tekanan intracranial, efek samping obat, dan racun.


Hipertensi pada usia muda sering kali tidak menimbulkan gejala akut, namun dapat menyebabkan sakit kepala, mimisan, serta penurunan kemampuan akademis dan olahraga. Jika tidak diatasi, baik hipertensi primer maupun sekunder dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pembuluh darah lebih cepat dan hal ini dapat berdampak terhadap sistem saraf pusat (stroke), gangguan fungsi jantung, dan gagal ginjal saat dewasa.


2. Hiperkolesterolemia


Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan awal dari perkembangan penyakit jantung koroner dan hal ini, tanpa disadari, sudah dimulai sejak masa anak-anak. Peningkatan kadar kolesterol sudah dapat terlihat saat anak akan memasuki usia remaja (9-11 tahun) dan biasanya kembali meningkat pada usia remaja akhir (17-21 tahun). Hiperkolesterolemia pada anak lebih mungkin terjadi jika:



  • Terdapat riwayat penyakit jantung orangtua

  • Mengalami kegemukan

  • Tekanan darah di atas normal seusianya

  • Memiliki diabetes

  • Merokok dan terpapar asap rokok


Penanganan kolesterol pada anak sangat diperlukan untuk mencegah penyakit jantung sejak dini. Oleh karena itu, jika anak sudah memiliki faktor risiko, disarankan untuk memeriksakan kadar kolesterol darah pada usia anak-anak (di bawah 10 tahun) serta awal dan akhir usia remaja. Kadar kolesterol total (TC) yang aman pada anak sekitar kurang dari 170mg/dL. Jika kadar TC sekitar 170-199mg/dL diperlukan pemeriksaan berulang, sedangkan jika kadar TC >200mg/dL diperlukan pemeriksaan lanjut dan konsumsi obat.


Meskipun demikian, utamakan perbaikan pola makan dan pola aktivitas jika anak Anda berisiko mengalami hiperkolesterolemia. Hal ini dilakukan dengan pengurangan asupan lemak, karbohidrat dan gula dari asupan harian. Sebagai gantinya, tingkatkan asupan protein, serat, vitamin dan mineral terutama dari sayur dan buah.  


3. Arterosklerosis


Arterosklerosis dapat terjadi jika kadar kolesterol darah tidak terkendali hingga menimbulkan plak pada pembuluh darah. Perkembangan arterosklerosis cenderung lama namun dapat dimulai pada masa anak-anak. Faktor risiko arterosklerosis pada anak pada umumnya sama dengan faktor risiko hiperkolesterolemia pada  anak. Namun setiap faktor risiko seperti obesitas, hipertensi dan gaya hidup tidak sehat akan mempercepat kerusakan pembuluh darah. Arterosklerosis saat usia anak-anak adalah pemicu utama penyakit jantung dan stroke pada individu dewasa yang berusia 20-30 tahun.


Kadar kolesterol darah abnormal pada anak adalah pertanda perkembangan arterosklerosis. Berikut hasil pemeriksaan kolesterol abnormal yang memerulkan penanganan segera:



  • Kadar kolesterol total (TC) >200mg/dL

  • Kadar kolesterol LDL >130 mg/dL

  • Kadar kolesterol HDL <40mg/dL

  • Kadar Trigliserida (TG) >130mgdL


Penanganan arterosklerosis dan kadar kolesterol abnormal pada anak dilakukan secara bertahap seperti berikut:



  1. Perubahan pola makan dan aktivitas menekan konsumsi harian lemak, karbohidrat dan gula berlebih serta lebih banyak mengonsumsi protein ikan, sayur dan buah. Anak juga dianjurkan aktif 30-60 menit/hari dalam 4-6 hari/minggu. Upaya perbaikan sebaiknya dilakukan secara perlahan dan konsisten karena harus dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

  2. Suplementasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serat dan omega-3 yang bermanfaat dalam mengendalikan kadar kolesterol LDL. Anak juga tetap dinjurkan memperoleh serat dari sayur dan buah serta omega-3 dari ikan berminyak.

  3. Pemberian obat pada umumnya dokter akan memberikan obat dengan jenis Statin namun upaya pengobatan tidak bertujuan untuk mengatasi arterosklerosis melainkan hanya untuk mengendalikan faktor risiko. Pemberian obat adalah langkah terakhir jika perbaikan gaya hidup dan suplementasi setelah 6-12 bulan tidak membantu menurunkan kadar kolesterol total atau kadar trigliserida yang terlalu tinggi.


0 Response to "3 Tanda Penyakit Jantung yang Sudah Mengintai di Usia Muda"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...