Imunisasi Polio, Manfaat, Jadwal Pemberian dan Efek Samping

loading...

Polio atau poliomyelitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio (poliovirus).  Virus ini biasanya menyebar dari orang ke orang melalui tinja yang terinfeksi. Virus polio juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang mengandung kotoran manusia dan kadang dari air liur yang terinfeksi.

Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan menginfeksi usus. Infeksi virus polio terjadi di dalam saluran pencernaan yang menyebar ke kelenjar limfe regional, sebagian kecil menyebar ke sistem syaraf pusat. Bagian syaraf yang diserang adalah syaraf motorik otak. Inilah yang menyebabkan kelemahan otot, bahkan kelumpuhan permanen pada penderita polio.

Pada tahun 2014,  Indonesia sudah dinyatakan bebas polio oleh WHO. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia ini masih meminta kita untuk melakukan upaya imunisasi, mengingat masih mungkin virus datang dari negara-negara yang belum bebas polio. Untuk mempertahankan status bebas polio, pemerintah Indonesia giat melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).

Apa itu imunisasi polio?

Pemberian imunisasi polio bertujuan  untuk membentuk kekebalan  tubuh terhadap virus polio. Vaksin polio berisi virus polio yang sudah dilemahkan. Keberadaan virus polio yang lemah tersebut, tidak dapat menginfeksi tubuh, namun akan merangsang tubuh membentuk antibodi sebagai respons imun untuk melawannya. Ketika antibodi sudah terbentuk, maka apabila virus polio datang menyerang di kemudian hari, maka akan langsung dibunuh dan tidak sampai menimbulkan penyakit polio.

Terdapat dua macam vaksin polio, yaitu vaksin virus polio oral (OPV = Oral Polio Vaccine) dan Incativated Polio Vaccine (IPV). Di Indonesia yang sering digunakan adalah OPV.  Vaksin polio oral mengandung virus yang sudah dilemahkan.  Vaksin polio oral diberikan dengan cara diteteskan ke mulut sedangkan vaksin IPV diberikan dengan cara disuntikkan.

Jadwal Pemberian

Sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal,  tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.

Efek samping Imunisasi Polio

Biasanya tidak terdapat efek samping yang berati. Efek Samping yang umum dialami setelah imunisasi polio :

- Kadang-kadang terjadi peningkatan suhu (demam) beberapa jam setelah injeksi.

- Sakit, merah dan bengkak di tempat suntikan

- Pengerasan kulit pada tempat suntikan, yang biasanya cepat hilang.

Jika reaksi ringan terjadi, mungkin selama 1 atau 2 hari saja. Efek Samping yang amat jarang yaitu reaksi alergi parah. 

Efek samping dapat dikurangi dengan minum lebih banyak air, kompres dingin pada lokasi penyuntikan, memberikan parasetamol kepada anak Anda untuk mengurangi nyeri atau demam (perhatikan dosis yang dianjurkan menurut usia anak Anda). Jika reaksi parah atau berkelanjutan, atau jika Anda khawatir, silakan hubungi dokter atau rumah sakit Anda.

Yang perlu diperhatikan sebelum imunisasi

Anak tidak boleh diberikan imunisasi polio, jika berada dalam kondisi ini:

- Anak sedang demam.

- Anak sedang mengalami diare.

- Anak yang memiliki masalah defisiensi sistem kekebalan tubuh (lemahnya sistem imun).

- Anak yang sedang menjalani pengobatan imunosupresif (obat yang dapat menekan sistem imun).

Beritahukan dokter, perawat atau bidan bila Anak pernah mengalami reaksi parah terhadap vaksin manapun, atau pernah mengalami alergi parah terhadap komponen vaksin manapun (misalnya, neomisin).


Ditulis oleh dr. Jezy Reisya Pranasari

loading...

Related Posts

0 Response to "Imunisasi Polio, Manfaat, Jadwal Pemberian dan Efek Samping"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel