Orangtua Overprotektif Ini Efeknya
Memiliki seorang anak yang beranjak dewasa memberikan tantangan baru bagi para orangtua. Ketika orangtua kurang mempercayai buah hatinya biasanya mereka cenderung bersikap overprotektif. Bagi anak yang sedang beranjak dewasa dan memasuki usia remaja, hal ini dapat menyebabkan pemberontakan dan perilaku defensif karena adanya perasaan tidak dipercayai oleh orangtuanya sendiri.
Sejalan dengan usia anak, ketergantungan mereka terhadap orangtua sedikit demi sedikit akan berkurang. Jika pada masa pertumbuhan anak sangat bergantung pada orang tuanya, tidak demikian halnya ketika mereka beranjak dewasa. Mereka sudah lebih mandiri karena sedang mengalami proses transisi menjadi manusia dewasa dan sedang berusaha membentuk identitas diri. Di sinilah biasanya banyak terjadi pertentangan antara orang tua dan anak. orangtua mungkin kerap bereaksi berlebihan dengan bersikap lebih overprotektif dan memegang kendali atas remaja mereka. Hal ini tidak salah karena orang tua memiliki ketakutan akan adanya paparan pengaruh masa remaja yang buruk seperti narkoba, alkohol, kekerasan, seks bebas dan ancaman pelecehan seksual.
Agar kontrol dari orangtua tidak menjadi bumerang di masa remaja anak, maka orang tua perlu membedakan antara keterlibatan di kehidupan anak dalam porsi yang sehat dan sikap yang terlampau overprotektif. Beberapa akibat dari sikap orangtua yang terlalu overprotektif dapat meliputi:
1.Munculnya rasa kurang percaya diri dalam diri anak
Orangtua yang terlalu overprotektif dapat membuat anak merasa dirinya tidak mampu menghadapi berbagai tantangan hidup secara mandiri, sehingga lama-kelamaan anak akan merasa tidak percaya diri akibat kurangnya rasa percaya orangtua akan dirinya. Ketiadaan kebebasan untuk berbuat salah dan mengatasi masalah sendiri pada akhirnya dapat menghalangi kemampuan anak untuk meraih kesuksesan tanpa campur tangan orangtua.
2.Adanya ilusi kontrol yang membuat para orangtua tertipu akan kondisi anak sebenarnya
Orangtua yang terlalu overprotektif cenderung akan merasa memiliki pegangan yang aman akan anaknya, dan melihat bahwa anak sedang berada dalam kondisi yang aman dan terlindungi. Alhasil, para orangtua dapat salah menilai bahwa anak berada dalam kondisi patuh, sementara anak terus memberontak seiring dengan pertambahan usia. Saat orangtua sudah menyadarinya, biasanya kondisi ini sudah terlambat dan anak sudah tidak terkontrol lagi.
3.Anak akan menjadi lebih nekat
Memasuki usia remaja, anak yang terlalu dikekang oleh orang tua akan menghabiskan lebih banyak waktu di luar pengawasan orangtua. Kebebasan yang luput dari pengetahuan orang tua ini justru membuat anak semakin nekat dan berani mencoba hal-hal yang ekstrem demia alasan pembuktian diri karena orangtua yang tidak mempercayai dirinya.
Selain itu, kemungkinan besar anak terlibat akan seks bebas, obat-obatan terlarang dan minum minuman keras juga terbukti terjadi pada anak-anak dengan orang tua yang terlalu protektif pada anaknya, menurut TVOParents.com. Hal ini akan dilakukan anak dengan sengaja karena anak ingin mengetes sejauh mana orangtuanya akan bersabar akan sikap mereka yang tidak bertanggung jawab. Orangtua yang overprotektif biasanya akan mengambil alih konsekuensi kesalahan anak remaja sebagai tanggung jawab mereka. Untuk mengatasinya, Thrivingfamily.com menyarankan pada orangtua untuk mengajak anak berkomunikasi mengenai konsekuensi-konsekuensi dari perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
4.Kesadaran diri akan nilai diri anak tidak akan terbentuk secara maksimal
Para orangtua yang terlalu melindungi dan mengekang anaknya dapat berkontribusi pada kesadaran diri anak akan nilai dirinya. Hal ini dapat terjadi karena anak tidak diizinkan menghadapi masalahnya sendiri tanpa campur tangan orangtua. Kemampuan anak mengatasi masalah secara independen sebagian besar akan dipengaruhi oleh kemampuan mereka menilai diri secara lebih positif.
Ditinjau oleh: Agustina, M.Psi, Psikolog
0 Response to "Orangtua Overprotektif Ini Efeknya"
Post a Comment